Published
7 years agoon
Jakarta, TechnoBusiness ID ● SAS Indonesia, perwakilan perusahaan pengembang perangkat lunak analitik SAS Institute asal Nort Carolina, Amerika Serikat, di Indonesia, pada Kamis (27/7) mengadakan acara yang membahas tentang “Kolaborasi Stress Testing dengan IFRS 9 Mempermudah Pengambilan Keputusan dan Memaksimalkan Peluang pada Bisnis”.
Saat ini, standardisasi dalam pelaporan keuangan perusahaan finansial sudah menjadi tuntutan. Bahkan, Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB) sejak 1973 sudah mengeluarkan standar untuk pertama kalinya. Standar IASB itu kemudian berkembang menjadi standardisasi laporan keuangan dengan mengembangkan standar pelaporan keuangan melalui IFRS 9.
Karena itu, kata Risk Practice Lead SAS ASEAN Lock Kwee Yoong, SAS mendukung standardisasi akuntansi dengan mengembangkan standar untuk laporan keuangan melalui IFRS 9 guna membantu perusahaan atau institusi finansial di Asia dalam memenuhi standar IASB.
“Lembaga keuangan akan mendapatkan solusi dan konsultasi terbaik dari SAS dalam pengelolaan risiko keuangan dan memenuhi standar IFRS 9, tanpa memerlukan investasi berlebih dalam pelatihan staf atau layanan konsultasi,” kata Yoong.
Dengan adanya standar pelaporan keuangan yang baru, yaitu IFRS 9 yang menggantikan IAS 39, perbankan harus siap untuk dapat memenuhi standar pelaporan yang ditentukan.
“SAS membantu bank secara proaktif dalam menangani peraturan baru itu agar terhindar dari sanksi, denda, kasus, dan isu finansial lainnya dengan solusi terhadap standar akuntansi dan stress testing,” ujar Peter Sugiapranata, General Manager SAS Indonesia.
Director of Accounting Advisory KPMG Denny Hanafy juga menekankan pentingnya perusahaan mempersiapkan diri dalam menghadapi penerapan IFRS 9 sebagai standar keuangan. “Penerapan IFRS 9 akan memberikan dampak signifikan terhadap modal dan keuntungan. Oleh karena itu, pelaku industri perlu mempersiapkan dalam menghadapi ini,” kata Denny.
—Anwar Ibrahim, TechnoBusiness ID ● Foto-Foto: SAS Indonesia