TechnoBusiness Insights
Hati-hati, 1 Juta Aktivitas Pelacakan Web Terdeteksi Setiap Hari!
Kaspersky mengungkap fakta terbaru soal pelacakan web.
Published
1 month agoon
● Semakin banyak web yang dipantau menjadi semakin banyak aktivitas pelacakan web terdeteksi.
● Pelacakan web itu termasuk pengumpulan, penyimpanan, dan analisis data tentang perilaku online pengguna.
Jakarta, TechnoBusiness Insights ID ● Sebanyak 25 layanan seperti Google, New Relic, dan Microsoft diramaikan oleh lebih dari 38 miliar aktivitas pelacakan web (web tracking) yang mengumpulkan data perilaku pengguna atau rata-rata 1 juta deteksi per hari tahun ini.
Temuan itu diungkapkan oleh perusahaan keamanan siber global Kaspersky baru-baru ini. Pelacakan web yang dimaksud termasuk pengumpulan, penyimpanan, dan analisis data tentang perilaku online pengguna.
Di dalamnya tak terkecuali data demografi, kunjungan situs web, waktu yang dihabiskan di halaman web, dan interaksi seperti klik, gulir, dan gerakan tetikus yang dapat digunakan untuk membuat heatmaps dan wawasan lainnya.
Biasanya pelacakan web bertujuan mendapatkan data demi bisa mempersonalisasi pengalaman pelanggan, meningkatkan keterlibatan pengguna, menargetkan iklan dengan lebih efektif, dan mengukur kinerja layanan online mereka.
Untuk itu, Kaspersky menampilkan komponen Do Not Track yang memblokir elemen pelacakan yang dirancang agar bisa memantau aktivitas pengguna di situs web. Fitur itu memungkinkan Kaspersky menilai status terkini pengumpulan data oleh pelacak web.
Fakta dalam Angka
- Google Display & Video 360 memegang pangsa terbesar di antara 25 sistem pelacakan teratas di Asia. Di Asia Selatan, ia menyumbang 25,47% pemicu komponen DNT, sementara di Asia Timur sebesar 24,45%. Pangsa terkecil berada di Commonwealth of Independent States (CIS) sebesar 8,38%, tempat sistem pelacakan lokal lebih lazim.
- Google Analytics, yang melacak perilaku pengguna dan kata kunci untuk mengoptimalkan lalu lintas dan kinerja situs web, memiliki pangsa terbesar di Amerika Latin (14,89%), diikuti oleh Timur Tengah (14,12%).
- Pelacak Google AdSense mendominasi di Timur Tengah (6,91%) dan Asia Selatan (6,85%), dengan pangsa terkecil di Oseania (3,76%) dan CIS (2,30%).
- Kehadiran sistem pelacakan ini telah meningkat di hampir semua wilayah. Sementara sistem tertentu mengalami penurunan di area tertentu, yang lain berkembang, namun semuanya milik Google. Hal ini menyoroti pelacakan pengguna Google yang luas, jauh melampaui perusahaan lain mana pun.
- YouTube Analytics memiliki pangsa tertinggi di Asia Selatan (12,71%) dan Timur Tengah (12,30%), dan terendah di Eropa (5,65%) dan Amerika Utara (4,56%).
- Pelacak Microsoft memiliki pangsa terbesar di Amerika Latin (3,38%) dan terkecil di CIS (0,68%).
- Pelacak Bing menunjukkan aktivitas yang signifikan di Afrika (8,46%), dengan kehadiran terkecil di CIS (0,77%).
- Korea Selatan, Jepang, dan Rusia, tempat layanan internet lokal sangat berkembang, sistem pelacakan regional tidak hanya berada di peringkat 25 teratas tetapi terkadang dapat melampaui pesaing global.
Baca Juga:
- Nilai Pasar Etalase Global Dekati US$12,4 Miliar pada 2028
- 85% Pengguna Lebih Suka LLM Tanpa Sensor agar Lebih Bebas
- TransTrack Kantongi US$12 Juta dari Putaran Pendanaan Seri A
“Meskipun 25 layanan pelacakan teratas menunjukkan bahwa pengumpulan data tidak terbatas hanya pada beberapa perusahaan, semakin banyak organisasi yang menyimpan dan memproses informasi kita, semakin besar risiko pelanggaran,” ungkap Anna Larkina, pakar keamanan dan privasi Kaspersky.●
Teks: TechnoBusiness Insights ID
Data: Kaspersky, Oktober 2024
Foto: Pixabay
You may like
-
Inilah Daftar Pemenang Smarties Indonesia Awards 2024
-
MMA Impact Indonesia 2024 Soroti Dampak Mendalam Digitalisasi
-
Laba Bersih BCA Digital pada Kuartal 3/2024 Tumbuh 532,7%
-
Synnex Metrodata Indonesia Jadi Distributor Devo Technology
-
BPA Broker Hadirkan Solusi Telekonsultasi Kesehatan dr. Barron
-
IBM AI in Action Report Identifies Key Characteristics of Businesses
-
Pengiriman Tablet Jelang Musim Liburan Secara Global Naik 11%
-
Donald Trump Menang, Harga Bitcoin Cetak Rekor Rp1,2 Miliar
-
Awas, Penjahat Siber Sebarkan Captcha Palsu yang Berbahaya!