Y&S Insights
Y&S Insights: Menilik Peluang dan Tantangan Pengembangan Agrowisata di Indonesia
Oleh Bertha Lovita Dwi Intania Permana, Konsultan YAMADA Consulting & Spire Indonesia
Published
6 months agoon
Y&S Insights ● Indonesia, dengan kekayaan alam dan warisan budayanya yang melimpah, memiliki potensi besar untuk pengembangan agrowisata. Agrowisata merupakan sebuah konsep yang menggabungkan kegiatan pertanian dengan pariwisata yang menawarkan pengalaman unik bagi pengunjung sekaligus mendukung ekonomi lokal. Pariwisata sendiri menjadi salah satu industri yang tumbuh dengan cepat. Hal ini membuka peluang untuk pengembangan agrowisata di Indonesia sebagai upaya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan melestarikan budaya.
Data World Bank tahun 2023 menunjukkan bahwa luas lahan pertanian di Indonesia adalah sekitar 632.000 km2 atau sebesar 33,2% dari total luas daratan Indonesia. Hingga saat ini, pertanian masih menjadi lapangan kerja utama yang telah menyerap tenaga kerja domestik. Badan Pusat Statistik Indonesia (BPS) pada tahun 2023 mencatat bahwa ada sekitar 27,8 juta petani, dengan 17,3 juta di antaranya adalah petani gurem yang mengelola lahan pertanian kurang dari 0,5 hektar.
Selain itu, Kementerian Pertanian merilis bahwa sektor pertanian (pertanian, peternakan, perburuan, dan jasa pertanian) pada 2022 mengalami pertumbuhan positif sebesar 0,33% dengan kontribusi terhadap total Produk Domestik Bruto Indonesia sebesar 9,38%. Dengan begitu, ketersediaan lahan dan sumber daya pertanian dapat menyokong pengembangan konsep agrowisata dan menjadi suatu langkah strategis yang bisa dikembangkan di Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi para petani.
Pada skala makro, manfaat yang didapatkan dari pengembangan agrowisata yaitu mendukung komitmen pemerintah dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional. Perwujudan dari komitmen tersebut tercermin pada program lumbung pangan nasional di mana peningkatan produksi pertanian menjadi salah satu target prioritas. Kolaborasi antara petani lokal dengan pelaku industri jasa pariwisata yang menawarkan hospitalitas akan menciptakan peluang untuk mengurangi ketergantungan terhadap produk pertanian impor sehingga pada akhirnya bisa meningkatkan stabilitas dan ketersediaan pasokan pangan.
Manfaat lainnya adalah pada aspek keberlangsungan. Dari sisi lingkungan, agrowisata mendorong praktik pertanian ramah lingkungan, konservasi sumber daya alam, dan pengelolaan limbah yang dapat menjaga ekosistem. Dari sisi budaya, konsep ini membantu dalam melestarikan dan mempromosikan warisan budaya lokal melalui interaksi wisatawan dengan tradisi dan kebiasaan setempat. Sedangkan dari sisi pemberdayaan ekonomi, agrowisata meningkatkan pendapatan masyarakat lokal dengan menciptakan lapangan kerja dan peluang usaha baru.
Salah satu kawasan agrowisata yang bisa dijadikan contoh adalah pemanfaatan sistem irigasi yang dikenal dengan Subak di Bali. Subak dinobatkan sebagai The World Cultural Heritage pada 2012 oleh UNESCO sebagai lambang warisan budaya Bali. Pemanfaatan sistem pengairan Subak ini menjadi daya tarik yang unik bagi para pengunjung karena mereka tidak hanya dapat menikmati keindahan alam, namun juga menambah pengetahuan mengenai local wisdom yang dianut masyarakat Bali.
Terlebih dengan adanya pergeseran preferensi wisatawan sejak COVID-19, menjadikan wisata berbasis alam semakin populer untuk dikunjungi. Sebagai gambaran, data BPS menunjukkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Provinsi Bali mengalami kenaikan sebesar 19,47% dengan jumlah kunjungan pada Desember 2023 sebanyak lebih dari 480 ribu kali dibandingkan dengan tahun lalu sebesar 403.000 kali kunjungan.
Namun, pada praktiknya, pengembangan kawasan agrowisata tidaklah mudah. Berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh YAMADA Consulting & Spire, setidaknya ada empat tantangan yang harus dihadapi dalam mengembangkan kawasan agrowisata yaitu:
1. Ketergantungan terhadap musim panen dan pengaruh iklim
Mengembangkan kawasan agrowisata bisa menjadi tantangan tersendiri jika tidak direncanakan dengan baik pengelolaannya. Berbagai faktor mulai dari musim tanam dan sifat jenis tanaman yang bervariasi, teknik budidaya yang digunakan hingga risiko perubahan iklim dapat membuat pengelolaan kawasan agrowisata menjadi kompleks. Hal ini berkaitan dengan waktu kunjungan wisatawan dan kapan musim optimal tanaman berproduksi.
