TechnoBusiness Insights
Pasar Solusi Pendinginan Pusat Data Global Tumbuh 29,11%

- Kebutuhan pusat data semakin besar, pemainnya semakin banyak, dan bisnis-bisnis pendukungnya pun turut tumbuh.
- Bisnis solusi pendinginan cairan pusat data global pada 2016 diperkirakan mencapai US$827,8 juta.
NEW YORK – Terus tumbuhnya kebutuhan penyimpanan data membuat bisnis pusat data (data center) kian menggiurkan. Raksasa teknologi informasi global dan lokal di setiap negara pun berlomba memperebutkan pangsa pasar tersebut.

Sistem pendinginan cairan pusat data dari GRCooling di Amerika.
Laju pertumbuhan penyediaan pusat data itu juga berimbas pada terdongkraknya bisnis pendukung, salah satunya solusi pendinginan (data center liquid cooling).
Berdasarkan laporan periset pasar ReportLinker yang dirilis Rabu (23/11), solusi pendinginan cairan pusat data global pada 2016 diperkirakan mencapai US$827,8 juta. Jika rata-rata per tahun tumbuh 29,11% seperti penghitungan analis, maka pada 2021 nilainya diprediksi menjadi hampir US$2,97 miliar.
Solusi pendinginan pusat data global pada 2016 diperkirakan mencapai US$827,8 juta.
Seiring berjalannya waktu, kebutuhan solusi pendingin pusat data ramah lingkungan pun meningkat, terutama yang berkaitan dengan tingkat konsumsi energi. Solusi pendingin sendiri memerlukan infrastruktur pendukung, termasuk pasokan cairan dalam jumlah besar dan tong untuk menahan server.
Meski Amerika Utara, negara yang mengadopsi awal teknologi tersebut, merupakan pasar terbesar bisnis solusi pendinginan pusat data saat ini, Asia Pasifik akan tumbuh secara eksponensial.
Amerika Utara memang pengadopsi awal solusi pendinginan pusat data, tapi Asia Pasifik akan tumbuh eksponensial.
Data proyeksi pertumbuhan ini diperoleh ReportLinker dari beberapa segmen dan subsegmen melalui metode penelitian sekunder dan wawancara primer terhadap perusahaan Tier 1 sebanyak 25%, Tier 2 25%, Tier 3 50%; dengan level tingkat C 50%, direktur 25%, lainnya 25%; dan dari wilayah Amerika Utara 50%, Eropa 25%, dan Asia Pasifik 25%.**
—Philips C. Rubin, TechnoBusiness ● Foto-Foto: Istimewa