Connect with us

TechnoBusiness Insights

3 Tren Teknologi Pendorong Revolusi AI di Indonesia Menurut SAP

SAP mengungkap tiga tren teknologi pendorong revolusi AI di Indonesia.

Published

on

SAP Indonesia merupakan perwakilan produsen perangkat lunak global terkemuka asal Jerman yang ada di Indonesia. ● Foto: SAP Indonesia

Jakarta, TechnoBusiness Insights ID Tak dimungkiri bahwa kehadiran teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) semakin memperkuat proses transformasi bisnis ke arah digital perusahaan.

Di Indonesia, teknologi AI kian berperan besar sehingga, berdasarkan data pemerintah, penggunaannya diproyeksikan akan berkontribusi sebesar US$366 miliar terhadap Produk Domestik Bruto pada 2030.

TechnoBusiness News: Mengungkap Alasan Universal Music Group “Cerai” dengan TikTok

Andreas Diantoro, Managing Director SAP Indonesia, menuturkan, pada 2023 telah terjadi perubahan penting dalam inovasi AI di Tanah Air dengan AI Generatif menjadi sorotan utama.

Advertisement

“Bisnis akan bergerak melampaui sekadar adopsi dengan fokus pada penggunaan AI yang disesuaikan untuk berbagai industri, mulai dari rekomendasi personal hingga pengambilan keputusan prediktif,” katanya.

Menurut Andreas, hal itu akan merevolusi cara bisnis beroperasi dan berinteraksi dengan pelanggan. Sebagai pasar terbesar, saat ini Indonesia menjadi pemain kunci bagi kemajuan AI di Asia Tenggara.

Pendorong Revolusi AI

Memetakan perkembangan penggunaan teknologi akhir-akhir ini, setidaknya ada tiga tren yang menjadi pendorong revolusi AI di Indonesia. Manajemen SAP Indonesia, anak perusahaan SAP SE (ETR: SAP) asal Walldorf, Jerman, mengungkapkan,ketiga tren itu antara lain:

1. Inovasi AI di Sektor Tertentu

Advertisement

Perusahaan Indonesia bisa tampil di kancah dunia berkat adopsi kerangka kerja AI yang dibangun di atas fondasi data yang kuat. Pendekatan itu penting untuk memanfaatkan peluang AI, meningkatkan keterlibatan pelanggan, dan tetap kompetitif.

Teknologi AI, data, dan inovasi customer relationship management (CRM) diprediksi akan menjadi kunci bagi perusahaan untuk lebih memahami pelanggan, mencerminkan layanan, dan aliran pendapatan.

TechnoBusiness Insights: Catat! Konsumen Indonesia Mulai Tertarik pada Mobil China

Berdasarkan penelitian Kompas, sektor informasi dan komunikasi serta perdagangan menjadi sektor yang pekerjanya paling banyak terbantu oleh AI–22,1% tenaga kerja sektor tersebut menggunakan AI pada 2021.

Namun, cara mengadopsi AI setiap industri berbeda-beda. “Para pemimpin bisnis harus memastikan AI telah terintegrasi, relevan, dapat diandalkan, dan bertanggung jawab untuk mencapai hasil yang terukur,” ujar Andreas.

Advertisement

2. Peningkatan Keahlian Berbasis AI

Kehadiran sistem automasi memang telah memangkas keterampilan konvensional, tetapi pada waktu yang sama juga membuka peluang bagi keterampilan baru seperti data scientist, cloud professional, dan cybersecurity experts.

Dunia AI pun membutuhkan keahlian-keahlian baru seperti generative AI prompt engineers. Jadi, meski serba-otomatis, pengawasan manusia dalam adopsi AI tetap penting. Kata Andreas, AI tak akan menggantikan pekerjaan.

Oleh karena itu, program pembekalan dan peningkatan keahlian sangat dibutuhkan untuk memastikan transisi yang mulus bagi pekerja dan memaksimalkan manfaat AI bagi semua orang.

3. Demokratisasi Cloud dan AI

Advertisement

Kombinasi kekuatan cloud dan AI diyakini mampu mendorong lahirnya inovasi-inovasi besar di dunia bisnis. Hal itu memungkinkan perusahaan melakukan integrasi, memperbesar skala, kinerja, menghemat biaya, dan keamanan yang lebih besar.

TechnoBusiness Insights: Lanskap Industri Rantai Pasokan dan Logistik Indonesia 2024

Di Indonesia, dampak dari adopsi komputasi cloud, merujuk pada data Kementerian Komunikasi dan Informatika, diperkirakan akan mengontribusikan US$10,7 miliar terhadap ekonomi antara 2021 dan 2025.

“SAP berada dalam posisi unik untuk membantu organisasi Indonesia membuka potensi transformatif cloud dan AI,” kata Andreas. “SAP pun berdedikasi untuk mendukung perjalanan Indonesia menjadi ekonomi digital terdepan.”

Teks: TechnoBusiness Insights ID

Advertisement

Data: SAP Indonesia, Januari 2024

Foto: SAP Indonesia