Y&S Insights
Spire Insights: Potensi Produk Berbahan Dasar Kulit Asal Garut
Oleh Fauzan Medison Adryan, Konsultan Spire Research and Consulting
Oleh Fauzan Medison Adryan, Konsultan Spire Research and Consulting
Published
2 years agoon
Spire Insights ● Sukaregang, Garut, merupakan daerah penghasil kerajinan kulit terbesar di Jawa Barat. Industri kulit di daerah itu mencakup dari hulu ke hilir, yakni mulai dari proses penyemakan hingga produksi barang jadi berbahan kulit seperti jaket, tas, ikat pinggang, sepatu, dan lainnya.
Bukan hanya itu, industri kulit Sukaregang yang sudah berdiri sejak 1925-an juga menjadi pemasok bahan kulit ke brand terkenal, di antaranya Cardinal, D’Boscha, dan Bucherri. Umumnya bahan baku kulit tersebut berasal dari kulit sapi.
Baca Juga: Spire Insights: Tingkat Literasi Keuangan Generasi Muda Indonesia Masih Rendah
Tak tanggung-tanggung, salah satu perusahaan penyemakan kulit di Sukaregang bahkan mampu memproduksi kulit lebih dari 100 ton per bulan. Pada 2011, perusahaan itu pernah mengekspor produknya ke beberapa negara di Asia Tenggara.
Sayangnya, masuknya produk kulit sapi sintetis dari luar negeri dengan harga yang lebih murah meski kualitasnya lebih rendah menjadi kendala. Ditambah lagi dengan adanya pandemi yang memangkas produktivitas perusahaan karena keterbatasan jam kerja. Penurunan produktivitas hingga 70% juga dipengaruhi oleh penurunan produktivitas produsen tas, sepatu, dan lain sebagainya hingga 50% karena pandemi.
Jika berkunjung ke Kabupaten Garut, Anda dapat mampir ke beberapa toko di Jalan Ahmad Yani yang menjual berbagai macam produk berbahan dasar kulit. Salah satu toko bernama Rumah Kulit berdiri sejak 2012 dan sudah melayani banyak pelanggan terutama wisatawan. Beberapa produk dari toko tersebut pernah digunakan oleh istri Gubernur Jawa Barat dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif saat ini.
Sejak adanya pandemi pada 2020 serta diberlakukannya PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) menyebabkan penjualan toko-toko menurun hingga 50% karena kunjungan wisatawan ke Garut berkurang. Namun, setelah diberlakukan era new normal, pengunjung kembali berdatangan dan umumnya pelanggan yang datang sudah beberapa kali membeli produk serta memesan secara custom. Pelanggan yang memesan secara khusus biasanya menginginkan motif dan warna jaket sesuai keinginan pelanggan.
Sukaregang, Garut, merupakan daerah penghasil kerajinan kulit terbesar di Jawa Barat.
Produksi sebuah jaket memakan waktu kurang lebih seminggu dari produk kulit dipola sampai produk jadi. Rata-rata harga jual jaket kulit dengan kualitas terbaik mulai dari Rp1,5-2 juta. Kelebihan dari produk jaket kulit tersebut adalah lebih awet dan mudah dalam perawatannya.
Agar produk kulit dapat berkembang secara penjualan dan jangkauan pasarnya lebih luas, banyak para pengusaha produk kulit mengharapkan adanya dukungan dari pemerintah atau kementerian dalam kemudahan untuk mendapatkan pendanaan dan akses penjualan setelah pandemi.
Potensi bisnis ini jika dikembangkan akan berdampak positif bagi para pengusaha kulit dan pekerja yang berada di Sukaregang, Garut, terlebih pemerintah dapat membantu mempromosikan dan membantu untuk ekspor produk asli Indonesia agar nilai jual lebih tinggi. Selain itu, dengan membeli produk asli Indonesia, masyarakat juga dapat membantu para pengusaha dibidang produk kulit.
Industri kulit ini dapat dipadukan dengan pariwisata dan ekonomi kreatif dalam mendukung produk kerajinan asli Indonesia sehingga diharapkan muncul produk-produk Indonesia bertaraf internasional dengan kualitas terbaik. Dukungan teknologi seperti penjualan secara online baik melalui ecommerce atau social media dapat meningkatkan penjualan dan jangkauan pengiriman produk.
Baca Juga: Spire Insights: Mengulik Perkembangan Jaringan 5G di Indonesia
Tren fashion di Indonesia yang terus meningkat dengan banyaknya event bertaraf nasional dan internasional dapat menjadi jalan bagi produk-produk kerajinan kulit asli Indonesia, contohnya dengan adanya Jakarta Fashion Week, Event Pameran UKM nasional, Wedding Expo, dan event lainnya dapat membuat produk-produk hasil kerajian daerah khususnya kulit meningkat.
Tingginya harapan para pelaku usaha produk kerajinan kulit pada tahun 2022 menuju perbaikan perekonomian Indonesia, dimana produktivitas meningkat agar penjualan produk-produk asli Indonesia khususnya di Garut dapat berkembang dan dapat mensejahterakan masyarakat yang bekerja baik di toko dan pabrik penyemakan kulit Sukaregang. UMKM memiliki kontribusi besar terhadap perekonomian di Indonesia. Mari kita cintai produk fashion asli Indonesia.●
Spire Research and Consulting merupakan perusahaan riset pasar dan konsultasi bisnis global, terutama di negara-negara berkembang. Perusahaan yang didirikan pada 2000 di Singapura ini kini memiliki kantor perwakilan di semua negara Asia Pasifik dan berkantor pusat di Tokyo, Jepang.
PT Spire Indonesia | Menara Astra Lt. 25 Unit 25D, Jalan Jend. Sudirman Kav. 5-6, Jakarta 10220, Telp/Faks: (021) 50889816 | www.spireresearch.com
Soltius Indonesia Jalin Kemitraan dengan Bhumi Varta Technology
Jumlah Pengguna Bybit Naik Jadi 50 Juta dalam 40 Hari
Multipolar Technology Tawarkan Tiga Solusi Andal untuk Memodernisasi Teknologi Perusahaan
KPMG Investasi Hingga US$100 Juta di Google Cloud Alliance
Pullman Hotels & Resorts Reveals “The Transforming Room” Concept
Y&S Insights: Komparasi Implementasi 5G di Indonesia dan Negara-Negara Lain
Infor Positioned as a Leader in the 2024 Gartner Magic Quadrant for Cloud ERP
Pemasaran Aplikasi Seluler di Asia Tenggara Cukup Potensial
Inilah Daftar Pemenang Smarties Indonesia Awards 2024