TechnoBusiness Insights
Koneksi 5G di Asia Pasifik 2030 Diprediksi Meningkat 10 Kali Lipat
Koneksi 5G di Asia Pasifik pada 2030 diperkirakan akan mencakup 1,4 miliar yang didorong oleh beberapa faktor pertumbuhan.
Koneksi 5G di Asia Pasifik pada 2030 diperkirakan akan mencakup 1,4 miliar yang didorong oleh beberapa faktor pertumbuhan.
Published
1 year agoon
London, TechnoBusiness Insights UK ● Koneksi 5G diperkirakan akan mencakup lebih dari 41% (2/5) koneksi seluler di wilayah Asia Pasifik pada 2030, naik dari 4% pada 2002, menurut Global System for Mobile Association (GSMA) yang berbasis di London.
Dalam laporan The Mobile Economy baru-baru ini, organisasi perusahaan seluler di seluruh dunia itu menyatakan pada akhir 2030, Asia Pasifik akan memiliki sekitar 1,4 miliar koneksi 5G yang didorong oleh beberapa faktor pertumbuhan.
Baca Juga: Pasar Daya Pusat Data Global 2028 Diyakini Bernilai US$27 Miliar
Beberapa faktor pendorong pertumbuhan itu, antara lain penurunan harga perangkat, perluasan jaringan yang cepat di banyak negara, dan upaya bersama oleh pemerintah terkemuka untuk mengintegrasikan teknologi seluler.
Australia, Jepang, Singapura, dan Korea Selatan menjadi pasar yang matang dalam memimpin inovasi seluler 5G meski dipengaruhi oleh kekurangan akses 47% pengguna di sejumlah pasar berkembang. Beberapa wilayah di Amerika Latin, China, dan Eurasia juga terjadi demikian.
Secara keseluruhan, laporan yang disusun bersama operator seluler Singtel, Singapura, itu menyebutkan bahwa antara 2022-2030 jumlah pelanggan seluler di seluruh Asia Pasifik diproyeksikan akan bertambah 400 juta menjadi total 2,11 miliar.
Baca Juga: Hebat! BCA Jadi Merek Paling Bernilai di Asia Tenggara
Pada 2030, penetrasi pasar seluler di kawasan ini akan mencapai 70%, sedikit di bawah rata-rata global yang sebesar 73%. Sektor seluler telah menambahkan nilai ekonomi kawasan sebesar US$810 miliar pada 2022 dan akan mencapai hampir US$1 triliun pada 2030.
Pada saat yang sama, koneksi 5G akan menambahkan lebih dari US$133 ke ekonomi kawasan. Industri jasa dan manufaktur akan mendapatkan manfaat paling banyak, masing-masing sebesar 42% dan 34%, yang didorong oleh aplikasi di kota pintar, pabrik pintar, dan jaringan pintar.●
Teks: TechnoBusiness Insights UK
Data: GSMA, Juli 2023
Foto: Pixabay
Realme C75 Jadi Smartphone Paling Tahan Lama di Dalam Air
Canon Selphy QX20, Printer Foto Portabel nan Cepat dan Praktis
Alto Network Jalin Kemitraan dengan MotionPay, E2Pay, Bank Jago
B. Braun Indonesia Resmikan Fasilitas Technical Service Baru
Kinerja Kinclong, Carro Raih Investasi Strategis dari Woori Venture
PNM Dukung Kementerian BUMN Tingkatkan Daya Saing UMKM
Ketika GenAI Jadi Penentu Kemenangan Persaingan Perusahaan
Grab Pilih Cloud AWS untuk Dukung Inovasi dan Pertumbuhan
4,6 Juta Serangan Siber di Indonesia pada Kuartal 3/2024 Diblokir