Startups
Hindari Menganggur, Generasi Milenial Perlu Bukapintu
Published
8 years agoon
Bukapintu hadir sebagai portal edukasi karier bagi anak muda di Indonesia.
Portal ini bertujuan untuk memberi gambaran kepada generasi milenial agar tidak kebingungan dalam mencari atau terpaksa menerima pekerjaan.
Yang lebih disayangkan lagi, yang menganggur itu adalah mereka yang rata-rata baru lulus kuliah. Artinya, generasi muda alias generasi milenial sering kali kebingungan dalam mendapatkan pekerjaan. Kalau pun ada, mereka pun bingung memilih pekerjaan, perusahaan, atau industri yang paling sesuai. Karena kebanyakan hanya mengikuti kata orang tua, sehingga mereka tidak produktif dengan kariernya.
Faktornya ada banyak. Misalnya, ketidaksesuaian antara keahlian yang dimiliki dengan posisi yang ditempati, atau ketidaksesuaian kepribadian dan nilai-nilai dengan budaya perusahaan. “Bayangkan, kita menghabiskan setidaknya hampir 80% waktu di pekerjaan. Kalau ribuan hingga jutaan orang salah mengambil langkah karier, maka secara kolektif produktivitas dan kebahagiaan masyarakat tidak optimal,” lanjutnya.
Baca Juga: Mengapa Gen Y Tak Setia pada Tempatnya Bekerja?
Sebagai portal edukasi karier, Bukapintu secara rutin menerbitkan artikel-artikel, mulai dari langkah mengidentifikasi potensi diri, tips melamar kerja, hingga tips agar sukses di pekerjaan. Selain itu, juga memuat opini-opini dari perekrut dan kisah-kisah sukses perjalanan karier anak muda Indonesia. Misi besarnya, kata Rangga, membantu kaum milenial tidak salah dalam memilih pekerjaan mereka.
“Ada istilah misemployment is the new unemployment. Masalah yang ada saat ini bukan hanya pengangguran, melainkan juga orang-orang yang tidak cocok di pekerjaannya.”
Jika kebingungan, Bukapintu menawarkan kerja sama kepada perusahaan-perusahaan untuk membuat konten-konten populer, baik dalam format artikel maupun video. Konten-konten itu berisi cerita karyawan dan gambaran perusahaan yang lantas dipromosikan kepada audiens milenial sesuai kebutuhan perusahaan.
“Banyak kandidat berkualitas yang hanya melamar ke perusahaan yang mereka ketahui atau yang sudah populer di lingkungan pergaulan. Dengan mempromosikan cerita-cerita unik tentang perusahaan seperti kisah perjalanan karier karyawan di perusahaan serta foto dan video suasana kantor, perusahaan punya kesempatan menunjukkan employer brand-nya. Ini juga membantu mahasiswa dan lulusan sarjana untuk familiar dengan budaya perusahaan sebelum melamar sehingga perusahaan akan mendapatkan kandidat yang lebih culture-fit,” kata Rangga.**
—Intan Wulandari, TechnoBusiness Indonesia • Foto-Foto: Bukapintu, magicjackforbusiness.com, amazonaws.com
You may like
-
“Raja Jodoh” dari India Incar Indonesia
-
Inilah yang Didapat Go-Jek dari Astra Selain Dana Rp2 Triliun
-
Lewat Ranah Digital, Bisnis Lokal Mesti Mendunia
-
Cara Mudah Raih Reward dari Restoran Ala Paprika
-
Perluas Pasar, Hooq Berkolaborasi dengan IndiHome dan WiFi.id
-
BCA Kucurkan Rp200 Miliar untuk Central Capital Ventura
-
Untuk Urusan Hukum, Kini Ada PopLegal
-
Kini, Fitness Lebih Gampang dan Murah Berkat Fitnesia
-
Di Instagram, Kini Sekali Unggah Bisa Banyak Foto