And Others
Strategi AirAsia Dorong Pertumbuhan lewat Data
Sepang, TechnoBusiness ● Sebagai penyedia layanan penerbangan berbiaya murah terkemuka AirAsia ingin mendongkrak pertumbuhan bisnis melalui pengelolaan big data.
Published
6 years agoon
Sepang, TechnoBusiness ● Sebagai penyedia jasa layanan penerbangan berbiaya murah (low cost carier) terkemuka di Asia Tenggara, AirAsia (MYX: 5099) memiliki big data yang luar biasa. Data-data itu mencakup operasional, komersial, dan pengalaman pelanggan (customer experience).
Agar data-data itu tidak sia-sia, AirAsia lantas mengelola dan mengubahnya menjadi daya dorong pertumbuhan bisnis perusahaan secara eksponensial. Maskapai asal Malaysia itu telah memproyeksikan 5% kenaikan pendapatan grup melalui pengelolaan data yang dimilikinya.
Baca Juga: Strategi Menghadapi Era Digital dengan 3C
“Data adalah aset terbesar yang kami miliki,” kata Tony Fernandes, CEO Grup AirAsia dan Co-Group AirAsia X, di Sepang, Malaysia, Senin (13/8). “Akan tetapi, data menjadi tidak berarti jika Anda tidak dapat memahaminya.”
Dalam upaya mengubah data menjadi pendorong pertumbuhan, AirAsia yang memiliki anak perusahaan antara lain AirAsia X, Indonesia AirAsia, Indonesia AirAsia X, Philippines AirAsia, dan Thai AirAsia dengan total 74 destinasi penerbangan itu menggandeng Palantir Technologies.
Tony menjelaskan, perusahaan big data analytics yang berpusat di Palo Alto, California, Amerika Serikat, itu membantu AirAsia untuk memahami data dan hubungan di antara data-data tersebut. “Kami akan menetapkan standar tentang bagaimana sebuah maskapai memanfaatkan data untuk meningkatkan pendapatan,” katanya.
Selain itu, data yang sama akan dimanfaatkan untuk mengurangi biaya, meningkatkan efisiensi, dan menciptakan pengalaman pelanggan yang lebih personal. Selama lima tahun ke depan, Palantir juga akan mengelola data penjualan produk-produk penerbangan, manajemen rute dan pendapatan, keuangan, keamanan, kargo, rantai pasok, komersial, dan pengembangan karyawan.
Co-founder dan CEO Palantir Alexa Karp mengatakan, “AirAsia-nya yang terdepan dalam inovasi di industri aviasi. Tony Fernandes telah membangun sebuah organisasi yang berani untuk mencoba hal-hal baru dalam industri yang berperan sangat vital dan kami sangat bangga dapat menjalin kerja sama dengan AirAsia”.
Dalam catatan TechnoBusiness, selama kuartal 2/2018 AirAsia Group—termasuk pasar India, Thailand, dan Jepang—berhasil mencatatkan jumlah penumpang sebanyak 18,07 juta. Penyumbang jumlah penumpang terbanyak tentu berasal dari Malaysia, diikuti Indonesia, Filipina, Thailand, lalu India dan Jepang.
Strategi Bagus
Meski telah menjadi pelanggan penghargaan hingga 10 kali sebagai Maskapai Berbiaya Murah Terbaik di Dunia versi Skytrax Awards, AirAsia tak boleh lengah. Pendapatan dari tiket murah yang diterapkannya harus diimbangi dengan kepiawaian manajemen dalam mengelola keuangan.
Keputusan untuk memanfaatkan big data miliknya menjadi pendorong kinerja perusahaan, kata Jeffrey Bahar, Group Deputy CEO Spire Research and Consulting, merupakan langkah yang tepat. “Sebab, dewasa ini perusahaan memang mesti memanfaatkan data-data yang ada untuk mendongkrak kinerja, baik secara keuangan maupun pelayanan,” ungkapnya.
Persaingan semakin hari semakin ketat dan kebutuhan untuk melayani pelanggan secara lebih personal kian diperlukan. “Salah satu cara untuk mengetahui bagaimana menyentuh pelanggan secara lebih personal tiada lain dengan memanfaatkan data yang ada,” jelas Jeffrey.
Jadi, dengan big data, lanjut Jeffrey, maskapai bisa lebih efisien dalam hal pengeluaran, lebih maksimal dalam hal pendapatan, dan lebih personal dalam melayani pelanggan. Pelanggan yang dilayani sesuai keinginannya akan menjadi pelanggan yang loyal dalam jangka panjang.●
—Intan Wulandari, TechnoBusiness ID ● Foto-Foto: AirAsia