Connect with us

ICT

Awas, Setelah WannaCry, Kini Petya!

Published

on

  • Geger virus ransomware WannaCry baru saja berlalu, kini kembali muncul ancaman yang sama bernama Petya.
  • Masyarakat diminta terus mewaspadai sistem elektroniknya dari malware.

 

JAKARTA – Libur Lebaran belum usai ketika pengumuman dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) itu datang. Rabu (28/6) malam, saat masyarakat bagian barat Indonesia baru hendak istirahat, Kominfo mengumumkan kepada media-media bahwa saat ini sedang terjadi serangan virus ransomware mirip WannaCry bernama Petya dalam skala global.

 

Baca Juga: Foursquare Kian Kokoh di Pasar Asia

 

Kominfo menjelaskan bahwa cara kerja virus Petya sama dengan WannaCry yang menggegerkan dunia pada 13 Mei lalu. Artinya, ancaman ransomware itu kembali terjadi hanya dalam satu bulan. “Pemerintah terus memantau dan memitigasi pergerakan dari penyebaran virus Petya di Indonesia,” terang Kominfo dalam siaran persnya.

ID-SIRTII, organisasi di bawah naungan Kominfo, telah mengeluarkan notifikasi kepada para mitra seperti penyelenggara jasa akses internet, penyelenggara NAP, dan kementerian/lembaga. Kepada masyarakat luas, Menteri Kominfo Rudiantara berharap masyarakat melakukan antisipasi. “Sebelum mengaktifkan komputernya, sebaiknya lakukan backup data sekarang,” katanya.

Advertisement

Berikut ini himbauan yang disampaikan Kominfo kepada para pengelola teknologi informasi di berbagai instansi:

  1. Pengelola teknologi informasi menonaktifkan atau mencabut jaringan lokal/LAN sementara sampai dipastikan semua aman.
  2. Backup data ke storage terpisah.

Selain itu, apabila hal di atas telah dilakukan, agar dibiasakan kewaspadaan, yaitu :

  1. Selalu backup data
  2. Gunakan sistem operasi orisinal dan update secara berkala
  3. Install antivirus dan update berkala
  4. Gunakan password yang aman dan ganti berkala

Petya, keluarga pengganda uang saku (ransonware), pertama kali terdeteksi pada Maret 2016. Yang menjadi sasaran virus tersebut yaitu sistem berbasis Microsoft Windows. Virus akan menginfeksi catatan boot master untuk mengenkripsi tabel file NTFS dan menuntut pembayaran untuk pembukaan akses kembali.

Virus itu sebetulnya digunakan untuk melakukan serangan siber global, terutama Ukraina. Walau demikian, virus tersebut menyebar ke banyak negara, dan masyarakat di mana saja dihimbau untuk mem-backup datanya sebagai bentuk antisipasi.

—Anwar Ibrahim, TechnoBusiness ● Foto-Foto: Kominfo, Intimewa

Advertisement