Published
8 years agoon
DHAKA, BANGLADESH – Nokia, vendor teknologi telekomunikasi global asal Finlandia, sepakat membantu operator telekomunikasi seluler lokal Bangladesh, Teletalk, untuk memperluas jangkauan layanan. Langkah itu diperlukan mengingat hampir 70% wilayah Bangladesh, seperti Ibu Kota Dhaka, Rajshahi, Mymensingh, Sylhet, Khulna, dan Barisal, belum belum terjangkau koneksi 2G dan 3G.
Berbekal teknologi Single Radio Access Network (RAN), Nokia siap mengatasi keterbelakangan jaringan telekomunikasi di Bangladesh hanya dengan satu platform. Di samping mengoneksikan dengan jaringan 2G dan 3G, Single RAN Nokia juga mampu melanjutkan konektivitas ke 4G. Selain itu, juga membantu operator mengurangi biaya untuk energi dan menurunkan emisi CO2.
Kerja sama bernilai EUR30 juta ini akan berlangsung selama dua tahun ke depan. “Dengan inisiatif ini, kami yakin dapat menaikkan bar untuk kualitas unggul dan konsisten atas layanan pelanggan kami,” ungkap Gias Uddin Ahmed, Managing Director Teletalk, kepada TechnoBusiness, Rabu (24/1). “Kami sangat senang memperpanjang kerja sama dengan Nokia untuk membangun negara.”
Memang kerja sama antara Nokia dan Teletalk ini bukan yang pertama. Kedua perusahaan telah lama menjalin hubungan bisnis, khususnya pemanfaatan perkembangan teknologi jaringan telekomunikasi. Sebagai produsen teknologi terkemuka, tentu saja Nokia senang dengan kerja sama ini. “Pengalaman global kami memungkinkan Teletalk menawarkan pengalaman tingkat berikutnya kepada para pelanggannya,” kata Head of South Asia Nokia Nicolas Bouverot.
Tidak hanya di Bangladesh, dalam waktu yang sama Nokia juga membantu memodernisasi dan memperluas jaringan 3G dan Long Term Evolution (LTE/4G) Cellcard, operator telekomunikasi di Kamboja. Berbeda dengan Teletalk, teknologi yang digunakan Cellcard lebih maju, karena telah memulai memanfaatkan jaringan 4G sejak 2015.**
—Ahmed Abdul Kareem, TechnoBusiness ● Foto-Foto: Teletalk
[spacer color=”8BC234″ icon=”fa-plus” style=”3″]Data TechnoBusiness
Nokia Corporation merupakan pemimpin teknologi peralatan komunikasi dan perangkat lunak komputasi global yang didirikan oleh Fredrik Idestam, Leo Mechelin, dan Eduard Polon asal Finlandia, pada 12 Mei 1865. Sebelum 2000-an, Nokia amat merajai pasar ponsel di seluruh dunia, yang kini tersungkur ke “kotak kematian” karena tergerus perangkat-perangkat berplatform Android buatan Google. Belakangan ini Nokia lebih fokus menggarap pasar business to business.
Turunkan Rasio Gini dengan Ekonomi Digital
Inilah Tantangan Terbesar Pebisnis Era IoT
Hadapi Kecerdasan Buatan, CEO Harus Beradaptasi!
Indocomtech 2018 Usung Tema “Technology for Everyone”
“Karpet Merah” Mahathir untuk Investor China
Oakley Capital Akuisisi cPanel Inc.
Pola Baru Mengingat Password Ditemukan di China
Berkolaborasi, Strategi Net1 dan Matrix TV Perluas Pasar
Multipolar Technology Tawarkan Solusi HPE SimpliVity 380