Connect with us

Startups

Satu Kata yang “Mematuk” CEO Bukalapak

Published

on

Kata “baru” dalam cuitan kritis Achmad Zaky langsung menyulut kontroversi.

Jakarta, TechnoBusiness ID ● Akhir-akhir ini pendiri sekaligus CEO Bukalapak Achmad Zaky sering mencuitkan tentang peringkat, baik yang terkait dengan perusahaannya maupun tidak.

Pada 6 Februari, misalnya, Zaky, demikian panggilan akrabnya, melalui akun Twitter-nya, ia mencuitkan tentang peringkat tim engineering Bukalapak berdasarkan lulusannya.

Baca Juga: Pasar Ponsel Pintar Kerek Pasar “Mobile Game” Global 

Advertisement

Dalam cuitan yang berjudul “Bukalapak Engineering only” itu mengurutkan 20 perguruan tinggi asal tim engineering Bukalapak berasal lengkap dengan persentasenya.

Menurut Zaky, yang berasal dari UI (Universitas Indonesia) 18%, ITB (Institut Teknologi Bandung) 14%, Telkom 6%, dan seterusnya.

Hari berikutnya, Zaky mencuitkan soal “Bukalapak Design only” dengan mengurutkan 12 asal sekolah atau perguruan tinggi mereka. UI 18%, SMK/A 8%, IPB 7%, dan seterusnya.

Cuitan-cuitan di atas aman-aman saja. Namun, sejak kemarin Zaky sedang apes. Cuitannya terkait besaran anggaran penelitian dan pengembangan (research and development) di berbagai negara membuatnya menjadi “bulan-bulanan” netizen.

Pasalnya, cuitan yang berbunyi “Omong kosong Industri 4.0 kalau budget R&D negara kita kaya gini (2016, in USD)” itu dianggap politis. Sebab, di akhir cuitannya, ia menambahkan “Mudahan presiden baru bisa naikin.”

Advertisement

Baca Juga: Pengguna Facebook Mencapai 2,32 Miliar. Berapa dari Indonesia?

Kalimat terakhir itulah yang kemudian menuai reaksi sebagian netizen—yang diikuti dengan kampanye #uninstallbukalapak. “Kalau tujuannya kritik membangun, dia tdk tambahkan kata “baru”,” tulis Kendro Hendra di laman Facebooknya.

Ada pula yang mengatakan cuitan Zaky tendensius, bahkan tidak sedikit yang bilang Zaky tidak tahu diri. Netizen beralasan, Presiden Joko Widodo amat mendukung perusahaan rintisan (startup), termasuk Bukalapak bahkan hingga menjadi unicorn.

Pada 10 Januari lalu, Presiden Jokowi pun menghadiri ulang tahun Bukalapak yang ke-9 di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta. Kala itu, termasuk lewat Twiiter keesokan harinya, Presiden memuji Zaky.

Seperti biasa, polarisasi politik langsung mengemuka. Maklum, saat ini sedang hangat-hangatnya pesta demokrasi. Para pendukung calon presiden/wakil presiden Joko Widodo-Ma’ruf Amin keberatan dengan cuitan Zaky, sebaliknya pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menyetujuinya.

Advertisement

Perang tagar #uninstallbukalapak versus #installbukalapak tak terhindar. Walaupun, Zaky sudah meminta maaf. “Buat pendukung pak Jokowi, mohon maaf jika ada yg kurang sesuai kata2 saya. Jadi misperception,” kata Zaky dalam cuitan berikutnya.

Hari ini pun, via keterangan singkat yang tersebar di WhatsApp, Zaky kembali meminta maaf. “Saya, Achmad Zaky selaku pribadi dan sebagai salah satu pendiri Bukalapak, dengan ini menyatakan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas pernyataan yang saya sampaikan di media sosial,” ujarnya.

Ia melanjutkan, “Saya sangat menyesali kekhilafan tindakan saya yang tidak bijaksana tersebut dan kiranya mohon dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya.” Permintaan yang tak lantas mendinginkan suasana karena perang antarpendukung pun terus berlangsung.●

Advertisement

—Anwar Ibrahim, TechnoBusiness ID ● Foto-Foto: Ahmad Zaky

 

Continue Reading
Advertisement