2. Kebutuhan investasi yang besar
Pengembangan agrowisata membutuhkan investasi besar karena melibatkan berbagai pembangunan di kawasan seperti area rekreasi, pengaplikasian teknologi pertanian, pengelolaan lahan hingga promosi dan pemasaran. Semua ini bertujuan untuk menciptakan pengalaman wisata yang berkualitas dan berkelanjutan, sehingga dapat menarik dan mempertahankan kunjungan wisatawan dalam jangka panjang.
3. Kelayakan lokasi dan kelayakan lingkungan
Sayangnya, tidak semua lahan pertanian cocok untuk dijadikan area pariwisata. Lokasi dan lingkungan yang layak adalah dua faktor penting dalam pengembangan agrowisata. Salah satu daya tarik untuk pengunjung adalah akses yang memadai. Hal ini dapat didukung oleh pembangunan infrastruktur, baik dari internal (pengusaha) maupun eksternal (pemerintah). Selain itu, kelayakan lingkungan seperti kualitas tanah, ketersediaan air, estetika lingkungan dan konservasi ekosistem lokal harus dipertimbangkan secara menyeluruh untuk menjamin agrowisata yang berkelanjutan dan menguntungkan bagi masyarakat serta lingkungan sekitar.
4. Kurangnya sumber daya manusia yang memadai
Kurangnya sumber daya manusia yang memadai menjadi tantangan utama dalam pengembangan agrowisata. Banyak petani belum memiliki keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk mengelola kegiatan pariwisata, seperti pelayanan tamu, manajemen usaha, dan pemasaran digital. Belum adanya pelatihan dan pendidikan khusus di bidang agrowisata juga menyebabkan rendahnya kualitas layanan sehingga dapat mengurangi daya tarik wisatawan dan menghambat pertumbuhan sektor ini.
Meskipun menghadapi berbagai tantangan, beberapa strategi dan pendekatan yang bisa diterapkan untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut dan memaksimalkan potensi yang ada adalah:
1. Manajemen terhadap jadwal penanaman dan musim kunjungan dengan efektif
Kunci sukses ini dapat menjamin potensi pendapatan untuk pengembang kawasan sekaligus pengalaman memuaskan bagi wisatawan, seperti mengurangi risiko gagal panen untuk memastikan ketersediaan sumber daya sehingga pengunjung dapat menyaksikan keindahan lahan subur atau ikut serta dalam kegiatan panen.
2. Praktik community-based agrotourism
Strategi ini dapat memperkuat keterlibatan masyarakat lokal dalam pengembangan agrowisata dari kegiatan pengelolaan sumber daya alam dan budaya hingga kegiatan pariwisata. Dengan konsep ini juga, dana pengembangan bisa didapatkan dari berbagai sumber seperti investor swasta dan perusahaan dalam serta luar negeri.
3. Kerja sama dan dukungan pemerintah
Peran pemerintah sangat penting untuk dapat mendukung pembangunan pertanian dan pariwisata melalui agrowisata. Upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan memberikan pembekalan dan pelatihan SDM, dukungan terkait skema pembiayaan melalui public-private partnership (PPP) untuk membangun infrastruktur, penetrasi solusi digital dan dukungan promosi yang kuat.
Pengembangan agrowisata di Indonesia memiliki potensi besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal dan melestarikan warisan budaya. Meskipun terdapat berbagai tantangan, dengan kolaborasi yang efektif dan melakukan langkah strategi, agrowisata dapat menjadi sektor andalan yang berkontribusi signifikan terhadap ekonomi dan keberlanjutan di Indonesia.●
Yamada Consulting & Spire (Y&S) merupakan perusahaan riset dan konsultasi bisnis terkemuka di dunia dengan kantor pusat di Tokyo, Jepang, dan kantor pusat regional Asia Pasifik di Singapura. Sebelum diakuisisi oleh Yamada Consulting Group, perusahaan ini dikenal dengan nama Spire Research and Consulting.
Y&S Indonesia | Menara Astra Lt. 25 Unit 25D, Jalan Jend. Sudirman Kav. 5-6, Jakarta 10220, Telp/Faks: (021) 50889816 | www.yamada-spire.com
You may like
-
Pullman Hotels & Resorts Reveals “The Transforming Room” Concept
-
Y&S Insights: Komparasi Implementasi 5G di Indonesia dan Negara-Negara Lain
-
Infor Positioned as a Leader in the 2024 Gartner Magic Quadrant for Cloud ERP
-
Pemasaran Aplikasi Seluler di Asia Tenggara Cukup Potensial
-
Inilah Daftar Pemenang Smarties Indonesia Awards 2024
-
MMA Impact Indonesia 2024 Soroti Dampak Mendalam Digitalisasi
-
Laba Bersih BCA Digital pada Kuartal 3/2024 Tumbuh 532,7%
-
Synnex Metrodata Indonesia Jadi Distributor Devo Technology
-
BPA Broker Hadirkan Solusi Telekonsultasi Kesehatan dr. Barron