And Others
Reaksi Silicon Valley atas Kemenangan Trump
Published
8 years agoon
- Komunitas teknologi di Silicon Valley pun tak menyangka Donald Trump akan memenangkan pertarungan pemilihan presiden Amerika Serikat 2016.
- “Horor, horor,” kata Shervin Pishevar, seorang venture capitalist dari firma Sherpa Capital.
CALIFORNIA – Banyak yang tidak menyangka Donald Trump akan menang dalam pemilihan presiden Amerika Serikat, bahkan orang-orang yang bekerja di Silicon Valley sekalipun. Tetapi, pemilihan kemarin nyata-nyata mematahkan itu semua.
“Ini seperti pemakaman.”
Hillary Clinton yang diprediksi bakal meraih suara lebih banyak justru hanya memperoleh 228, jauh di bawah Trump yang meraih 279 suara. “Horor, horor,” kata Shervin Pishevar, seorang venture capitalist dari firma Sherpa Capital, seperti ditulis oleh Farhat Manjoo dari The New York Times.
Pishevar mengatakan kemenangan Trump adalah mimpi buruk. Ada pula yang merasa kecewa berat. “Aku patah hati,” ujar Stewart Butterfield, co-founder layanan pesan korporat Slack.
Sundar Pichai, Kepala Eksekutif Google, bahkan sudah sejak tahun lalu menentang Trump. Pichai mengkawatirkan rencana Trump yang akan melarang kaum Muslim bermigrasi ke Amerika Serikat.
Kekhawatiran itu tidak hanya terjadi di dalam negeri, melainkan di seluruh dunia. Arjun Kharpal dari CNBC menceritakan bahwa hampir semua peserta Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Web di Lisbon, Portugal, yang letaknya 4.000 kilometer lebih, terkejut atas terpilihnya Trump.
“Ini seperti kecelakaan kereta api.”
Salah satu peserta yang tak mau disebutkan namanya menganggap, “Ini seperti pemakaman.” Yang lainnya mengatakan, “Ini seperti kecelakaan kereta api,” tulis Kharpal.
Reaksi para developer web di KTT Web itu wajar lantaran hasil jajak pendapat yang mereka lakukan memprediksi 94% Hillary yang akan memenangkan pertarungan. Ternyata, salah.
Tidak sekadar kecewa karena salah menebak, para insan teknologi bereaksi negatif karena mereka mesti berpikir ulang dalam mengatur rencana bisnisnya. Bagi perusahaan rintisan (startup), mereka mulai mengkhawatirkan perihal pendanaannya.
“Aku patah hati.”
Jika kebijakan imigrasi Trump benar-benar diterapkan, Silicon Valley akan kekurangan bakat-bakat dari mancanegara. Kekurangan bakat berarti pula kemunduran dalam hal penciptaan inovasi.
Ada pula yang mengkhawatirkan anaknya seperti yang di-tweet-kan oleh Tristan Walker, Chairman @Code2040, “Terrified for my son’s hope in a world with Trump. Terrified.”●
—Philips C. Rubin, TechnoBusiness; Foto-Foto: Istimewa