California, TechnoBusiness US ● Artis konservatif Amerika Serikat Jon McNaughton minggu ini akan meluncurkan Koleksi NFT Warisan Trump (Trump Legacy NFT Collection). Koleksi itu berisi 10.000 karya seni unik tentang mantan Presiden Donald J. Trump.
Koleksi NFT Warisan Trump itu merupakan hasil lukisan tangan Jon McNaughton dan disimpan di blockchain Ethereum sebagai token ERC-721. Koleksi bersejarah itu menggambarkan Trump dalam berbagai latar saat masih menjadi Presiden AS.
Baca Juga: Vaksin AstraZeneca Cocok untuk Booster Dosis Ketiga COVID-19
Koleksi NFT Warisan Trump karya Jon McNaughton itu akan menjadi warisan yang bernilai yang di dalamnya mengandung cerita sejarah bagaimana Trump mengubah perpolitikan AS—bahkan dunia. Karya-karya seni dalam koleksi itu kini dapat dimiliki oleh siapa pun dalam bentuk NFT.
Peminat Koleksi NFT Warisan Trump dapat mendaftar terlebih dahulu pada 19 Januari. Prapenjualan akan tersedia bagi para pendaftar awal mulai 20 Januari melalui marketplace NFT LetsGo.Finance degan harga jual .10 ETH (Ethereum).
Koleksi NFT Warisan Trump merupakan karya seni artis pendukung Trump Jon McNaughton.
“Tujuan dari lukisan saya adalah untuk mengomunikasikan ide-ide saya. Kesenian saya mencerminkan siapa saya dan tidak menggunakan nuansa abu-abu untuk menegaskan maksud saya. Saya ingin generasi mendatang tahu persis perasaan saya selama ini mengenai negara kita,” kata Jon McNaughton.
Dalam meluncurkan Koleksi NFT Warisan Trump, Jon McNaughton menggandeng Parler, jejaring sosial global yang menjamin kebebasan berekspresi asal Nashville, Tennessee. Jejaring sosial yang didirikan oleh John Matze Junior pada Agustus 2018 itu terkenal sebagai pendukung Trump.
Baca Juga: XL Axiata Gandeng MoEngage Tingkatkan Pengalaman Pelanggan
CEO Parler George Farmer pun menyatakan senang Jon McNaughton telah membawa Koleksi NFT Warisan Trump ke basisnya. “Gayanya yang terkenal, pesan kreatif, dan penyampaian digitalnya selaras dengan tujuan Parler untuk bergerak cepat ke teknologi Web 3,” ungkapnya.●
—Philips C. Rubin, TechnoBusiness US ● Foto: Parler
