Startups
IDC: Layanan Fintech di Indonesia Mesti Merger

Jakarta, TechnoBusiness ID ● Layanan teknologi finansial (financial technology/fintech) di Indonesia tumbuh bak “jamur di musim hujan”. Berdasarkan data Asosiasi Fintech Indonesia, jumlah penyedia layanan fintech nasional sampai saat ini sudah mencapai 124 startup.
Baca Juga: Uber pun Akhirnya Menyerah dari Pasar Asia
Oleh karena itu, sekalipun pasarnya besar, kolaborasi antar-fintech dan lembaga keuangan tradisional menjadi penting.
“Kolaborasi antara fintech dan lembaga tradisional [bank] menjadi wajib untuk sekarang dan di masa depan,” ungkap Handojo Triyanto, Manajer Riset Senior IDC Financial Insight, di Jakarta, Selasa (29/3).
Kolaborasi itu, baik secara operasional maupun investasi, bertujuan untuk tetap bertahan dan memenangkan persaingan. “Di masa depan, pasar fintech Indonesia akan berkonsolidasi dengan kolaborasi, merger, dan akuisisi. Itu sudah terjadi karena Go-Pay mengakuisisi Midtrans, Kartuku, dan Mapan,” ungkapnya.
Di samping itu, potensi pasar yang besar juga tengah dilirik oleh pemain-pemain global seperti Google, Alibaba, Tencent, dan lain sebagainya. Masuknya raksasa itu melalui akuisisi dan lain sebagainya membuat peta konsolidasi itu semakin nyata.●
—Intan Wulandari, TechnoBusiness ID ● Foto-Foto: IDC, Hayes Culleton