And Others
Mengapa Gen Y Tak Setia pada Tempatnya Bekerja?
Published
8 years agoon
- Dari 88.900 karyawan yang tersebar di 35 provinsi di Indonesia, mereka yang tergolong Gen Y terbukti tak setia pada perusahaan tempat mereka bekerja.
- “Generasi ini sangat berbeda dengan generasi sebelumnya, yakni Gen X, yang sanggup bertahan di sebuah perusahaan hingga empat tahun, bahkan lebih.”
JAKARTA – Peralihan generasi dari Gen X ke Gen Y menuntut perusahaan untuk melakukan penyesuaian. Sebab, karakter kedua generasi sangatlah berbeda. Gen X, mereka yang berusia di atas 35 tahun, bekerja untuk meraih kemapanan dan kemandirian keuangan dan karier. Sementara Gen Y lebih menyukai tantangan baru, mudah penasaran, dinamis, dan mengikuti kemauan mereka sendiri.
Berdasarkan penelitian Jobsplanet, platform komunitas dunia kerja online asal Korea Selatan, yang melibatkan 88.900 karyawan (81.800 Gen Y dan 7.100 Gen X) yang tersebar di 25 provinsi di Indonesia pada Agustus 2015-Januari 2017, ditemukan tiga perbedaan mendasar antara Gen X dan Gen Y dalam hal pekerjaan.
Pertama, kesetiaan Gen Y terhadap perusahaan mereka rendah. Sebanyak 76,7% dari total responden hanya bertahan 1-2 tahun di satu perusahaan, lalu pindah. Hanya 9,5% yang bertahan hingga lima tahun atau lebih di satu tempat. Kedua, Gen X jauh lebih setia. Sedikitnya 42,5% karyawan Gen X bisa bekerja lebih dari lima tahun di satu perusahaan. Hanya 10% yang pindah kerja dalam satu tahun.
Baca Juga: Purjono Agus Suhendro berbincang dengan Kemas Antonius, Chief Product Officer Jobplanet Indonesia
Ketiga, Gen Y, yang berusia 21-25 dan baru mengenal pekerjaan, kebanyakan tak segan untuk berpindah perusahaan ketika mereka merasa sudah tak mendapatkan tantangan atau ilmu baru. Itu sebabnya, Gen Y bisa pula disebut generasi kutu loncat. “Generasi ini sangat berbeda dengan generasi sebelumnya, yakni Gen X, yang sanggup bertahan di sebuah perusahaan hingga empat tahun, bahkan lebih,” kata Chief Product Officer Jobplanet Indonesia Kemas Antonius.
Meski demikian, itu bukan berarti karakteristik yang buruk. Menurut Kemas, nilai postifnya adalah mereka selalu ingin belajar dan haus tantangan. Untuk menjawab kebutuhan karyawan yang didominasi Gen Y, perusahaan mesti menempatkan posisi sesuai minat mereka dan terus memberi tantangan-tantangan baru.**
—Anwar Ibrahim, TechnoBusiness Indonesia ● Foto-Foto: Jobplanet
You may like
-
Investasi Rp14 Triliun di Indonesia, Berapa Pendapatan Amazon.com?
-
10 Perusahaan Internet dengan Kapitalisasi Pasar Terbesar
-
Telkom Merek Termahal Indonesia 2018
-
Meski Kompetitor “Menjamur”, Jumlah Pengguna PayPal Tetap Tumbuh
-
Microsoft: Transformasi Digital Sumbang US$22 Miliar PDB Indonesia
-
Harbolnas 12.12 2017 Bukukan Transaksi Rp4,7 Triliun
-
Kucuran Dana “Venture Capital” per Kuartal III/2017 Mencapai US$42 Miliar
-
Penetrasi Konsumen Digital Global 2017 Mencapai 60,2%
-
Membaca Naik-Turun Angka Penjualan Apple iPhone