GoWork menjadi penyedia coworking space di Indonesia yang cukup digemari.
Jakarta, TechnoBusiness ID● Pandemi COVID-19 yang memaksa semua orang untuk tidak bepergian ke luar rumah telah membunuh bisnis coworking space di berbagai negara, termasuk di Tanah Air.
CoHive, penyedia coworking space yang didirikan oleh East Ventures dengan nama awal EV Hive, terpaksa harus menutup layanannya karena masalah pendanaan dan pandemi yang amat berpengaruh.
Menariknya, di saat CoHive resmi tutup, bisnis GoWork justru tumbuh, menurut manajemen perusahaan. Dalam laporannya hari ini, pendapatan GoWork justru tumbuh dua kali lipat dibanding sebelum pandemi.
Advertisement
Co-founder dan CEO GoWork Vanessa Hendriadi mengatakan bahwa pandemi menyadarkan manajemen perusahaan untuk lekas mengubah strategi bisnis dari semula menargetkan startup ke perusahaan besar.
Sebelum pandemi, keanggotaan GoWork hampir seluruhnya terdiri dari startup, usaha kecil dan menengah, serta pekerja lepas. Kini, strateginya diubah dengan memperbanyak (95%) pekerja perusahaan besar.
Vanessa menyebutkan pengguna GoWork saat ini lebih banyak profesional yang bekerja untuk perusahaan-perusahaan besar seperti Deloitte, AirAsia, Pfizer, Nielsen, dan sejenisnya.
“Kami mengalami transformasi radikal untuk menyediakan dukungan korporat lengkap di berbagai kota di Indonesia. Kami dapat berkembang dengan baik pada 2023 berkat solusi kami yang disesuaikan untuk perusahaan-perusahaan besar,” katanya.
GoWork Indonesia memiliki tingkat retensi pelanggan tahunan sebesar 85%. Klien-kliennya yang terkenal berasal dari berbagai sektor, termasuk Creative Capital, Ticked Media, Ula, dan Pegadaian.
Seiring dengan itu, GoWork juga bekerja sama dengan pemilik properti untuk merevitalisasi aset mereka dengan membangun dan mengelola ruang kerja yang dinamis. Juga, meluncurkan solusi kantor virtual global.●
