Connect with us

Startups

Kini, Ada 310 “Startup” yang Masuk Kategori Unicorn

Published

on

Amerika Serikat masih mendominasi separuh asal perusahaan unicorn global.

Jakarta, TechnoBusiness ID ● Saat istilah unicorn diperkenalkan pertama kali oleh Aileen Lee, pendiri Cowboy Ventures, pada 2013 untuk menyebut perusahaan-perusahaan rintisan (startup) teknologi dengan valuasi US$1 miliar, yang masuk kategori tersebut baru berjumlah 39 perusahaan.

Baca Juga: Mengenal Istilah dan Asal Usul “Unicorn” dalam “Startup”

Seiring berjalannya waktu, ekosistem startup tumbuh pesat. Kini, enam tahun kemudian, berdasarkan catatan firma riset CB Insights asal New York, jumlahnya sudah mencapai 310 perusahaan dari berbagai belahan dunia.

Advertisement

Total valuasi yang tercipta dari seluruh unicorn itu (19 atau sekitar 6% perusahaan sudah masuk kategori decacorn atau bervaluasi US$10 miliar lebih) sebesar US$1,05 triliun. Ke depan, jumlah dan nilainya diyakini bakal bertambah secara signifikan.

Sebab, tahun lalu saja jumlah startup yang tergabung dalam kategori unicorn bertambah sebanyak 112 perusahaan, naik 58% dibanding periode 2017. Padahal, satu dekade antara 2003 dan 2013, menurut Lee, rata-rata hanya bertambah empat unicorn baru per tahun.

Baca Juga: Aileen Lee, Sosok Pengenal Istilah “Unicorn” dalam “Startup”

Tiga kategori besar penyumbang unicorn terbanyak berasal dari startup perangkat lunak dan layanan internet (24%), e-commerce (13%), dan teknologi finansial/financial technology (10%).

Sayangnya, hampir separuh (49%) perusahaan unicorn masih didominasi oleh startup asal Amerika Serikat. Penyumbang unicorn terbanyak kedua adalah China (26%), diikuti Inggris (6%) dan India (4%).●

Advertisement

—Intan Wulandari, TechnoBusiness ID ● Foto: Istimewa