Published
4 years agoon
Semua perusahaan harus menyadari adanya lima perubahan tren belanja pasca kemunculan pandemi COVID-19. Apa saja itu?
Connecticut, TechnoBusiness Insights • Diakui atau tidak, pandemi COVID-19 yang melanda saat ini telah mengubah perilaku dan tren belanja semua orang di mana pun di seluruh dunia.
Bukan hanya mengubah, pandemi—yang memaksa setiap orang untuk menjaga jarak agar tak bersentuhan satu sama lain—juga mempercepat tren belanja itu ke arah digital.
Baca Juga: Penjualan Ritel Online di Asia Pasifik Bernilai US$2,5 Triliun
Itu sebabnya, mau tidak mau perusahaan-perusahaan harus mempersingkat waktu pengucuran investasi digital mereka sebagai tanggapan atas merebaknya wabah.
Gartner, Inc. (NYSE: IT), perusahaan riset pasar yang berbasis di Stamford, Connecticut, Amerika Serikat, menyebut setidaknya ada lima tren belanja yang bakal berkembang setelah kemunculan pandemi COVID-19.
Kelima tren belanja itu, antara lain perdagangan nirkontak (contactless commerce), konfigurasi visual (visual configuration), perdagangan langsung (live commerce), konsumerisasi B2B (B2B consumerization), dan enterprise marketplace.
Baca Juga: Pasar Perangkat Game Global Tumbuh Selama Pandemi
Perdagangan Nirkontak
Perdagangan nirkontak memungkinkan pelanggan untuk melakukan aktivitas pembelian tanpa menyentuh bangunan atau perangkat keras publik, juga tanpa berhubungan dekat dengan orang lain.
Sebanyak 80% pemesanan dan pengisian ulang alat pembayaran tak perlu menyentuh sesuatu lagi.
Pada 2024, Gartner memperkirakan, 80% pemesanan dan pengisian ulang alat pembayaran tak perlu menyentuh sesuatu lagi.
Alhasil, toko-toko akan menerima pemesanan, pengiriman barang, dan pembayaran yang hampir semua nirsentuh.
Tren belanja perdagangan nirkontak dipengaruhi oleh teknologi robotika dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) yang kian hari kian canggih. Perdagangan nirkontak menjadi bukti bahwa teknologi baru mulai menggeser profesi manusia selama ini.
Baca Juga: Pasar PC Industri Global Bernilai US$10,46 Miliar
Konfigurasi Visual
Alat konfigurasi visual memungkinkan perwakilan penjualan dan pelanggan untuk melihat representasi visual 2D atau 3D dari produk yang ingin mereka pesan, dengan opsi dan fitur yang telah mereka pilih, tanpa harus mengunjungi showroom fisik.
Meskipun konfigurasi visual saat ini masih diadopsi secara pelan dengan kurang dari 1.500 penerapan secara global, vendor perangkat lunak telah melaporkan peningkatan yang signifikan dalam bisnis karena pandemi.
Di masa mendatang, alat ini dapat mengurangi kebutuhan sampel dan ruang pamer serta memungkinkan lebih banyak layanan mandiri pelanggan saat membeli produk yang dapat dikonfigurasi.
Baca Juga: Pendapatan Zoom Naik 363,3%, tapi Belum Memimpin Pasar
Perdagangan Langsung
Perdagangan dengan mendemontrasikan produk dan berinteraksi dengan pembeli secara langsung menggunakan streaming video telah menjadi salah satu tren belanja saat ini.
Perusahaan-perusahaan mulai memanfaatkan tren belanja perdagangan langsung menggunakan streaming video.
Streaming video dalam pola perdagangan ini semakin menarik karena bisa disematkan ke dalam e-commerce atau jejaring sosial.
Perusahaan-perusahaan mulai memanfaatkan tren belanja perdagangan langsung menggunakan streaming video setelah penjualan di toko konvensionalnya anjlok karena pandemi.
Baca Juga: Pasar Perkantoran Global 2020 Anjlok karena Pandemi
Konsumerisasi B2B
Banyak perusahaan mengubah model penjualan mereka selama COVID-19 untuk memprioritaskan saluran digital seperti obrolan langsung, obrolan video, aplikasi sosial dan seluler, untuk melibatkan pelanggan.
Model penjualan dan keterlibatan konsumen seperti itu diperkirakan terus berlanjut pasca-pandemi karena sama efektifnya dengan cara penjualan tradisional.
Saat generasi muda memasuki dunia kerja dan menjadi konsumen, mereka berharap memperoleh pengalaman pelanggan yang menarik selayaknya di B2C.
Baca Juga: Pasar Wearable Global 2020 Tumbuh Dua Digit
Marketplace
Marketplace merupakan pasar online yang dioperasikan oleh perusahaan yang memungkinkan pihak ketiga menjual secara langsung ke pelanggan akhir.
Marketplace mewakili tidak hanya seperangkat teknologi baru untuk mendorong pendapatan perdagangan digital, tapi juga perubahan model bisnis yang mendasar bagi perusahaan perdagangan, yang mendorong mereka menuju bisnis digital.
Pada 2023, Gartner memprediksi, perusahaan yang telah mengoperasikan marketplace selama lebih dari satu tahun akan melihat peningkatan setidaknya 10% dalam pendapatan digital mereka.•
Teks: TechnoBusiness Insights
Data: Gartner, Oktober 2020
Gambar: Cisco
Simak berita-berita kami dalam bentuk video di kanal TechnoBusiness TV. Jangan lupa berikan atensi Anda dengan “like, comment, share, dan subscribe”.
Pasar Edtech Global Diperkirakan Bakal Tumbuh 15,3%
Pengeluaran Teknologi Informasi Asia Pasifik 2022 Hanya Naik 3,8%
Gojek: GoFood Catatkan 50 Juta Transaksi Sebulan
Pasar Ponsel Bekas Global Bernilai US$67 Miliar
Jumlah Turis Asing ke Jepang Naik 5 Kali Lipat dalam Satu Dekade
Garuda Indonesia jadi Maskapai Paling Tepat Waktu Sejagat
3 Kategori Produk Wearable Teratas Global 2019-2023
5 Pemimpin Pasar Printer Format Besar Global 2019
10 Merek Teknologi Paling Bernilai Sejagat 2019