Published
7 years agoon
Jakarta, TechnoBusiness ID ● PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (IDX: TBIG), perusahaan penyedia infrastruktur base transceiver station (BTS) telekomunikasi seluler milik Saratoga Group dan Provident Capital, mengumumkan bahwa per 31 Desember 2017 telah berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp4,02 triliun dan EBITDA Rp3,49 triliun.
Baca Juga: Mengenal Keunggulan Teknologi Sprint Digital 360
Margin EBITDA meningkat 86,9% dan jika hasil pendapatan triwulan keempat 2017 disetahunkan, maka menjadi Rp4,19 triliun dan EBITDA Rp3,63 triliun. Pendapatan itu diperoleh dari 23.018 penyewaan dan 13.509 site telekomunikasi. Site telekomunikasi milik perseroan terdiri dari 13.461 menara dan 48 jaringan DAS.
Dengan total penyewaan pada menara telekomunikasi sebanyak 22.970, maka rasio kolokasi (tenancy ratio) Tower Bersama menjadi 1,71. “Kami dengan bangga mengumumkan tahun pertumbuhan organik yang sangat baik, di mana kami menambahkan 3.009 penyewaan gross yang terdiri dari 925 site telekomunikasi dan 2.084 kolokasi,” kata Hardi Wijaya Liong, CEO Tower Bersama Infrastructure.
Sementara itu, total pinjaman (debt) perseroan yang sudah dilindungnilaikan sebesar Rp18,35 triliun dan total pinjaman senior (net senior debt) sebesar Rp12,40 triliun. Dengan saldo khas yang mencapai Rp407 miliar, maka total pinjaman bersih (net debt)-nya menjadi Rp17,94 triliun dan total pinjaman senior bersih (net senior debt)-nya menjadi Rp12,00 triliun.
Helmy Yusman Santoso, Chief Financial Officer Tower Bersama Infrastructure, mengungkapkan kinerja perseroan selama 2017 telah mengadopsi perubahan kebijakan akuntansi terkait dengan PSAK 16 dan perubahan peraturan pajak pendapatan perusahaan.
“Perubahan ini tidak ada pengaruhnya terhadap pendapatan dan EBITDA perseroan dan tidak akan mengubah perhitungan utang dan covenant perseroan,” ungkap Helmy.●
—Anwar Ibrahim, TechnoBusiness ID ● Foto-Foto: TBIG