TechnoBusiness News
Strategi UPH Meramu Program Studi di Tengah Masifnya Digitalisasi
Bagaimana strategi Universitas Pelita Harapan dalam meramu program studi agar sesuai dengan kebutuhan dunia kerja di era digital saat ini?
Published
1 year agoon
Tangerang, TechnoBusiness ID ● Perkembangan teknologi yang cukup masif belakangan ini telah membawa dampak positif—sekaligus negatif—bagi hampir seluruh aspek kehidupan. Banyak peluang kerja baru yang muncul, tetapi juga banyak yang tergantikan, karena kehadiran teknologi.
Tentu saja kenyataan itu tidak bisa dipandang remeh. Dalam laporan World Economic Forum berjudul The Future of Jobs 2023, setidaknya ada 23% pekerjaan yang diyakini akan mengalami perubahan pada 2027 dengan 69 juta pekerjaan baru diciptakan dan 83 juta pekerjaan lama tergantikan.
Baca Juga: Unbox, Strategi UPH Promosikan Program Studi ke Generasi Masa Kini
Hampir 75% perusahaan yang beroperasi akan mengadopsi teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) sebagai pendorong utama sistem automasi—yang menawarkan kepraktisan, efektivitas, dan efisiensi operasional bisnis sehingga akhirnya menjadi penentu kemenangan.
Dari seluruh perusahaan yang disurvei, 50%-nya memperkirakan teknologi AI akan memicu pertumbuhan pekerjaan (job growth) dan 25%-nya memprediksi akan berakibat pada kehilangan pekerjaan (job losses). Pekerjaan-pekerjaan yang menggunakan sistem manual jelas hilang.
Oleh karena itu, sebagai perguruan tinggi swasta terkemuka di Indonesia, Universitas Pelita Harapan (UPH) meramu metode belajar yang diyakini aplikatif dan adaptif terhadap dunia kerja di era digital, salah satunya dengan mengelompokkan (clustering) program studi.
Eric Jobiliong, Ph.D, Associate Provost for Academic and Innovation UPH, mengatakan perguruan tinggi yang dikelolanya membagi program studi menjadi empat cluster, antara lain Medicine and Health Sciences, Arts and Entertainment, Engineering and Computing, dan Social Sciences.
“Dengan pengelompokan ini, UPH mendorong terjadinya kolaborasi dan pengembangan dalam satu rumpun program studi. Dengan begitu, harapannya kami bisa mendorong inovasi-inovasi lintas program studi yang dapat membawa dampak positif bagi bidang keilmuan,” katanya.
Clustering juga memungkinkan terjadinya kolaborasi lintas fakultas, misalnya Fakultas Ekonomi dan Bisnis dengan Fakultas Sains dan Teknologi. Selain itu, UPH menjalankan metode flipped classroom yang mengharuskan mahasiswa mempersiapkan bahan terlebih dahulu sebelum sesi pembelajaran berlangsung.
UPH meramu metode belajar yang diyakini aplikatif dan adaptif terhadap dunia kerja di era digital.
Sejak awal 2020, UPH pun sudah menerapkan hybrid learning, yaitu metode pembelajaran yang menggabungkan antara kuliah tatap muka dengan online. “Metode ini semula diterapkan pada sebagian mata kuliah, terutama saat menghadirkan dosen tamu dari luar negeri,” ujar Eric.
UPH, lanjut Eric, akan terus meningkatkan kualitas sistem perkuliahan online, baik dari sisi tenaga pengajar maupun mahasiswanya, agar menghasilkan kualitas yang sama dengan perkuliahan tatap muka atau onsite di kampus.
Di tengah masifnya digitalisasi akhir-akhir ini, UPH menyatakan akan terus berupaya meminimalisasi kesenjangan (gap) antara materi perkuliahan dengan kehidupan kerja nyata. Tujuannya jelas agar apa yang dipelajari di kampus memang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja masa kini.
Eric menjelaskan, ada beberapa hal yang diterapkan untuk itu, di antaranya mengombinasikan tenaga dosen dari akademisi dengan praktisi untuk mengombinasikan antara pemahaman teoretis dan penerapan praktis yang riil, juga program magang di industri yang bersifat wajib.
Baca Juga: Sukseskan Transformasi Digital, Kawan Lama Group Gandeng Biznet
Lalu, kolaborasi antar-fakultas untuk memberikan pembelajaran yang lebih terintegrasi dan menyeluruh, dan kesempatan untuk berpartisipasi dalam pertukaran pelajar melalui Indonesia International Student Mobility Awards (IISMA), salah satu program Kampus Merdeka dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Andry M. Panjaitan, ST, MT, Associate Provost for Student Development UPH, menambahkan, UPH juga membina, mengembangkan penalaran dan kreativitas mahasiswa melalui kompetisi, membekali soft skills dan karakter, serta pemahaman teknologi.
“Semua disiapkan demi menghasilkan generasi dengan kompetensi tinggi yang siap bersaing di kancah global. Hasil pembinaan kemahasiswaan saat ini telah membawa UPH mencapai prestasi sebagai Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Peringkat II Perguruan Tinggi Swasta dengan Prestasi Nasional Terbanyak,” ungkapnya.●
—Purjono Agus Suhendro, TechnoBusiness ID ● Foto: TechnoBusiness Photos
THE BEST ADVICE
You may like
-
Kalbe Morinaga Sukses Terapkan Otomatisasi pada Proses Produksinya
-
Bloomberg Law Launches AI-Powered Contract Assistant That’s Essential for Legal Counsel
-
Toyota to Invest US$500 Million in Electric Air Taxi Developer Joby Aviation
-
Broom Raih Pendanaan Seri A+ Senilai US$25 Juta dari OpenSpace
-
Infor Targets Business Velocity with Added Process Mining, ESG, and GenAI Capabilities
-
Setelah 6 Tahun Beroperasi, Tokocrypto Gaet 4,5 Juta Pengguna
-
Strategi Tingkatkan Kinerja Layanan Publik Gunakan Solusi VisionAnalytics-GPT
-
Y&S Insights: Pertumbuhan Pasar Pinjaman Online di Indonesia
-
Multipolar Technology Ungkap Cara Tingkatkan Kepuasan Pelanggan Lewat Solusi IBM Event Automation