Connect with us

Gadget

Strategi Baru GoPro Setelah Terjerembab Pandemi

Published

on

Ingin tahu seperti apa strategi baru GoPro setelah kinerjanya tergerus pandemi virus Corona?

California, TechnoBusiness • GoPro, Inc. (Nasdaq: GPRO), produsen kamera aksi (action camera) terkemuka di dunia, terpaksa harus mengemas strategi baru setelah terpengaruh pandemi Covid-19.

Baca Juga: 6 Strategi Bertahan Perusahaan dari Krisis Corona

Dalam laporan kinerja keuangan yang disampaikan oleh eksekutif perusahaan pada Kamis (7/5), pendapatan GoPro pada kuartal 1/2020 tercatat sebesar US$119 juta.

Advertisement

Jumlah itu turun signifikan dibanding kinerja keuangan GoPro pada kuartal 1/2019 yang mencatatkan sebesar US$243 juta. Perolehan itu sesuai dengan prediksi pada 15 April lalu.

Agar tidak semakin terpuruk, GoPro lantas mengambil langkah strategis dengan mengubah strategi bisnisnya. Lantas, seperti apa strategi baru GoPro tersebut?

Baca Juga: Pasar Konferensi Video Global Bernilai US$9,65 Miliar

Strategi baru GoPro, kata pendiri dan CEO Nicholas Woodman, yaitu menjual produk langsung ke konsumen (direct to consumer).

“Kami telah mengambil tindakan tegas untuk transisi ke bisnis langsung ke konsumen yang lebih efisien dan menguntungkan,” jelasnya.

Advertisement

Strategi baru GoPro itu menguntungkan karena pengeluaran operasional perusahaan menjadi jauh berkurang, sedangkan margin kotornya naik.

Simak berita-berita kami dalam bentuk video di kanal TechnoBusiness TVJangan lupa berikan atensi Anda dengan “like, comment, share, dan subscribe”.

[nextpage][the_ad_placement id=”iklan-display-in-content-9-maret-2020″]

Sepertinya GoPro tidak main-main dengan strategi barunya. Buktinya, perusahaan yang berbasis di Menlo Park, itu langsung merekrut Aimee Lapic, mantan Chief Marketing Officer Pandoran dan Banana Republic, sebagai chief digital officer.

Baca Juga: Waspadai Aplikasi Zoom Palsu yang Berbahaya!

Advertisement

Woodman mengatakan Lapic direkrut memang untuk memimpin strategi baru GoPro yang lebih menekankan penjualan langsung ke konsumen.

“Sementara bisnis kami melambat karena Covid-19, konsumen terus membeli kamera GoPro pada tingkat yang besar selama pandemi,” ungkap Chif Financial Officer dan Chief Operational Officer GoPro Brian McGee.

Baca Juga: EY: 80% Dewan Direksi Perusahaan Tak Siap Hadapi Covid-19

Strategi baru GoPro telah dirasakan hasilnya. Sejak awal April, lanjut McGee, perusahaan melihat tren penjualan yang positif.

GoPro.com, layanan penjualan langsung secara digital, mewakili rekor persentase pendapatan pada kuartal 1/2020 sebesar 17%, naik 11% dibanding periode setahun lalu.

Advertisement

Penjualan kamera dengan harga eceran di atas US$300 mewakili hampir 90% pendapatan kuartal 1/2020, melanjutkan tren konsumen yang pindah ke kamera kelas atas GoPro.

 

Simak berita-berita kami dalam bentuk video di kanal TechnoBusiness TVJangan lupa berikan atensi Anda dengan “like, comment, share, dan subscribe”.

[nextpage]

[the_ad_placement id=”iklan-konten-yang-sesuai”]

Advertisement

Layanan berlangganan GoPro Plus memiliki 355.000 pelanggan berbayar, naik 14% dibanding kuartal sebelumnya dan 69% dibanding satu tahun tahun lalu.

Baca Juga: Spire Insight: Dampak Corona terhadap Industri Penerbangan

“Secara operasional kami berkinerja baik selama periode yang sulit dan kami sangat bangga dengan dedikasi tim kami,” ujarnya.

Perusahaan berharap strategi baru GoPro memungkinkan menghasilkan kinerja yang baik tidak hanya selama pandemi, tapi juga dalam jangka panjang.•

—Philips C. Rubin, TechnoBusiness ID • Foto: GoPro

Advertisement

 

Simak berita-berita kami dalam bentuk video di kanal TechnoBusiness TVJangan lupa berikan atensi Anda dengan “like, comment, share, dan subscribe”.