E-Commerce
Mengenal Reebonz E-commerce Hub Singapura yang Baru
Published
7 years agoon
- Sejak didirikan delapan tahun lalu, Reebonz telah berhasil merambah pasar barang mewah di 17 negara.
- “Inovasi adalah kunci untuk tetap relevan dengan perubahan lansekap mode mewah.”
Gedung itu tak lain merupakan markas Reebonz E-commerce Hub yang baru selesai dibangun dan ingin diluncurkan oleh Reebonz Limited. Reboonz Limited adalah platform jual-beli produk-produk premium online terpercaya asal Singapura yang telah merambah ke pasar Australia, Hong Kong, Indonesia, Malaysia, Korea Selatan, Thailand, dan Taiwan.
Baca Juga: Berapa Rata-Rata Pengeluaran Belanja Online Konsumen Menjelang Lebaran?
Reebonz melawan anggapan banyak orang bahwa barang mewah sulit dipasarkan melalui ranah online akibat banyaknya aksi penipuan. Nyatanya, Reebonz sudah berjalan selama delapan tahun dan berhasil mendapatkan pasar yang sempit (niche market). Memberi penjelasan yang mendalam dan pengalaman yang mengesankan kepada pelanggan menjadi sedikit dari strateginya.
“Inovasi adalah kunci untuk tetap relevan dengan perubahan lansekap mode mewah.”
Yang paling utama, kata CEO Reebonz Limited Samuel Lim, memahami keaslian produk merupakan kunci konsumen dalam melakukan pembelian. Reebonz juga memberikan jaminan keaslian tersebut dengan menggunakan tinta tak terlihat yang disematkan pada semua barang yang dipasarkan sebagai proses autentifikasi tambahan.
Di Korea Selatan, Reebonz telah memiliki gudang setinggi 54 tingkat dengan sistem keamanan andal. Gedung setinggi itu dimanfaatkan untuk menyimpan perhiasan dan jam tangan mewah. Debone, merek barang mewah milik Matthew Gideon, bisa menjangkau 5 juta pelanggan berkat Reebonz. Sehingga omni-channel tetap menjadi strategi bisnis utama Debone yang memiliki toko offline di Suntec City, Singapura.
“Tanpa pelanggan, karyawan, pemangku kepentingan, dan mitra bisnis, tidak ada Reebonz.”
Kini, Reebonz telah memiliki Reebonz E-commerce Hub. Semua hadirin diajak tur mengelilingi hub tersebut. Tur yang dipimpin oleh Samuel itu melewati beberapa level seperti The Eye (Level 1), The Touch (Level 2), The Soul (Level 7), dan The Feel of Luxury (Level 8). Level-level itu menandakan proses bagaimana barang dagangan diterima, disahkan, dipotret, dikemas, lalu dikirim ke gudang yang menjadi pusat distribusi.
Keberhasilan Reebonz, kata Daniel Lim, pendirinya, tentu berkat pelanggan. “Tanpa pelanggan, karyawan, pemangku kepentingan, dan mitra bisnis, tidak ada Reebonz. Kami akan terus berinovasi dan menantang apa yang telah kami capai untuk terus mengembangkan ekosistem mewah yang telah kami ciptakan dan tetap relevan dengan pelanggan kami,” ujarnya di sela-sela Grace Ciao, ilustrator mode lokal Singapura yang terkenal, menggambar kembali potret para tamu secara personal.
—Purjono Agus Suhendro, TechnoBusiness ID ● Foto-Foto: Reebonz
You may like
-
TokoTalk: “Kami Berangkat dari Layanan Berbasis Chatbot”
-
Shopee, E-commerce Paling Populer di Asia Tenggara
-
Hadi Kuncoro: E-commerce Perbanyak Barang Impor Itu Begini Hitung-Hitungannya…
-
E-commerce Indonesia Tumbuh di Atas Rata-Rata Global
-
E-commerce Melesat, Toko Offline Meredup
-
China jadi Pasar E-commerce Terbesar Dunia
-
E-commerce Indonesia Punya Sejumlah Tantangan
-
Strategi Jet Commerce Taklukkan Pasar E-commerce
-
Model O2O Terbaru Suning.com Dongkrak Penjualan 155%