Connect with us

TechnoBusiness News

Cashlez Incar 5.000 Merchant Baru Tahun Ini, Strateginya?

Published

on

Cashlez mengincar 5.000 merchant baru tahun ini untuk menambah 9.000 merchant yang telah bekerja sama.  

Jakarta, TechnoBusiness ID • PT Cashlez Worldwide Indonesia Tbk. (IDX: CASH), perusahaan teknologi finansial pembayaran yang berbasis di Jakarta, mengincar 5.000 merchant baru tahun ini untuk meningkatkan transaksi.

Baca Juga: Multipolar Technology Tawarkan Data Center Berbasis Hyperconvergened Infrastructure

Cashlez juga mengembangkan sistem mPOS (mobile point of sale) untuk mendukung transaksi pembayaran merchant menggunakan kartu debit dan kredit berbasis aplikasi Android dan iOS yang terhubung dengan card reader dan bluetooth.

Advertisement

Lalu, Cashlez pun menyediakan fasilitas pembayaran digital menggunakan QR Code dan Cashlez Link. Sistem dan fasilitas pembayaran itu diharapkan mampu menarik merchant-merchat sejumlah yang ditargetkan untuk menambah 9.000 merchant yang sudah ada.

Baca Juga: Ikuti Trading Contest Indodax, Hadiahnya Mobil, Lho!

Presiden Direktur Cashlez Suwandi mengaku cukup optimistis dengan target akuisisi merchant baru tersebut karena transaksi nontunai semakin marak di tengah pandemi COVID-19.

Cashlez telah membantu transaksi merchant-merchant sebanyak lebih dari 1,5 juta kali setahun.

“Di sinilah kami hadir dengan aplikasi yang mampu menerima pembayaran cashless dari berbagai platform dengan biaya yang terjangkau,” ungkap Suwandi di Jakarta, Rabu (17/2).

Sepanjang 2020, Cashlez telah membantu transaksi merchant-merchant yang bekerja sama sebanyak lebih dari 1,5 juta kali dalam setahun atau naik 29% dibanding tahun sebelumnya.

Advertisement

[the_ad id=”13590″]

Baca Juga: Soal Uang, Orang Lebih Percaya Robot daripada Manusia!

Dari jumlah transaksi sebanyak itu, pendapatan Cashlez pun tumbuh lebih dari 30%. Kenaikan pendapatan itu juga ditopang oleh pertumbuhan nilai transaksi bruto yang meningkat lebih dari 50%.

Fintech memang hadir sebagai solusi dalam mengatasi kesenjangan pembiayaan maupun transaksi masyarakat yang selama ini tidak tersentuh lembaga perbankan.

“Karena masih baru dan potensi pasarnya sangat besar, maka fintech apa pun berpeluang tumbuh, termasuk fintech pembayaran seperti Cashlez,” ungkap Jeffrey Bahar, Group Deputy CEO Spire Research and Consulting.

Advertisement

[the_ad id=”13590″]

Baca Juga: Mastercard Bersiap Fasilitasi Transaksi Menggunakan Bitcoin

Menjamurnya bisnis kuliner, fashion, e-commerce, dan semacamnya yang mayoritas berskala usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) membutuhkan layanan pembayaran digital untuk mempermudah transaksi.

Selama ini, lanjut Jeffrey, UMKM belum memperoleh layanan pembayaran digital karena perbankan terlalu berhati-hati dalam memberikan fasilitas semacam itu.

“Ceruk pasar itulah yang kemudian ditangkap oleh fintech pembayaran,” ungkap Jeffrey. “Jika UMKM itu lantas membutuhkan pembiayaan untuk memperkuat modal, fintech itu pun bersedia mendanainya.”

Advertisement

[the_ad id=”13590″]

Baca Juga: [Update] Eksekutif Tencent Ditahan atas Dugaan Kasus Korupsi

Ke depan, fintech dan perbankan tidak bisa berjalan sendiri-sendiri seperti saat ini, tetapi akan berkolaborasi antarkeduanya. Kata Jeffrey, sekarang kolaborasi itu sudah mulai terlihat.•

—Intan Wulandari, TechnoBusiness ID • Foto: Cashlez

 

Advertisement

Simak berita-berita kami dalam bentuk video di kanal TechnoBusiness TVJangan lupa berikan atensi Anda dengan “like, comment, share, dan subscribe”.

Continue Reading
Advertisement