TechnoBusiness Insights
Hanya 5% Perusahaan yang Telah Investasi Pengelolaan Data
AWS dan Deloitte mengungkap adanya peluang meningkatkan pendapatan bagi perusahaan di Indonesia.
Published
2 years agoon
Jakarta, TechnoBusiness Insights ID ● Amazon Web Services, Inc., penyedia platform cloud di bawah induk Amazon.com (Nasdaq: AMZN), mengungkapkan bahwa perusahaan di Indonesia yang mampu memanfaatkan kekuatan data dapat meningkatkan pendapatan tahunan mereka rata-rata sebesar 13,8%.
Bagi perusahaan besar, menurut laporan Demystifying Data 2022 yang diprakarsai AWS dan disusun oleh Deloitte Access Economics dengan melibatkan 523 pejabat senior perusahaan di Indonesia, angka itu setara dengan penambahan pendapatan tahunan sebesar Rp650 miliar.
Baca Juga: Bahaya! Mayoritas Tim TI Biarkan Data Perusahaan Tak Terstruktur
Sayangnya, hanya 5% perusahaan di Indonesia yang telah melakukan investasi untuk teknologi, talenta, dan proses yang dibutuhkan dalam upaya memaksimalkan potensi data yang mereka miliki secara penuh. Padahal, seiring berkembangnya era digital, pengelolaan data menjadi hal yang utama.
“Berinvestasi untuk solusi cloud akan membantu bisnis mempercepat tingkat kematangan data mereka dan memperoleh wawasan berbasis data. Bisnis yang sudah menggunakan cloud berpeluang meningkatkan produktivitas 60% lebih besar sebagai manfaat pengelolaan data dan analitik daripada yang belum,” kata Rio Ricardo, Direktur Artificial Intelligence dan Data Deloitte Asia Tenggara.
Agar dapat mengubah data menjadi keuntungan bisnis, perusahaan harus memiliki peta jalan yang jelas dan praktis sebagai panduan dalam meningkatkan kematangan data, berinvestasi untuk menarik dan mempertahankan talenta, serta memanfaatkan teknologi yang tepat untuk menuai manfaat penuh.
Sebanyak 57% perusahaan menyadari bahwa menganalisis data secara efektif dapat meningkatkan penjualan dan pendapatan, meningkatkan produktivitas (56%), dan memungkinkan inovasi (54%). Meski begitu, 88% perusahaan masih dalam tahap kematangan data dasar dan pemula.
Baca Juga: Mengapa Tak Ada Pemain Dominan di Segmen Pasar Chatbot?
Hambatan utama yang paling banyak dihadapi perusahaan di Tanah Air dalam pengelolaan data mereka adalah penggunaan data dan alat-alat serta teknologi analitik (46%) diikuti kurangnya pendanaan (30%). Kenyataan itu diperburuk oleh adanya pandemi COVID-19.
Sedikitnya 52% pelaku bisnis mengaku sejak adanya pandemi prioritas utama mereka adalah bagaimana bisa bertahan—dan itu berujung pada berkurangnya sumber daya yang tersedia untuk data dan analitik. Selain itu, keamanan dan risiko data menjadi hambatan lain yang dapat menimbulkan biaya besar.●
Teks: TechnoBusiness Insights ID
Data: AWS dan Deloitte, Oktober 2022
Foto: Pixabay
You may like
-
Infor Positioned as a Leader in the 2024 Gartner Magic Quadrant for Cloud ERP
-
Pemasaran Aplikasi Seluler di Asia Tenggara Cukup Potensial
-
Inilah Daftar Pemenang Smarties Indonesia Awards 2024
-
MMA Impact Indonesia 2024 Soroti Dampak Mendalam Digitalisasi
-
Laba Bersih BCA Digital pada Kuartal 3/2024 Tumbuh 532,7%
-
Synnex Metrodata Indonesia Jadi Distributor Devo Technology
-
BPA Broker Hadirkan Solusi Telekonsultasi Kesehatan dr. Barron
-
IBM AI in Action Report Identifies Key Characteristics of Businesses
-
Pengiriman Tablet Jelang Musim Liburan Secara Global Naik 11%