TechnoBusiness Insights
Membaca Pola Perilaku Konsumen Indonesia Saat Ramadan 2025
Perilaku konsumen Indonesia selama Ramadan perlu menjadi perhatian tersendiri.

● Pola perilaku konsumen Indonesia tak lepas dari konten-konten yang beredar di berbagai platform.
● 50% konsumen akan membelanjakan lebih dari Rp3 juta dan 22% lebih dari Rp5 juta selama Ramadan.
Jakarta, TechnoBusiness Insights ID ● Sebentar lagi bulan Ramadan tiba. Sama seperti Ramadan-Ramadan sebelumnya, bulan suci bagi umat Islam yang akan dimulai 1 Maret itu diyakini bakal menciptakan pola perilaku konsumen Indonesia tersendiri.
Berpandangan pada periode Ramadan tahun lalu (11 Maret-10 April 2024), menurut catatan perusahaan platform penyedia pengalaman belanja Glance, pola perilaku konsumen Indonesia tak lepas dari konten-konten yang beredar di berbagai platform.
Glance mengungkapkan, konten seputar mudik sangat relevan dengan perilaku konsumen Indonesia dan menghasilkan 917,5 juta tayangan dan 27 juta klik. Resep-resep Ramadan menjadi sangat populer, menghasilkan 380 juta tayangan dan 7 juta klik.
Konten-konten yang menceritakan tentang tradisi Idul Fitri mencatatkan 185,6 juta tayangan dan 4,3 juta klik; gaming menghasilkan 37,9 juta alur permainan dari konsumen, yang juga menghabiskan 298 juta jam untuk menonton konten video.
Selama Ramadan, konten bertema busana dan kesehatan juga menarik minat konsumen Indonesia secara signifikan. Bikash Chowdhury, CMO inMobi dan Glance, mengungkapkan, aktivitas pengguna memuncak pada siang hingga menjelang buka puasa.
Sambil menunggu berbuka puasa, terjadi lonjakan waktu untuk bermain game (65%), menikmati layanan over-the-top (OTT) dan streaming, serta aplikasi-aplikasi religi. Pola perilaku konsumen itu kemudian berpengaruh pada pola belanja.
Berdasarkan hasil survei Glance antara 13-23 Desember 2024 diketahui bahwa sebanyak 50% dari responden akan membelanjakan lebih dari Rp3 juta dan 22% lebih dari Rp5 juta selama periode Ramadan tahun ini.
Vasuta Agarwal, CBO for Consumer and Performance Advertising inMobi, mengatakan, barang-barang mahal seperti perhiasan, yang bisa untuk mempercantik penampilan saat Lebaran, ternyata tak masuk dalam daftar belanja konsumen Indonesia selama Ramadan.
Sebaliknya, pola pembelian justru lebih personal dan bermakna, yang mencerminkan perayaan yang lebih meriah. Pakaian dan aksesori masuk kategori teratas pembelian konsumen, melalui online 66% dan offline 61%.
Hadiah jajanan manis juga menjadi pilihan yang populer. Lalu, yang tak kalah menarik, pembelian online diramaikan oleh aktivitas pembelian peralatan rumah tangga (38%), produk kecantikan (34%), dan gawai (34%).
Sementara pembelian bahan makanan untuk rumahan (53%), dekorasi rumah (44%), dan hobi swakriya (41%) lebih banyak dilakukan secara offline. Tapi, 58% konsumen Indonesia lebih memilih berbelanja empat minggu sebelum Ramadan.●
Teks: TechnoBusiness Insights ID
Data: Glance, Februari 2025
Foto: Pixabay