TechnoBusiness News
Satu Dekade Hengkang, Motorola Kembali Garap Pasar Indonesia
Motorola kembali menggarap pasar Indonesia.

● Motorola Indonesia menargetkan mampu meraih pangsa pasar smartphone 10% pada 2027.
● Motorola Indonesia mencoba mengedepankan pendekatan local for local.
Jakarta, TechnoBusiness ID ● Motorola comeback! Ya, Motorola, merek ponsel global asal Amerika Serikat, kembali menggarap pasar Indonesia setelah sempat hengkang selama satu dekade terakhir.
Motorola, yang termasuk pionir dalam memperkenalkan ponsel ke pasar Indonesia bersama Nokia dan Ericsson, terpaksa harus meninggalkan pasar berkembang ini karena induknya, Motorola Inc., rugi besar.
Pada 2011, Motorola Inc. lantas memisahkan bisnisnya menjadi dua perusahaan independen, yakni Motorola Solutions dan Motorola Mobility. Lalu, tiga tahun kemudian, Motorola Mobility dijual ke Lenovo Group Holdings asal China.
Kini, Motorola, yang sepenuhnya berada di bawah konglomerasi Lenovo, mencoba peruntungan kembali, walaupun pasar smartphone Indonesia sudah terbilang padat—juga dipadati oleh pemain-pemain Negeri Tirai Bambu.
Merujuk pada data terbaru IDC, dari sekitar 40 juta unit penjualan smartphone di pasar Indonesia selama 2024 (tumbuh 15,5% dari 2023), hampir seluruhnya dikuasai oleh merek China. Hanya Samsung yang tidak.
Transsion, yang mengusung merek Infinix, Tecno, dan Itel, sukses memimpin pasar dengan pangsa 18,3%. Oppo berada di posisi kedua dengan pangsa pasar 17,8%; diikuti Samsung 17,2%; Xiami 16,5%, dan Vivo 15,3%.
Target Ambisius
Pertanyaannya, apakah Motorola mampu menaklukkan, setidaknya masuk dalam lima besar, pasar smartphone Indonesia? Bagus Prasetyo, Country Head Motorola Indonesia, mengungkapkan optimismenya.
Saat peluncuran produk perdananya, Moto G 45 5G, di Jakarta, Selasa (18/2), Budi mengatakan, “Kami menargetkan tumbuh double digit hingga meraih pangsa pasar 10% dalam tiga tahun dan menempati posisi lima besar”.
Untuk meraih itu, Motorola Indonesia mencoba mengedepankan pendekatan local for local. Artinya, produk yang dipasarkan di Indonesia dirakit di Indonesia dan telah memenuhi standar Tingkat Komponen Dalam Negeri.
Dalam melakukan perakitan, Motorola menggandeng perusahaan electronic manufacturing service terbesar di Tanah Air, yakni PT Sat Nusapersada Tbk (IDX: PTSP) yang memiliki pabrik di Batam.
Sementara itu, produknya dirancang dengan memadukan antara gaya dan performa. Berbekal desain elegan dan fitur yang canggih, Budi mengatakan, Motorola ingin menciptakan standar baru di pasar smartphone Indonesia.●
—Purjono Agus Suhendro, TechnoBusiness ID