ICT
Incar US$46 Miliar Pasar CRM, SAP Akuisisi Callidus Software Inc.
Published
7 years agoon
California dan Walldorf, TechnoBusiness ● SAP SE (NYSE: SAP), perusahaan perangkat lunak (software) global yang berbasis di Walldorf, Baden-Wurttemberg, Jerman, akhirnya menyelesaikan proses akuisisi terhadap Callidus Software Inc. (Nasdaq: CALD), perusahaan penyedia aplikasi finansial asal Dublin, California, Amerika Serikat.
Baca Juga: Tak Puas dengan Jawaban Facebook, Kemkominfo Beri Peringatan Kedua
Akuisisi senilai US$2,4 miliar itu akan memperkuat SAP dalam menyediakan solusi-solusi layanan pengalaman pelanggan (intelligence customer experience suite). Sebab, CallidusCloud, layanan yang dipasarkan Callidus Software, telah kokoh di pasar manajemen kinerja penjualan (sales performance management) dan configure-price-quote (CPQ).
Strategi yang akan diambil SAP yaitu mengonsolidasikan layanan CallidusCloud ke dalam portofolio SAP Hybris, bagian dari SAP Cloud Business Group. “Dengan meningkatkan solusi CRM kami dengan CallidusCloud, kami berbagi strategi untuk menyediakan pengalaman pelanggan secara lengkap,” ungkap Rob Enslin, anggota dewan direksi SAP SE dan Presiden SAP Cloud Business Group.
Pada tahun fiskal 2017, CallidusCloud membukukan pendapatan sebesar US$253,1 juta—dengan pendapatan berlangganan senilai US$198,2 juta. Untuk itu, SAP berani mengambil alih Callidus Software dengan konversi US$36 per saham secara tunai. Kedua perusahaan telah melaporkan kepada Bursa Saham Nasdaq atas aksi korporasi tersebut dan meminta penghentian perdagangan untuk kemudian di-delisting.
Akuisisi SAP terhadap Callidus Software itu dinilai positif oleh berbagai analis. Paul Greenberg, pendiri sekaligus Managing Principal The 56 Group, menyatakan dua akuisisi terakhir yang dilakukan SAP, yakni terhadap Gigya Inc.—perusahaan teknologi yang didirikan di Tel Aviv, Israel, tapi berkantor pusat di Mountain View, California, pada akhir 2017—dan Callidus Software merupakan akuisisi terbaik yang dibuat siapa pun dan di mana pun dalam beberapa tahun terakhir.
“Kini, pasar siap menggantikan penerapan legacy karena legacy dapat menjadi rumit untuk digunakan karena ketergantungan mereka pada aturan yang telah dikonfigurasi sebelumnya yang sulit dan mahal untuk dikelola,” tambah Sheryl Kingstone, Research, Customer Experience, dan Commerce Director 451 Research.●
—Philips C. Rubin, TechnoBusiness ● Foto-Foto: SAP
You may like
-
SAP Pamerkan Pelanggan yang Sukses Lakukan Transformasi Bisnis
-
ICS Compute, One Stop Solution for Cloud Services
-
Pencarian Talenta Cloud Berpengalaman Meningkat Pesat
-
Bisnis Layanan Cloud di Asia Tenggara Cenderung Turun
-
Pertumbuhan Bisnis Cloud Mulai Dikhawatirkan, Ini Sebabnya
-
Manfaatkan Equinix Cloud Exchange, DCI Hadirkan DCI CloudConnect