Gadget
Rahasia Huawei Pertahankan Pasar Ponsel Global
Published
6 years agoon
Hong Kong, TechnoBusiness ● Samsung dan Apple boleh saja saling berebut posisi puncak, tapi Huawei tetap “anteng” di urutan ketiga perolehan pangsa pasar (market share) ponsel pintar (smartphone) global berdasarkan pengiriman unit (unit shipment)-nya.
Tentu saja, baik Samsung, Apple, Huawei, atau “siapa pun” itu, nomor satu menjadi tujuan. Dari 1,46 miliar perangkat ponsel pintar yang dikirimkan ke seluruh dunia pada 2017, Samsung mencatatkan pengiriman terbanyak pada kuartal 1/2017 dengan persentase 23,3%; mengalahkan Apple yang hanya 14,7%.
Baca Juga: Samsung Member, Strategi Samsung Layani Pelanggan
Pada kuartal 2/2017 dan 3/2017, merek keluaran Samsung Electronics Co. Ltd. (KRX: 005930) yang berbasis di Suwon, Korea Selatan, itu tetap berada di posisi puncak dengan persentase 22,9% dan 22,1%. Sayangnya, Galaxy Note 7 yang gagal karena kualitas baterai yang buruk telah menghunjamkan pangsa pasar Samsung pada kuartal terakhir tahun lalu.
Merujuk pada data IDC Quarterly Mobile Tracker-Final Historical 2017 yang dirilis perusahaan riset pasar International Data Corporation (IDC) asal Framingham, Massachusetts, Amerika Serikat, kegagalan produk itu menjatuhkan posisi Samsung ke posisi kedua dengan pangsa pasar 18,9% pada kuartal 4/2017.
Apple ketiban berkah. Merek besutan Apple Inc. (Nasdaq: AAPL) asal Cupertino, California, Amerika Serikat, itu mendapat limpahan permintaan hingga membukukan pangsa pasar 19,7%, lebih besar daripada yang dicetak Samsung, pada kuartal tersebut. Padahal, pada kuartal 1/2017 Apple hanya menorehkan pangsa 14,7%; kuartal 2/2017 11,8%; dan kuartal 3/2017 12,4%.
Pangsa Pasar Ponsel Pintar Global (Dalam Unit Pengiriman)
Gerak Langkah Huawei
Saling salip antara Samsung dan Apple di posisi puncak sepertinya tak memengaruhi kinerja Huawei. Berdasarkan data IDC, pangsa pengiriman unit ponsel pintar produksi Huawei Technologies Co. Ltd. yang berkantor pusat di Shenzhen, Guangdong, China, itu tetap stabil di urutan ketiga dengan kisaran 10-11% per kuartal tahun lalu.
Namun demikian, tetap stabil bukan berarti tetap aman. Posisi Huawei yang kuat dalam beberapa tahun terakhir ini mulai terancam oleh agresivitas rival-rival senegaranya sendiri seperti Xiaomi, Oppo, dan Vivo. Xiaomi, dipasarkan oleh Xiaomi Corporation berbasis di Beijing, China, terus mengancam posisi Huawei.
Lihatlah grafik IDC, setiap kuartal menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Pada kuartal 1/2017, Xiaomi baru memperoleh pangsa pasar 4,3%. Tapi, pada kuartal 2/2017 angkanya naik jadi 6,2%; lalu 7,5% pada kuartal 3/2017; sedikit menurun jadi 7,2% pada kuartal 4/2017. Pada kuartal 1/2018, yang Huawei mencatatkan pangsa 11,8%; Xiaomi sudah 8,4%.
Artinya, jarak antara Huawei dan Xiaomi setiap kuartalnya semakin dekat. Lantas, apakah Huawei akan menyerah dari Xiaomi, Oppo, dan Vivo? Jika strategi Huawei yang terkesan sangat hati-hati dalam mengeluarkan lini produk seperti selama ini, bisa jadi kompetitor akan segera melibasnya. Walau, tentu saja tidak semudah itu juga.
Sebagai pemain besar, Huawei tahu apa yang harus dilakukan, termasuk berharap banyak dari sub-mereknya, Honor. Beruntung harapan itu tak sirna setelah kinerja penjualannya tumbuh dengan baik. Bahkan, pada semester 1/2018, penjualan Honor secara global naik 150% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Produk terbaru Honor 10 yang sarat inovasi, khususnya dua teknologi andalannya, yaitu desain menawan berkaca 3D dan optik nano serta kamera ganda yang dilengkapi dengan teknologi Artificial Intelligence (AI), terbukti mampu membuat kejutan sekaligus mendongkrak pangsa pengiriman lini produk keluarga Huawei.
Berkat kecanggihan yang diusung, Honor 10 banjir pujian dari berbagai negara. Di Malaysia, menurut keterangan tertulis manajemen Honor, Honor 10 yang dipasarkan melalui situs belanja online Shopee memecahkan rekor penjualan ponsel terlaris sepanjang sejarah.
Di Prancis, pada Mei lalu, Honor 10 menempati posisi sebagai ponsel canggih terlaris kedua untuk kategori produk berharga EUR300-400 di pasar e-commerce dan keenam dari sisi omzet yang diperolehnya. Di Rusia, menurut periset pasar GfK, Honor 10 masuk dalam jajaran ponsel terlaris seharga antara RUB25.000-30.000. Secara global, Honor 10 terserap hingga 3 juta unit hanya dalam tiga bulan sejak peluncurannya.
Oleh karena itu, “Di Honor, kami gembira menyaksikan dedikasi untuk menghadirkan inovasi dan pengalaman pengguna yang unggul dengan harga terbaik, mendapat pengakuan dan antusiasme dari para pengguna di seluruh dunia,” ungkap Presiden Honor George Zhao di Hong Kong, Kamis (12/7).
