Startups
Gilkor, Teknologi Pengukur Tingkat Keramaian Pusat Belanja
Published
7 years agoon
- Kini, tingkat keramaian dan efektivitas promosi ritel di sebuah mal dapat diukur dengan pasti melalui teknologi.
- “Sistem ini akan sangat efektif bagi mal dan ritel.”
Jakarta, TechnoBusiness ID ● Gilkor, perusahaan rintisan (startup) asli Indonesia yang didirikan Sinartus Sosrodjojo, mampu mendata dan menganalisis tingkat keramaian pusat belanja sekaligus interaksi pengunjung dengan tenant yang ada di dalamnya melalui sistem yang disebut Engagement Loyalty System (ELYS).
Baca Juga: Garap Pasar Cloud, Helios Gandeng Microsoft
Sinartus yang juga menjabat sebagai CEO Gilkor menjelaskan bahwa tidak hanya untuk memonitor jumlah pengunjung mal, tapi sistem ELYS All-in-One yang ditawarkannya juga dapat membantu manajemen meningkatkan loyalitas pelanggan.
“Sistem ini akan sangat efektif bagi mal dan ritel untuk mengukur tingkat keramaian dan kesuksesan sebuah program belanja,” ujar Sinartus. Sebab, dengan memindai barcode pada struk belanja dapat melacak secara pasti seberapa tingkat keramaian ritel di dalam mal sampai detail jumlah transaksi dan besaran nilai belanjanya.
Sistem tersebut juga bermanfaat bagi mal dan ritel untuk, misalnya, memberi hadiah kepada para pelanggan paling loyal atau pelanggan dengan nilai belanja terbesar.
Semula Gilkor diperkenalkan sebagai aplikasi promosi untuk pengguna kartu kredit. Namun, mulai 2016 diubah menjadi aplikasi ELYS. Sinartus mengatakan sejak model bisnisnya berubah dua tahun lalu, Gilkor kini telah dipercaya oleh tiga mal besar di Jakarta untuk memantau interaksi pengunjung dan jumlah transaksi yang terjadi di dalamnya.
Ketiga mal itu antara lain Mall of Indonesia, Grand Galaxy Park, dan PIK Avenue. Mulai Februari 2018, sistem ELYS Gilkor juga akan dimanfaatkan oleh pusat belanja premium Pacific Place.
“Sistem Gilkor telah membantu kami dalam menyederhanakan analisis dan mengumpulkan data pelanggan kami,” kata David Hilman, Chief Operating Officer PT Agung Sedayu Retail Indonesia, pengelola Mall of Indonesia. “Sistem ini memungkinkan kami untuk memonitor dan mengambil langkah yang tepat berdasarkan data pelanggan.”
Karena bersifat business to business, Sinartus tidak terlalu muluk-muluk dalam menargetkan jumlah pengguna teknologinya. Menurutnya, setiap tahun bertambah tiga mal baru sebagai pelanggannya sudah cukup.●
—Purjono Agus Suhendro, TechnoBusiness ID ● Foto-Foto: TechnoBusiness ID
You may like
-
Pemerintah Bentuk Yayasan NextICorn. Apa Fungsinya?
-
Mengapa Industri Startup Australia Tak Seagresif di Indonesia?
-
Kini, Ada 310 “Startup” yang Masuk Kategori Unicorn
-
“Ekonomi Startup Termasuk Skema Ponzi!”
-
Inilah 13 Penyebab Utama Kegagalan Startup
-
Zahir Alokasikan Rp100 Miliar untuk Fintech Syariah
-
7 Startup Pengguna AI Berbasis Blockchain
-
Alasan Telkomsel Hadirkan Perpustakaan Digital
-
Skyegrid, Platform Game Streaming Android Pertama