Published
8 years agoon
Operator telekomunikasi seluler terkemuka di Indonesia, Indosat Ooredoo, beserta anak usahanya, Lintasarta, menyatakan terus berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan implementasi smart city. Kedua perusahaan siap mendukung smart city yang sedang digalakkan di seluruh kota dengan solusi Internet of Things (IoT) dan IT Services.
Menurut Herfini Haryono, Director and Chief of Wholesale and Enterprise Officer Indosat Ooredoo, sebagai perusahaan leading digital telco, kedua perusahaan melihat kebutuhan smart city tidak bisa hanya dipenuhi oleh satu pengembang saja. “Oleh karena itu, kami menghadirkan sebuah platform yang bersifat terbuka, sehingga dapat diaplikasikan dan dikembangkan secara bersama-sama dengan pengembang solusi lainnya.”
Arya Damar, Presiden Direktur Lintasarta, menambahkan, platform smart city tersebut memastikan aplikasi-aplikasi di dalamnya dapat direplikasi dan dibagikan kepada pemerintah daerah lain. Itu sebabnya, daerah lain tidak perlu membangun aplikasi baru. “Ini akan mendukung percepatan implementasi smart city di berbagai daerah di seluruh Indonesia sehingga dari berbagai smart city akan menjadi smart nation,” ujarnya.
Komitmen Indosat Ooredoo dan Lintasarta itu dikemukakan dalam ajang Indonesia Smart City Forum di Bandung, Jawa Barat, Jumat (2/9). Dalam pameran itu, Indosat Ooredoo menghadirkan aplikasi e-Government untuk memenuhi kebutuhan pemerintahan kota dalam mengelola data dan informasi serta kebutuhan warga kota untuk transparansi proses layanan masyarakat, contohnya status proses perizinan, dan aplikasi-aplikasi seperti Qlue, i-library, e-Tax, bank sampah, dan e-budgeting.
Demi mempercepat implementasinya, seperti dijelaskan dalam siaran persnya, Indosat Ooredoo dan Lintasarta memperkenalkan City Care, platform smart city yang memberikan kemudahan bagi pemerintah kota untuk mengembangkan dan mengintegrasikan berbagai aplikasi layanan kota dengan konsep open platform dan open data model. Dengan open community tersebut, pemerintah kota dapat mendorong partisipasi aktif para pengembang lokal untuk membangun aplikasi kota dan mengintegrasikannya ke dalam city care dari Indosat Ooredoo dan Lintasarta.—Vino Darmawan; TechnoBusiness
Data TechnoBusiness
Indosat Ooredoo berdiri pada 1967 sebagai perusahaan penanaman modal asing pertama di Indonesia yang menyediakan layanan telekomunikasi internasional melalui satelit. Pada 1980, kepemilikannya kemudian dikuasai sepenuhnya oleh pemerintah Indonesia, lalu masuk ke Bursa Efek Indonesia dan New York Stock Exchange pada 1994. Pemerintah Indonesia dan publik masing-masing memiliki saham 65%:35%. Pada 2001, Indosat mengakuisisi mayoritas kepemilikan Satelindo dan SLI, kemudian mendirikan PT Indosat Multimedia Mobile (IM3) sebagai pelopor jaringan GPRS dan layanan multimedia di Tanah Air. Pada 2009, Qtel (Qatar Telecom Q.S.C) asal Qatar membeli saham Seri B sebanyak 24,19% dari publik sekaligus menjadi pemilik mayoritas karena setara dengan 65% kepemilikan. Sekarang Indosat dimiliki oleh Qtel atas nama Ooredoo Asia Pte. Ltd. (sebelumnya Qtel Asia Pte. Ltd.) sebanyak 65%, pemerintah Indonesia 14,29%, dan publik 20,71%. Pada 2015, Indosat resmi berubah namanya menjadi Indosat Ooredoo. Sementara itu, Lintasarta (PT Aplikanusa Lintasarta) merupakan anak perusahaan Indosat Ooredoo yang bergerak di bidang penyedia jasa komunikasi data.
Perhatikan Lima Kesalahpahaman Terkait Keamanan Siber Ini!
Chengdu Promosikan Panda ke Eropa dengan “Virtual Reality”
Microsoft Luncurkan Surface Book i7
Samsung Kehilangan 3 Triliun Won Akibat Galaxy Note7
Sony Music dan Tencent Music Perbarui Perjanjian Kerja Sama
Inilah Sembilan Perusahaan Paling Efisien di Era Digital
Sankalp Southeast Asia Summit 2016 Segera Digelar
“Granat Tangan” Buatan Samsung Itu Akhirnya Dimatikan
Terbang ke Yunani bersama Scoot, Nikmati Sembilan Kesempatan Langka Ini!