TechnoBusiness Insights
Begini Dampak Festival Belanja Akhir Tahun terhadap Ekonomi
Festival belanja akhir tahun berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara.
Published
3 years agoon
Singapura, TechnoBusiness Insights ● Setiap tanggal unik sepanjang kuartal empat hampir semua e-commerce di dunia, termasuk Asia Tenggara, menggelar festival belanja akhir tahun: 10.10, 11.11, 12.12. Selain festival belanja, ada juga yang menamainya pesta belanja online.
Dalam festival belanja akhir tahun itu, biasanya segenap e-commerce menawarkan harga promo yang jauh lebih “miring” ketimbang biasanya. Bahkan, ada yang sampai memberikan promo nyaris gratis untuk produk yang normalnya berharga sekian dolar.
Baca Juga: Nilai Pasar Kartu Hadiah dan Insentif Indonesia 2021 Capai US$1,57 Miliar
Itu sebabnya, konsumen selalu menunggu momen-momen festival belanja akhir tahun tiba. Momen-momen itu juga ditunggu oleh para pedagang untuk menjual produk lebih banyak meski dengan harga lebih murah. Prinsipnya, untung sedikit tapi volume penjualannya banyak.
Tahun ini, para pedagang di Asia Tenggara juga sudah menanti momen-momen menarik itu. Menurut studi Lazada, salah satu e-commerce terkemuka di kawasan regional ini yang kini sahamnya dimiliki oleh Alibaba Group Holding Ltd. (NYSE: BABA), optimisme para pedagang meningkat.
Dalam studi Digital Commerce Confidence Index yang dirilis Lazada Insider pada kuartal 3/2021 tersebut diungkapkan bahwa lebih dari 76% penjual online di Asia Tenggara optimistis tentang prospek pertumbuhan meski kondisi ekonomi masih penuh tantangan.
“Berkat optimisme yang semakin besar, penjual online aktif merekrut tenaga kerja.”
Persentase itu meningkat dari perkiraan sebelumnya (pada Agustus 2021) yang sebesar 70%. Wajar saja, selain karena perubahan perilaku pasar yang semakin digital, optimisme itu juga didorong oleh jumlah konsumen digital di kawasan yang tumbuh pesat.
Berdasarkan laporan Facebook dan Bain & Company pada Mei 2021, jumlah konsumen digital di Asia Tenggara yang berusia di atas 15 tahun naik dari 320 juta pada 2020 menjadi 350 juta (bahkan bisa sampai 380 juta) pada sepanjang tahun ini.
Kenaikan jumlah konsumen itulah yang menjadi modal dasar optimisme bagi para penjual online tersebut. “Berkat optimisme yang semakin besar, penjual online aktif merekrut tenaga kerja pada kuartal 4/2021,” kata Magnus Ekbom, Chief Strategy Officer Lazada Group.
Baca Juga: Purchasing Managers Index Manufaktur Indonesia Lampaui China
Dengan melibatkan 900 penjual sebagai responden di enam pasar utama Asia Tenggara, yakni Indonesia, Filipina, Thailand, Vietnam, Malaysia, dan Singapura, survei yang dilakukan pada akhir kuartal 3/2021 menyebutkan 79% penjual online ingin meningkatkan inventori.
Demi festival belanja akhir tahun, 47% penjual online juga ingin merekrut lebih banyak tenaga kerja. Peningkatan inventori dan jumlah tenaga kerja (yang kuartal sebelumnya sebesar 73% dan 40%) tentu akan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi di masing-masing negara.
Selain pertumbuhan ekonomi, menurut COO Lazada Group Raymond Yang, festival belanja akhir tahun dapat menjadi tolok ukur baru bagi pertumbuhan bisnis. Pun, menjadi peluang untuk menjangkau pelanggan dan memperoleh konsumen baru.
Selama kuartal 3/2021, beberapa kategori produk mengalami kenaikan penjualan dibanding kuartal sebelumnya. Penjual online barang-barang umum yang mengaku mengalami kenaikan omzet penjualan sebesar 10% ada 79%, penjual elektronik ada 76%, dan penjual FMCG ada 53%.
Teks: TechnoBusiness Insights
Data: Lazada Insider, November 2021
Foto: Lazada Indonesia