E-Commerce
Nilai Penjualan Amazon Melonjak. Ini Penyebabnya
Published
7 years agoon
Tokyo dan Seattle, TechnoBusiness ● Penjualan bersih (net sales) Amazon, Inc. (Nasdaq: AMZN), raja e-commerce yang juga berbisnis komputasi awan (cloud computing) dan lain sebagainya yang berbasis di Seattle, Washington, Amerika Serikat, pada kuartal 1/2018 mencapai US$51 miliar.
Baca Juga: Bagaimana Kinerja Keuangan Facebook Pascaskandal Data?
Perolehan penjualan sebesar itu cukup mengejutkan karena berarti melompat 43% dibanding periode yang sama tahun lalu. Laba bersihnya pun naik tiga kali lipat. Akibatnya, sahamnya pun terdongkrak ke angka US$1.599 per Maret 2018 dari US$1.208 pada awal tahun.
Kenaikan kinerja keuangan itu didorong oleh “Gelombang peluncuran produk baru yang potensial dan perluasan lini produk yang secara tradisional telah menjadi strategi sukses bagi perusahaan dalam beberapa tahun terakhir,” ungkap Jonathan.
Pendapatan Amazon di bidang e-commerce naik 18% menjadi US$26,9 miliar. Pendapatan Amazon Web Services juga menyumbangkan kontribusi cukup berarti selama kuartal 1/2018 sebesar US$5,4 miliar, naik 49% dibanding periode yang sama tahun lalu.
“Meskipun ada pemotongan harga, Amazon memberikan hasil yang kuat di semua lini,” ungkap Jonathan. “Namun, investasi yang mengejutkan dapat membebani keuntungan pada paruh kedua 2018.”
“Layanan ini memungkinkan pengembang melakukan lebih banyak hal secara lebih lincah, dan tentu menjadi lebih baik setiap harinya.”
—JEFF BEZOS, CEO AMAZON INC.
Advertisement
Di Seattle, jauh dari kantor Saga Nagoya di Tokyo, pendiri dan CEO Amazon Jeff Bezos pada April lalu mengatakan Amazon Web Services memiliki keuntungan yang tidak biasa dari awal kemunculannya, sebelum menghadapi kompetisi yang berpikiran serupa. “Itu artinya tim tidak pernah melambat,” katanya.
Seperti dapat dilihat, lanjut Bezos, “Layanan Amazon Web Services sejauh ini merupakan layanan yang paling berkembang dan kaya fungsionalitas. Layanan ini memungkinkan pengembang melakukan lebih banyak hal secara lebih lincah, dan tentu menjadi lebih baik setiap harinya.”
Menurut Jonathan, kenaikan pendapatan itu disebabkan oleh perubahan biaya pendaftaran bisnis cloud dari semula hanya US$99 menjadi US$119. Walau peminatnya berkurang, tetapi nilainya lebih besar.
Saga Nagoya Securities didirikan di Tokyo pada 2009 dengan departemen riset di Shanghai, China. Sebagai perusahaan sekuritas, Saga Nagoya aktif mengeluarkan pandangannya mengenai kinerja keuangan perusahaan-perusahaan global, termasuk Amazon.●
—Akihira Arata (Tokyo), Philips C. Rubin (Seattle), TechnoBusiness/PRN ● Foto-Foto: Amazon
You may like
-
TokoTalk: “Kami Berangkat dari Layanan Berbasis Chatbot”
-
Shopee, E-commerce Paling Populer di Asia Tenggara
-
Hadi Kuncoro: E-commerce Perbanyak Barang Impor Itu Begini Hitung-Hitungannya…
-
E-commerce Indonesia Tumbuh di Atas Rata-Rata Global
-
E-commerce Melesat, Toko Offline Meredup
-
China jadi Pasar E-commerce Terbesar Dunia
-
E-commerce Indonesia Punya Sejumlah Tantangan
-
Strategi Jet Commerce Taklukkan Pasar E-commerce
-
Model O2O Terbaru Suning.com Dongkrak Penjualan 155%