Connect with us

Y&S Insights

Manisnya Bisnis GPS Fleet Management System

Published

on

Oleh Kepri Marudur Hutagalung | Periset Senior Spire Indonesia

Spire Insight ● Tren digitalisasi di Indonesia memberi harapan besar bagi banyak industri, khususnya perusahaan dengan bisnis inti telekomunikasi dan Internet of Things (IoT).

Salah satu peluang yang tumbuh subur adalah layanan GPS Fleet Management System. Sistem itu membantu pelacakan (tracking) aset kendaraan, baik business to customer (B2C) maupun business to business (B2B).

Baca Juga: Kakao, Potensi yang Belum Dimaksimalkan

Advertisement

Kendaraan yang dilacak umumnya merupakan transportasi publik seperti kendaraan sewa, taksi, truk, pick up, alat berat untuk pertambangan, dan lain sebagainya.

Jumlahnya yang terus tumbuh membuat potensi bisnis layanan GPS Fleet Management System di Indonesia juga ikut tumbuh. Per Januari-Oktober 2018, jumlahnya sudah 1,1 juta kendaraan diproduksi, yang kemungkinan akan naik menjadi 1,2 juta unit hingga akhir tahun.

Oleh karena itu, layanan Fleet Management System amat potensial. Produknya saja, harganya Rp 2 juta per unit, belum termasuk perawatan dan paket kuota data.

Tapi, biaya itu lebih murah dibanding menggunakan Vessel Tracking Management—yang acap digunakan oleh kapal laut—yang biayanya mencapai puluhan juta rupiah.

Padahal, segmen B2B tidak hanya mempertimbangkan harga, tapi juga hal-hal terkait lainnya seperti fitur, kualitas produk, dan service level agreement-nya.

Advertisement

Baca Juga: Strategi Menekan Harga Pangan

Saat ini, ada beberapa operator yang menawarkan layanan GPS Fleet Management System. Operator-operator itu, di antaranya Fox Logger, Superspring, IndoGPS, Telkom, Indosat, Smartfren, Inditracking, Intelitrac, Enerren, dan lain-lain.

Yang Perlu Diperhatikan

Terdapat beberapa hal penting yang perlu diperhatikan oleh penyedia layanan GPS Fleet Management dalam memasarkan produk:

  1. Produk fleet management sebaiknya ditawarkan dengan layanan bundling produk antara fleet dengan produk IoT di luar fleet yang terkait dengan kebutuhan enterprise.
  2. Pelanggan yang membeli produk perangkat dalam jumlah banyak dapat diberi bonus dengan sistem poin dan bisa ditukarkan dengan hadiah berupa perangkat elektronik, rumah, atau paket wisata/umroh.
  3. Penawaran harga lebih fleksibel dan negotiable. Ini untuk menyesuaikan ketersediaan anggaran di internal pelanggan.
  4. Penawaran bonus dengan tambahan sensor-sensor fleet management: panic bottom sensor, door sensor, fuel sensor, atau sensor lainnya.
  5. Untuk menudukung dan menjaga SLA layanan, sebaiknya mempertimbangkan penggunaan sim card dengan jaringan yang stabil, khususnya area pedalaman atau jalur terpencil.

Dari lima poin di atas, penyedia layanan juga perlu memperluas sasaran pemasaran ke berbagai sektor yang dapat menjadi strategi baru guna mendorong distribusi produk secara besar.

Simak Juga: Mengatasi Kemiskinan Petani dengan Skema Value Chain Financing

Advertisement

Misalnya, kerja sama dengan perusahaan asuransi kendaraan bermotor, perusahaan penjualan mobil bekas baik offline maupun online, agen tunggal pemegang merek (ATPM), atau dealer kendaraan (bundling product oriented).

Masalahnya, penyedia layanan pada industri ini masih minim dalam mengedukasi pasar. Ada yang melakukannya melalui media sosial tapi tidak efektif.

Meningkatkan brand awareness lewat event-event offline, road show, dan mengedukasi komunitas-komunitas kemungkinan akan lebih maksimal.

Penjualan produk Fleet Management pun sebaiknya tidak dibatasi oleh sumber daya manusia (SDM) internal. Sebab, perusahaan penyedia masih terkendala keterbatasan SDM khususnya tim penelitian dan pengembangan serta pemasaran.

Program reseller akan mendorong pencapaian target pemasaran karena membuka peluang berkembangnya channel atau link di berbagai perusahaan calon pelanggan.

Advertisement

Baca Juga: Mencari Solusi Pendanaan Petani

Pengembangan Produk

Pengembangan produk GPS Fleet Management juga perlu dilakukan dengan cara melibatkan industri lain. Sebagai contoh, kerja sama pengembangan produk dengan perusahaan teknologi finansial (fintech) untuk mengintegrasi sistem pembayaran tol atau penyeberangan lintas pulau.

Khusus untuk pemasaran di Jabodetabek, pengembangan produk GPS Fleet Management juga dapat dilakukan lewat fitur layanan pemetaan yang mampu memberikan informasi sistem ganjil-genap bagi pengguna.

Untuk pengembangan sensor fuel management, sebaiknya mempertimbangkan penggunaan sistem kalibrasi dengan menanamkan sensor di dalam ‘tangki bahan bakar kendaraan sehingga laporan lebih akurat dan tidak rentan untuk dirusak.

Advertisement

Industri Logistik

Dalam kurun 1-2 tahun belakangan, terjadi perubahan jenis kebutuhan fleet management di beberapa perusahaan logistik. Beberapa perusahaan logistik memilih menyediakan fleet management system sendiri. Namun, suplai perangkatnya tetap menjadi peluang.●

 

Spire Research and Consulting merupakan perusahaan riset pasar dan konsultasi bisnis global, terutama di negara-negara berkembang. Perusahaan yang didirikan pada 2000 di Singapura ini kini memiliki kantor perwakilan di semua negara Asia Pasifik dan berkantor pusat di Tokyo, Jepang.

 

Advertisement