Published
8 years agoon
JAKARTA – Zhang Li datang ke Indonesia pada November 2015 lalu untuk membangun perusahaan baru, JD.ID. Pria yang semula menduduki posisi Senior Director of Merchandise JD.com yang berbasis di Beijing, China, itu dipercaya perusahaannya lantaran kariernya cukup bersinar. Ia pernah membawahi divisi office dan printer, audio, kamera, personal computer (PC), makanan dan minuman, dan barang-barang segar.
Zhang merupakan satu-satunya karyawan JD.com yang pernah menerima lima kali promosi kenaikan jabatan dalam waktu singkat. Promosi-promosi itu diperoleh setelah ia pernah membawa JD.com berhasil menembus peringkat pertama kategori PC serta makanan dan minuman di industri e-commerce Negeri Tirai Bambu yang didominasi rival terdahulunya, Alibaba.com. Ia juga tokoh di balik terjadinya transformasi di sektor industri PC ke tren penggunaan laptop untuk gaming.
Lalu, pria yang sebelum bergabung dengan JD.com menjabat sebagai regional sales representative dan country product line manager di Hewlett-Packard China itu ditantang untuk membesarkan JD.ID dari nol. Kini, tepatnya pada 28 Maret, JD.ID sudah genap berusia satu tahun. Bagaimana hasilnya? Bisakah Zhang sesukses di kampung halamannya?
Pada Kamis (9/3) lalu, Zhang mengenakan kaus berwarna merah khas JD.ID berdiri di atas panggung di Wharhol Room, Hotel Pullman Jakarta Central Park Mall, Podomoro City, Jakarta Barat, dalam perayaan “JD.ID Celebrating Festivity”. Di hadapan wartawan, ia menceritakan perkembangan JD.ID, di samping program-program dalam rangka ulang tahunnya yang pertama. “Bulan ini menjadi momen yang lebih istimewa karena kami merayakan tanda kehadiran kami di pasar e-commerce Indonesia,” kata yang bertindak sebagai presiden direktur itu.
Ia menjelaskan bahwa meski penuh tantangan dan dinamika, kini Indonesia menjadi rumah kedua bagi perusahaannya. Semula JD.ID hanya memiliki kategori gadget dan aksesori, tapi kini sudah berlipat menjadi 14 kategori dengan 103 subkategori. Kategori-kategori itu, di antaranya laptop, PC, fashion, ibu, bayi, anak, home appliances, dan shopping voucher. Berdasarkan data yang tertera di website-nya, jumlah produk yang dipasarkan saat ini telah mencapai 100.000 stock keeping unit (SKU), 10 kali lipat dibanding satu tahun sebelumnya yang baru 10.000 SKU.
Menyadari bahwa geografis Indonesia amat luas dan kekuatan e-commerce ada pada infrastruktur logistik, maka JD.ID juga langsung mengembangkan tiga gudang (warehouse) di Cimanggis, Surabaya, dan Pontianak. Untuk mendukung langkah tersebut, JD.ID merekrut tenaga pergudangan secara besar-besaran. Bahkan, dari total karyawan 300-an, yang terbanyak untuk pergudangan. Jumlah sumber daya itu akan terus bertambah seiring bertambahnya gudang-gudang baru yang akan dibangun JD.ID.
Zhang mengatakan, “Pelanggan menjadi inspirasi bagi kami untuk terus berinovasi dan memberikan yang terbaik, mulai dari sistem pengadaan barang hingga pendistribusian ke tangan konsumen.” Untuk menjaga kualitas layanan, JD.ID juga memperbanyak tenaga customer service. “Itu harus dilakukan karena di Indonesia, sudah membayar pun orang masih sering menelepon ke kantor untuk memberitahu jika ia sudah melakukan pembayaran,” lanjut Teddy Arifianto, Head of Corporate Communications & Public Affairs JD.ID.
Teddy mengakui mencari diferensiasi JD.ID dari e-commerce lainnya memang agak sulit, tapi sejak awal perusahaannya konsisten bermain di pemasaran business to customer. Karena fokus di ranah business to customer, maka diferensiasi yang ditegaskan ke pasar yaitu kualitas layanannya. “JD.ID itu bukan hanya menjual barang, tapi juga infrastruktur dan layanan. Dengan begitu, kepercayaan akan datang. Setelah datang, repeat order akan terjadi,” terangnya.
Buktinya, sejak awal diluncurkan, JD.ID mampu tumbuh 30% per bulan (tanpa disebutkan angka rincinya). Peringkat di Alexa yang dihitung berdasarkan trafik tampak bagus, yakni 50 secara nasional. Vendor yang menjadi mitranya pun sumringah. Walau begitu, pasar Indonesia masih menuntut untuk diedukasi lebih serius agar beralih ke dunia e-commerce. Apalagi, dari total populasi 262 juta, baru 51%-nya yang sudah menikmati internet. Dari situ, penetrasi e-commerce-nya, berdasarkan data dari eMarketer, masih 9% atau senilai US$5,6 miliar.
Untuk itu, JD.ID merayakan ulang tahun pertamanya dengan menggelar pasar offline bertajuk “Gelar Gembira”. Acara yang diadakan di Mal Taman Anggrek, Jakarta Barat, pada 9-12 Maret 2017 itu menjadi penanda dimulainya bulan diskon JD.ID. Konsumen dan mitra dapat mengikuti langsung signature promo JD.ID, di antaranya JD99 dan JD Auction. Ada 30 mitra pemilik merek seperti Samsung, Vivo, Lego, Maxim, Bosch, LG, dan Tresemme yang turut meramaikannya. Agar lebih menarik, JD.ID menghadirkan musisi ternama seperti Nidji dan Lala Karmela.
Tidak hanya itu, jika konsumen belum sempat mendapatkan promo harga di promo offline, mulai 13-28 Maret JD.ID menawarkan diskon khusus secara online di Brand Day. Di Brand Day itu, kata Teddy, akan ada diskon secara bergantian dari setiap merek per harinya. Dengan strategi itu, hasilnya, kata Teddy, “JD.ID menjadi salah satu e-commerce dengan pertumbuhan tercepat di Indonesia.” Itu berarti pula Zhang sudah membuktikan kemampuannya, setidaknya hingga saat ini.**
—Purjono Agus Suhendro, TechnoBusiness Indonesia • Foto-Foto: JD.ID
TokoTalk: “Kami Berangkat dari Layanan Berbasis Chatbot”
Shopee, E-commerce Paling Populer di Asia Tenggara
Hadi Kuncoro: E-commerce Perbanyak Barang Impor Itu Begini Hitung-Hitungannya…
E-commerce Indonesia Tumbuh di Atas Rata-Rata Global
E-commerce Melesat, Toko Offline Meredup
China jadi Pasar E-commerce Terbesar Dunia
E-commerce Indonesia Punya Sejumlah Tantangan
Strategi Jet Commerce Taklukkan Pasar E-commerce
Model O2O Terbaru Suning.com Dongkrak Penjualan 155%