Published
5 years agoon
Inilah dua faktor kunci fintech Singapura unggul dalam meraih pendanaan global.
Singapura, TechnoBusiness ● Perusahaan fintech Singapura dinyatakan lebih unggul dalam meraih pendanaan global dibanding fintech-fintech asal Asia Tenggara lainnya.
Baca Juga: Xiaomi Turut Suntik Mobil Listrik Xpeng Motors US$400 Juta
Berdasarkan laporan “FinTech in ASEAN: From Start-up to Scale-up” yang dirilis United Overseas Bank (UOB), PwC, dan Singapore FinTech Association pekan lalu, fintech Singapura menguasai lebih dari separuh (51%) perolehan pendanaan global fintech seregional.
Iklim regulasi dan bisnis di Singapura lebih kondusif
Perolehan pendanaan global fintech Singapura mengalahkan perusahaan-perusahaan fintech asal Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, Vietnam, dan lain sebagainya.
Apa sebabnya? Menurut UOB, PwC, dan SFA, ada dua faktor kunci yang menjadikan fintech Singapura unggul dalam pendanaan global.
Baca Juga: 10 Destinasi Liburan Keluarga Indonesia Rekomendasi Scoot
Pertama, iklim regulasi dan bisnis di Singapura lebih kondusif dibanding di negara-negara lain di Asia Tenggara.
“Kemapanan sektor fintech di Singapura juga terus menjadikan negara ini sebagai lokasi menarik bagi kalangan perusahaan yang ingin memanfaatkan peluang pertumbuhan di Asia Tenggara,” ungkap Janet Young, Head of Group Channels and Digitalisation UOB.
[nextpage]
Simak berita-berita kami dalam bentuk video di kanal TechnoBusiness TV. Jangan lupa berikan atensi Anda dengan “like, comment, share, dan subscribe“.
Dengan demikian, semakin banyak perusahaan, terutama fintech, di Singapura yang meraih pendanaan tahap awal hingga akhir.
Baca Juga: Jumienten, Chatbot Canggih dari Sprint Asia Technology
Kedua, banyak fintech yang memilih Singapura sebagai basisnya. Sehingga, jumlah fintech di Singapura jauh lebih banyak dibanding di negara-negara lain di Asia Tenggara.
Menurut UOB, PwC, dan SFA, sebanyak 45% dari jumlah fintech di Asia Tenggara berada di Singapura.
Baca Juga: Perkuat Bisnis, Mastercard Akuisisi Transfast
Jeffrey Bahar, Group Deputy CEO Spire Research and Consulting, menyatakan, fakta itu memang tidak terbantahkan.
“Singapura memang telah menjadi pusat keuangan dan investasi global yang nyaman dibanding negara-negara lain di sekitarnya,” ungkap Jeffrey kepada TechnoBusiness Indonesia hari ini.
Atas pertimbangan kenyamanan itu pula, Jeffrey melanjutkan, maka investor-investor startup, termasuk fintech, memilih menanamkan investasinya melalui Singapura.
[nextpage]
“Setelah uangnya masuk ke Singapura, barulah mereka menyebarkannya ke negara-negara lain, termasuk Indonesia,” kata Jeffrey menjelaskan.
Baca Juga: Samsung Kenalkan Fase Teknologi Ponsel Berikutnya
Untuk diketahui, pendanaan dari seluruh dunia ke perusahaan-perusahaan rintisan (startup) Asia Tenggara telah tumbuh 30 kali lipat sejak 2014. Nilainya, merujuk pada laporan UOB, mencapai US$1,14 miliar pada September 2019.
Investor-investor memfokuskan pandangan mereka ke perusahaan-perusahaan rintisan di Asia Tenggara karena fundamental ekonomi kawasan yang kuat dan pasar yang besar.●
—Michael T. Kheilton, TechnoBusiness/PRN ● Foto: Pexels.com
Boost Milik Axiata Ingin Berdayakan 77,6% UMKM di Indonesia
Alokasi Pendanaan Amartha pada 2021 Dipatok Rp2,6 Triliun
Kemkominfo Blokir 4.020 Fintech Ilegal Sepanjang 2018-2019
Luar Biasa, Ternyata Hampir 2.000 Fintech Ilegal
Tarik Pendanaan Global, Fintech Indonesia Kalah dari Vietnam
Praktik Buruk Bisa Pengaruhi Bisnis Fintech
Fintech Pekerja Migran Ini Dapat Pendanaan Senilai US$12 Juta
Mengenal Crowde, Platform untuk Permodalan Petani
Ajisatria Suleiman: “Kenapa Fintech Itu Menarik?”