Connect with us

Y&S Insights

Enam Strategi Penyedia Layanan TIK di Indonesia

Published

on

Spire Insight ● Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Indonesia berkembang sangat pesat. Keberadaannya tidak hanya memberi kemudahan, tapi juga membawa perubahan dalam tatanan kehidupan masyarakat.

 

Baca Juga: Simalungun, Surga Arabika di Tepi Danau Toba

 

Advertisement

Sektor bisnis pun tidak bisa lepas dari yang namanya platform teknologi. Itu sebabnya, dalam lima tahun terakhir, industri TIK nasional tumbuh stabil antara 9-10% per tahun.

Perusahaan-perusahaan penyedia layanan TIK pun bersaing memperoleh pangsa pasar yang besar. Seperti apa strategi mereka?

Berikut ini enam strategi yang diterapkan para penyedia layanan TIK di pasar Indonesia:

  1. Beberapa perusahaan terus meningkatkan porsi recurring revenue. Sebab, pertumbuhan penjualan perusahaan yang memiliki porsi recurring revenue besar cenderung lebih stabil. Kontribusi itu biasanya diperoleh dari layanan data center, managed service, atau pembayaran elektronik.
  2. Perusahaan meningkatkan nilai tambah, mengevaluasi layanan yang ada, dan menciptakan layanan VIP kepada High Value Customer. Contohnya, membuat perjalanan bisnis menggunakan helikopter.
  3. Perluasan pasar dengan menerapkan strategi penetrasi, kolaborasi, dan akuisisi, baik dengan perusahaan lokal maupun regional. Misalnya, perusahaan penyedia layanan on-demand yang berbasis aplikasi mengakuisisi perusahaan teknologi keuangan (fintech) dalam rangka merambah bisnis pembayaran. Akuisisi ini dilakukan agar pertumbuhan bisnis lebih cepat.
  4. Pergeseran mindset bisnis dari pendekatan tradisional menjadi pendekatan khusus. Saat ini, perusahaan berlomba menciptakan momen kebenaran dan konsep unik, yaitu dengan mengadakan seminar untuk para pelanggan, menawarkan bisnis end-to-end, hingga inovasi bisnis out of the box seperti mengembangkan drone sebagai solusi fleet monitoring dan capturing.
  5. Perusahaan juga menyediakan product mixing, multi-consumer segment, dan pengadopsian skema revenue dengan konsep freemium (multiproduk, multisegmen, dan multikonsep). Salah satu contoh mutiservice bundling yang disediakan perusahaan penyedia layanan TIK adalah pengembangan internet broadband dengan koneksi internet di-bundle dengan IPTV dan layanan internet rumah akan dilengkapi dengan konten TV.
  6. Beberapa perusahaan juga memosisikan diri sebagai penyedia ecosystem enabler dengan penggabungan solusi digital. Contoh, pengembangan layanan IoT untuk perumahan dan gedung, smart city sebagai generator pendapatan baru, e-commerce, logistics enablement, dan bigdata analytics.

Untuk mencapai keunggulan yang kompetitif dalam kerasnya persaingan bisnis TIK tentu bukanlah tugas yang mudah bagi perusahaan.

Akan tetapi, perusahaan harus peka seiring tuntutan pelanggan yang memiliki ide-ide baru, kebutuhan TIK yang semakin dinamis, dan dorongan untuk melakukan transformasi digital terkait teknologi.●

Naskah:

Advertisement

Nesya Yulia Ramadhani

nesya@technobusiness.id

Grafis:

Prizzy Natacia

prizzy.natacia@technobusiness.id

Advertisement

——-

Spire Research and Consulting merupakan perusahaan riset pasar dan konsultasi bisnis global, terutama di negara-negara berkembang, yang didirikan di Singapura pada 2000. Kini, perusahaan ini memiliki kantor perwakilan di semua negara Asia Pasifik dengan kantor pusat di Tokyo, Jepang.

 

TechnoBusiness, Menara Astra Lt. 25 Unit 25D, Jalan Jend. Sudirman Kav. 5-6, Jakarta 10220, Telp: (021) 50889816. Copyright © 2017-2024 TechnoBusiness, A Member of Pasxmedia Holding. All Rights Reserved.