ICT
Hadapi Kecerdasan Buatan, CEO Harus Beradaptasi!
Published
6 years agoon
Jakarta, TechnoBusiness ID ● Revolusi industri kembali terjadi. Kali ini, industri menggabungkan antara teknologi fisik dan maya (cyber-physical system) dalam proses manufaktur secara cerdas. Teknologi berperan penting dalam revolusi termutakhir ini.
Revolusi itu dipengaruhi pula oleh kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) yang belakangan berkembang. Apalagi, menurut Accenture, perusahaan penyedia solusi teknologi bisnis berbasis di Dublin, Irlandia, pemberdayaan AI bisa meningkatkan pendapatan hingga 38% dan kesempatan kerja 10% pada 2022.
Baca Juga: Zahir Alokasikan RP100 Miliar untuk Fintech Syariah
Jika itu dilakukan oleh perusahaan-perusahaan papan atas di seluruh dunia secara bersama-sama, Accenture memperkirakan akan ada peningkatan laba global sampai US$4,8 triliun. Apabila dijalankan hanya oleh perusahaan-perusahaan dalam daftar S&P500, pendapatannya bisa meningkat US$5,7 miliar dengan laba yang tumbuh sebesar US$880 juta.
“Untuk mencapai tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi pada era AI ini, perusahaan perlu berinvestasi lebih banyak dalam menyiapkan karyawan untuk bekerja dengan mesin,” ungkap Neneng Goenadi, Country Managing Director Accenture Indonesia, di Jakarta, Selasa (28/8).
Untuk diketahui, Neneng melanjutkan, perusahaan akan semakin dinilai berdasarkan komitmen mereka dalam menerapkan Applied Intelligence. Artinya, “Kemampuan menyinergikan teknologi cerdas dengan kreativitas manusia di seluruh lini utama bisnis demi mencapai pertumbuhan bisnis.”
Sebenarnya kesadaran itu telah muncul, baik dari perusahaan maupun pekerja. Dari 1.200 orang eksekutif senior yang disurvei Accenture, 72%-nya mengakui teknologi cerdas amat dibutuhkan sebagai diferensiasi dengan para kompetitor di pasar.
Baca Juga: Transaksi Ilegal Turis China Merebak di Vietnam
Sebanyak 69% dari 14.000 pekerja yang disurvei juga tak menampik perlunya penyesuaian gaya bekerja mereka dengan mesin cerdas. Sayangnya, penerapannya ke dunia nyata membutuhkan waktu. Sebab, walaupun 54% para pemimpin perusahaan mengakui keunggulan AI dalam dunia bisnis, hanya 3% yang sudah merencanakan investasi untuk meningkatkan keterampilan pekerja dalam tiga tahun ke depan.
Sebanyak 63% eksekutif senior meyakini perusahaan akan memperoleh peningkatan laba bersih jika menggunakan teknologi AI. Di mata 62% pekerja, kata James Chong, Managing Director Digital ASEAN and Center Director IoT Innovation Hub Accenture Singapura, AI akan memberikan dampak positif bagi mereka.
Oleh sebab itu, “Para pemimpin bisnis harus segera mengambil langkah guna mendorong tenaga kerja mereka supaya bisa memasuki era baru di mana kecerdasan manusia bertemu dengan teknologi cerdas untuk membuka peluang pertumbuhan baru,” ungkap Mike Sweeney, ASEAN Products Talent & Organization Accenture.●
—Ivan Darmawan, TechnoBusiness ID ● Foto: Istimewa
You may like
-
Ke Depan, AI Bisa Jadi Bos yang Lebih Baik Daripada Manusia
-
Intel: Indonesia is Ready for AI
-
Pengeluaran untuk Sistem AI di Asia Pasifik Melonjak 80%
-
MIT Technology: AI Hilangkan 1 dari 8 Pekerjaan di Asia
-
Neneng Goenadi Perkuat Grab Indonesia
-
Nodeflux Sejajarkan Indonesia dengan Amerika
-
University of San Francisco Buka Lab Medis AI
-
PowerTalks.ID: The Future of AI-Leveraging AI Tech to Create New Business Opportunities for Startup
-
Turunkan Rasio Gini dengan Ekonomi Digital