Pangsa Pasar Ponsel Pintar Global (Dalam Juta Unit Pengiriman)
Pada Mei lalu, terang Zhao, Honor mengalahkan Apple dan menjadi merek nomor dua di Rusia dalam hal omzet. Selama 13 bulan sebelumnya, Honor berada di posisi ketiga. Di India dan Inggris Raya, omzet Honor tumbuh 300%, di Spanyol malah sampai 500%, sepanjang satu semester awal 2018.
Honor juga terus memperluas jangkauan pasar globalnya dengan memperbesar portofolio produk di Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Amerika Latin. Beberapa peluncuran produk penting dilakukan di Indonesia, Thailand, Vietnam, Singapura, Mesir, Pakistan, Meksiko, dan Kolombia tahun ini.
Peluncuran-peluncuran itu melengkapi kesuksesan Honor di negara asalnya, China. Di Negeri Panda, menurut periset pasar Sino-Market Research, Honor berhasil menjual 18,07 juta unit ponsel selama Januari-April 2018. Dalam 618 Shopping Festival yang diadakan JD.com, Honor meraih omzet kumulatif terbesar selama promo 1-18 Juni dan single day pada 18 Juni 2018.
Bertumpu pada Kecanggihan Teknologi
Huawei bukan pemimpin pasar ponsel pintar global. Karena itu, untuk mencuri ceruk yang ada, vendor tersebut harus betul-betul memiliki diferensiasi dan nilai tambah. Terdepan dalam kecanggihan teknologi dan fitur jelas bukan hal yang bisa ditawar-tawar lagi.
Sama halnya dengan Honor 10 yang disematkan teknologi AI dalam kameranya, Honor baru saja memperkenalkan teknologi percepatan pengolahan grafis (graphics processing) yang diklaim cukup revolusioner di Beijing. Teknologi itu diberi nama GPU Turbo yang juga mendapat pujian dari media-media internasional.
“Kinerja grafis yang lebih baik biasanya mengorbankan daya tahan baterai, tetapi kini tidak lagi. GPU Turbo mempersembahkan kinerja gaming yang jauh lebih baik, sembari mengurangi konsumsi daya,” kata Zhao. “Kami merasa terhormat inovasi kami diterima dengan sangat baik oleh para pengulas dan jurnalis di seluruh dunia.”
GPU Turbo merupakan teknologi percepatan pemrosesan grafis untuk perangkat keras dan perangkat lunak secara terpadu. Teknologi tersebut meningkatkan efisiensi pemrosesan grafis hingga 60% sekaligus mengurangi konsumsi energi System on Chip (SoC) sebesar 30%. Dengan begitu, pengguna tidak perlu lagi mengorbankan daya untuk kinerja ponsel canggih seperti yang menjadi kendala bagi, misalnya, pemain game selama ini.
South China Morning Post, surat kabar bisnis berpengaruh di Hong Kong, menyebut, “Huawei [Honor] memanjakan para mobile gamers dengan teknologi ‘turbocharged’ yang mengalahkan semua pesaing, Android dan Apple.” Situs berita teknologi konsumen terbesar di Inggris, Tech Radar, menilai, “Itu [GPU Turbo] jelas teknologi yang mengesankan.”
Perpaduan antara teknologi yang canggih, desain yang menawan, dan harga yang terjangkau, menurut pandangan media bisnis teknologi terkemuka TechnoBusiness, itulah yang menjadi senjata akurat bagi Honor untuk memenangkan persaingan.
Jeffrey Bahar, Group Deputy CEO Spire Research and Consulting, perusahaan riset pasar global yang berkantor pusat di Jepang, berpendapat strategi yang dikedepankan Huawei, baik dari sisi branding dengan menonjolkan sub-merek Honor yang nyaris menyembunyikan core-brand-nya maupun pengemasan produknya yang apik, memang tepat. “Buktinya, penjualan setiap model baru Honor laris manis,” katanya.
Penggunaan sub-merek Honor juga menjadi bagian dari strategi untuk memperkuat pasar Huawei di ranah ponsel pintar global, lanjut Jeffrey, mengingat citra merek (brand image) Huawei sendiri lebih lekat dengan perangkat keras untuk perusahaan (business to business). “Menggunakan merek Honor menjadi jalan pintas bagi Huawei,” kata Jeffrey.
Begitulah Huawei dengan segala strateginya. Kesuksesan Honor juga menjadi keberhasilan Huawei dalam mempertahankan posisinya yang saat ini bertengger di tiga besar pasar ponsel pintar global. Tapi, perkembangan teknologi amat cepat, bisa jadi kinerja kompetitor pun melompat. Sekalipun penjualan merangkak ke atas, Huawei mesti tetap waspada tanpa batas.●
—Philips C. Rubin (US), Abra Matthew (Hong Kong), dan Purjono Agus Suhendro (Indonesia), TechnoBusiness/PRN ● Foto-Foto: Honor
You may like
-
Huawei Siap Bangun Fasilitas Pengisian Daya Kendaran Listrik di Seluruh Indonesia
-
Huawei dan Telkomsel Jalin Kesepakatan Pengembangan Superior City
-
Inilah Bocoran Tarif Royalti Penggunaan Hak Paten Huawei
-
Huawei Perkuat Solusi Perkeretaapian Pintar di Asia Pasifik
-
Pendapatan Huawei Tetap Positif Meski Banyak Tekanan
-
Huawei Mulai Serius Komersialisasi Sistem Operasi MineHarmony
-
Huawei Invests US$150 Million for Seeds for the Future
-
Huawei RuralStar Atasi Keterbatasan Internet di Daerah
-
ITB Raih Dua Grand Prizes di Huawei ICT Competition