Connect with us

TechnoBusiness Insights

Hati-Hati! Jelang Valentine Day, Love Scams Meningkat

Kasus penipuan siber terkait percintaan online (love scams) terus meningkat, apalagi menjelang Valentine Day.

Published

on

Marak love scams, semua orang harus bisa membedakan percintaan yang sebenarnya atau palsu.

Jakarta, TechnoBusiness Insights ID Penjahat siber memang tak ada matinya. Bahkan, mereka mampu “hidup” mengikuti musim yang ada, termasuk ketika Hari Kasih Sayang (Valentine Day) yang diperingati setiap 14 Februari tiba.

Perusahaan keamanan siber global asal Rusia, Kaspersky, mengungkapkan penipuan percintaan online (love scams) selama pandemi COVID-19 yang melanda dunia sejak awal 2020 telah meningkat cukup pesat.

Baca Juga: Oppo Terapkan Teknologi Laser Direct Imaging pada Reno7 5G

Hal itu dipicu oleh penggunaan media sosial yang tumbuh signifikan selama pembatasan global. Sebanyak 18% dari 1.007 orang dewasa di Asia Tenggara yang disurvei, mereka mengaku menggunakan media sosial untuk menemukan romansa.

Advertisement

Sebanyak 76% dari mereka menegaskan bahwa media sosial telah memberi mereka koneksi penting selama darurat kesehatan; hampir seperempat (24%) dari mereka telah membentuk kehidupan nyata, pertemanan langsung; 18% lainnya berlanjut hingga berkencan.

Ada yang berhasil, ada juga yang berakhir di kisah penipuan yang luar biasa besar. Kaspersky menyebutkan pada 2021 lembaga penegak hukum dari Singapura dan Malaysia bekerja sama untuk melacak kelompok yang mengkhususkan diri dalam penipuan percintaan (romance scams atau love scams).

Di Asia Tenggara, menurut penelitian Kaspersky, 1 dari 2 kasus kehilangan uang karena love scams.

Sindikat itu diduga berada di balik sedikitnya delapan penipuan love scams di kedua negara, salah satunya yang menimpa seorang wanita Singapura berusia 41 tahun yang harus kehilangan S$28.000.

Di Asia Tenggara, menurut penelitian Kaspersky, 1 dari 2 (45%) kasus kehilangan uang karena love scams. Sebanyak 22% kasus hanya menelan kerugian kurang dari US$100. Baby boomers dan Silent Generation merupakan korban terbanyak (33%).

Kelompok usia paling senior mengalami kerugian paling banyak—2 dari 5 dari mereka mengaku kehilangan US$5.000-10.000 dari kasus love scams, sedangkan hanya sedikit (8%) dari Gen Z yang mengaku kehilangan lebih dari US$10.000 dari kasus love scams.

Advertisement

Baca Juga: HappyFresh Kembangkan HappyFresh Supermarket di Tiga Negara

Chris Connell, Managing Director Kaspersky Asia Pasifik, pun mengingatkan agar kasus-kasus yang mencuat akhir-akhir ini seharusnya menjadi pengingat bagi kita untuk menjaga pikiran tetap waspada, bahkan di saat kita mendengarkan kata hati.

“Karena tidak ada yang lebih menyakitkan daripada memiliki kekasih palsu dan dompet kosong secara bersamaan,” ungkap Connell. “Kami menghimbau semua orang untuk tetap waspada.”

Teks: TechnoBusiness Insights

Data: Kaspersky, Februari 2022

Advertisement

Foto: iFrame.io