Published
7 years agoon
Singapura, TechnoBusiness ● Inovasi dalam berbelanja, melakukan transaksi perbankan, membeli asuransi, dan lain sebagainya di kawasan Asia Pasifik diprediksi akan bergerak sangat cepat.
Baca Juga: INILAH 30 PERUSAHAAN INDONESIA TERBAIK 2017 VERSI FROST & SULLIVAN
Hal itu didorong oleh inisiatif regulator-regulator, termasuk Monetary Authority of Singapore, Bank Negara Malaysia, dan Bank Indonesia di regional Asia Tenggara, dalam mengembangkan ekosistem financial technology (fintech) secara signifikan selama 2017.
Periset pasar global Frost & Sullivan di Swissotel The Stamford Singapore, Kamis (8/2), memaparkan bahwa prospek fintech tahunan di Asia bakal tumbuh secara CAGR sebesar 72,5% sejak 2015-2020 senilai total US$72 miliar.
Menurut Frost & Sullivan, prospek positif itu dipacu oleh tumbuhnya digitalisasi pembayaran atau transaksi nontunai. Selain itu, kesadaran pembiayaan menggunakan peer to peer (P2P) semakin besar dan munculnya crowdfunding berbasis blockchain.●
—Michael A. Kheilton, TechnoBusiness ● Foto-Foto: Businessworld.in, invenicement
Boost Milik Axiata Ingin Berdayakan 77,6% UMKM di Indonesia
Alokasi Pendanaan Amartha pada 2021 Dipatok Rp2,6 Triliun
Frost & Sullivan Berikan Penghargaan pada Perusahaan Inovatif
Frost & Sullivan: Pahami 4P dalam Tren Industri Ritel 2020!
Kemkominfo Blokir 4.020 Fintech Ilegal Sepanjang 2018-2019
Luar Biasa, Ternyata Hampir 2.000 Fintech Ilegal
Tarik Pendanaan Global, Fintech Indonesia Kalah dari Vietnam
Faktor Kunci Fintech Singapura Unggul dalam Pendanaan Global
Praktik Buruk Bisa Pengaruhi Bisnis Fintech