Connect with us

E-Commerce

Samsung.com Shop, Strategi Samsung Dongkrak Penjualan

Published

on

Jakarta, TechnoBusiness ID · Orang boleh berpikir daya beli menurun. Tapi, sebetulnya, yang terjadi adalah peralihan (shifting) dari pembelian konvensional (offline) ke digital (online).

Buktinya, merujuk pada data PricewaterhouseCoopers, jumlah konsumen belanja online dalam dua tahun terakhir meningkat pesat. Pada Oktober 2017 saja, sudah ada 36% konsumen yang membeli produk secara online setiap bulannya.

Yang terbaru, per November 2018, periset pasar IPSOS Indonesia melaporkan bahwa sebanyak 41% orang menghabiskan waktu untuk membeli barang elektronik dan gadget di platform online.

Baca Juga: Mengapa Pendapatan Acer 2018 Seret?

Advertisement

Semua merasakan berkah dari perubahan pola belanja konsumen dari offline ke online, salah satunya raja ponsel pintar Samsung. Vendor ponsel pintar asal Korea Selatan itu menyatakan penjualan melalui online-nya di Indonesia pada 2018 tumbuh 62% dibanding tahun sebelumnya.

Penjualan Samsung melalui ranah online di Indonesia pada 2018 tumbuh 62% dibanding tahun sebelumnya.

Menurut penjelasan Samsung Electronics Indonesia, pangsa pasar (market share) online-nya pada November 2018 mencapai 60,2%. Sudah lebih besar daripada penjualan offline mereka.

“Samsung memahami bahwa konsumen Indonesia sudah fasih berbelanja secara online, tidak terkecuali dalam membeli perangkat gadget seperti ponsel dan barang elektronik lainnya,” ungkap Elvira Jakub, Corporate Marketing Director Samsung Electronics Indonesia, di Jakarta, Selasa (15/1).

Untuk itu, Samsung merasa perlu memperkuat platform online-nya. Strateginya, yaitu dengan meluncurkan Samsung.com Shop. Dengan begitu, konsumen bisa langsung membeli produk-produk Samsung langsung ke vendornya.

Baca Juga: 27 Juta Orang Amerika Memulai Bisnis Baru

Di platform itu, tidak hanya ponsel pintar, konsumen juga bisa membeli televisi, lemari es, mesin cuci, home appliances, dan aksesori-aksesorinya. Samsung menawarkan pengalaman berbelanja yang nyaman dan pengiriman barang yang cepat.

Advertisement

“Sekarang semua orang beralih berbelanja secara online. Sayang jika peluang itu tidak ditangkap.”

Strategi Samsung itu bagus, walau saat ini sudah menjadi hal yang biasa.

Menurut pengamat e-commerce yang juga CEO TechnoBusiness Indonesia Purjono Agus Suhendro, justru aneh jika perusahaan sebesar Samsung tidak membuka toko online di laman web-nya.

“Sebab, sekarang semua orang beralih berbelanja secara online. Sayang jika peluang itu tidak ditangkap,” ungkap Purjono. “Rival bebuyutannya, LG, sudah melakukannya sejak lama.”

Tidak hanya itu, merek-merek ponsel pintar baru, terutama second brand dari China seperti Honor dari Huawei, Pocophone dan Redmi dari Xiaomi, dan Realme dari Oppo, bahkan sengaja dihadirkan untuk menggarap pasar online.

Baca Juga: Tingkat Kepercayaan CEO-CEO Global Menurun

“Mereka menyebutnya sebagai e-brand dan menjadi kategori baru di pasar ponsel pintar global,” jelas mantan Managing Editor Bloomberg Businessweek Indonesia itu.

Advertisement

Merek-merek itu tidak sekadar menawarkan produk melalui website mereka sendiri, tapi juga menyemarakkan hampir semua e-commerce sejagat, termasuk di Indonesia.

Pengaruh e-commerce terhadap penjualan merek-merek itu pun tidak bisa dipandang remeh.

Pengaruh e-commerce terhadap penjualan merek-merek itu pun tidak bisa dipandang remeh.

Lihat saja, berita-berita yang mengabarkan bahwa ponsel merek A atau B habis terjual dalam sekian detik di e-commerce C sering kali kita dengar.

“Itu menandakan bahwa konsumen sudah mulai terbiasa dengan berbelanja online, dan merek apa pun harus serius menggarap budaya baru dalam berbelanja tersebut,” jelas Purjono.

Samsung, dengan merilis Samsung.com Shop, sudah melakukan langkah yang benar. Kata Purjono, tinggal bagaimana vendor elektronik terkemuka itu mengemas strategi pemasarannya agar konsumen mau berbelanja melalui website mereka.·

—Intan Wulandari, TechnoBusiness ID · Foto: Samsung Electronics

Advertisement