Y&S Insights
Enam Strategi Penyedia Layanan TIK di Indonesia
Published
7 years agoon
Spire Insight ● Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Indonesia berkembang sangat pesat. Keberadaannya tidak hanya memberi kemudahan, tapi juga membawa perubahan dalam tatanan kehidupan masyarakat.
Baca Juga: Simalungun, Surga Arabika di Tepi Danau Toba
Sektor bisnis pun tidak bisa lepas dari yang namanya platform teknologi. Itu sebabnya, dalam lima tahun terakhir, industri TIK nasional tumbuh stabil antara 9-10% per tahun.
Perusahaan-perusahaan penyedia layanan TIK pun bersaing memperoleh pangsa pasar yang besar. Seperti apa strategi mereka?
Berikut ini enam strategi yang diterapkan para penyedia layanan TIK di pasar Indonesia:
- Beberapa perusahaan terus meningkatkan porsi recurring revenue. Sebab, pertumbuhan penjualan perusahaan yang memiliki porsi recurring revenue besar cenderung lebih stabil. Kontribusi itu biasanya diperoleh dari layanan data center, managed service, atau pembayaran elektronik.
- Perusahaan meningkatkan nilai tambah, mengevaluasi layanan yang ada, dan menciptakan layanan VIP kepada High Value Customer. Contohnya, membuat perjalanan bisnis menggunakan helikopter.
- Perluasan pasar dengan menerapkan strategi penetrasi, kolaborasi, dan akuisisi, baik dengan perusahaan lokal maupun regional. Misalnya, perusahaan penyedia layanan on-demand yang berbasis aplikasi mengakuisisi perusahaan teknologi keuangan (fintech) dalam rangka merambah bisnis pembayaran. Akuisisi ini dilakukan agar pertumbuhan bisnis lebih cepat.
- Pergeseran mindset bisnis dari pendekatan tradisional menjadi pendekatan khusus. Saat ini, perusahaan berlomba menciptakan momen kebenaran dan konsep unik, yaitu dengan mengadakan seminar untuk para pelanggan, menawarkan bisnis end-to-end, hingga inovasi bisnis out of the box seperti mengembangkan drone sebagai solusi fleet monitoring dan capturing.
- Perusahaan juga menyediakan product mixing, multi-consumer segment, dan pengadopsian skema revenue dengan konsep freemium (multiproduk, multisegmen, dan multikonsep). Salah satu contoh mutiservice bundling yang disediakan perusahaan penyedia layanan TIK adalah pengembangan internet broadband dengan koneksi internet di-bundle dengan IPTV dan layanan internet rumah akan dilengkapi dengan konten TV.
- Beberapa perusahaan juga memosisikan diri sebagai penyedia ecosystem enabler dengan penggabungan solusi digital. Contoh, pengembangan layanan IoT untuk perumahan dan gedung, smart city sebagai generator pendapatan baru, e-commerce, logistics enablement, dan bigdata analytics.
Untuk mencapai keunggulan yang kompetitif dalam kerasnya persaingan bisnis TIK tentu bukanlah tugas yang mudah bagi perusahaan.
Akan tetapi, perusahaan harus peka seiring tuntutan pelanggan yang memiliki ide-ide baru, kebutuhan TIK yang semakin dinamis, dan dorongan untuk melakukan transformasi digital terkait teknologi.●
Naskah:
Nesya Yulia Ramadhani
nesya@technobusiness.id
Grafis:
Prizzy Natacia
prizzy.natacia@technobusiness.id
——-
You may like
-
Spire Insights: Potensi Penetrasi Internet Desa di Indonesia
-
Spire Insights: Potensi Produk Berbahan Dasar Kulit Asal Garut
-
Spire Insights: Tingkat Literasi Keuangan Generasi Muda Indonesia Masih Rendah
-
Spire Insights: Permintaan Produk Skin Care di Indonesia Terus Meningkat
-
Spire Insight: Dampak COVID-19 terhadap Sistem Bekerja Masa Depan
-
Spire Insight: Industri Kreatif di Indonesia Langka Talenta Kreatif
-
Spire Insight: Dealing Government Affairs in Indonesia
-
Spire Insight: Perubahan Perilaku Konsumen Saat COVID-19
-
Spire Insight: Membaca Industri Logistik E-commerce India