Published
5 years agoon
Oleh Oyashi Otiara | Konsultan Spire Research and Consulting
Spire Insight ● Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat kaya akan sumber daya alam, sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia menjadi “harta karun” dan negara berpotensi tinggi bagi para pelaku industri tier pertama produk pertambangan dan petrokimia, seperti batu bara, emas, timah, nikel, minyak bumi, dan naphtha selaku produk pertama dari minyak bumi. Akan tetapi hingga saat ini Indonesia masih dihadapi dengan permasalahan tingkat impor bahan baku yang tinggi, dan kontribusi ekspor terhadap dunia yang rendah dibandingkan dengan negara-negara tetangga, yaitu Malaysia, Singapore, dan Thailand. Sebagai contoh dari industri Petrokimia di Indonesia adalah produk turunan Aromatik, yaitu Benzene, Xylene, dan Toluene.
Ketiga produk turunan Aromatik ini pada dasarnya memiliki berbagai fungsi sehingga menghasilkan nilai tambah yang sangat besar bagi perkembangan berbagai industri di Indonesia, antara lain tekstil dan garmen, komponen otomotif, kosmetik, alas kaki, perkapalan, plastik, farmasi, cat atau pewarna, pengolahan kayu, pulp and paper, elektronik, dan militer. Dapat dibayangkan betapa pentingnya produk Aromatik ini pada kehidupan sehari-hari manusia. Namun ironisnya, berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh tim Spire Indonesia, ketiga produk turunan utama Aromatik tersebut produksinya sangat kecil, bahkan dalam beberapa tahun terakhir berhenti diproduksi di dalam negeri sehingga segala pemenuhan kebutuhan akan ketiga produk ini dilakukan dengan mengimpor bahan baku dari negara tetangga seperti Singapore dengan jumlah seluruh impor produk Aromatik sebesar 717.439 ton, diikuti oleh Thailand sebesar 148.769 ton, Malaysia sebesar 24.814 ton, atau beberapa negara pengekspor produk Aromatik lainnya seperti India dan Saudi Arabia. Hal ini terlihat jelas dari data ekspor-impor yang disajikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia dan Trademap sebagai berikut.
Berdasarkan ketiga tabel diagram diatas, terlihat jelas bahwa pada tahun 2013-2017 tingkat impor produk Aromatik sangat tinggi, sedangkan tingkat ekspor sejak tahun 2015-2017 dapat dinyatakan mati suri. Berdasarkan tabel diagram ini pula terlihat jelas bahwa pada dasarnya permintaan akan ketiga produk dasar dari petrokimia Aromatik sangat tinggi di Indonesia.
Beberapa penyebab yang dapat diidentifikasi dari minimnya produksi Aromatik didalam negeri antara lain, berhenti berproduksinya perusahaan penghasil Benzene, Toluene, dan Xylene di Indonesia, yaitu PT Trans Pacific Petrochemical Indonesia karena banyaknya permasalahan internal salah satunya besarnya hutang perusahaan terhadap PT Pertamina (Persero). Selain itu, berdasarkan hasil wawacara yang dilakukan dengan salah satu narasumber dari PT Chandra Asri Petrochemical, perusahaan yang saat ini masih memproduksi Xylene dan Benzene melihat produk kimia kurang memberikan nilai jual yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan bahan bakar minyak. Mindset yang dimiliki oleh perusahaan dalam negeri hingga saat ini dinilai masih sangat terfokus pada bahan bakar minyak yang penggunaannya habis dalam satu kali pakai, sehingga perusahaan yang memiliki kilang produk Aromatik tidak lagi memproduksi produk Aromatik secara maksimal dan produksi perusahaan difokuskan pada bahan bakar minyak (fuel).
Tentunya hal ini sangat disayangkan apabila terus berlanjut, mengingat Indonesia memiliki hasil bumi melimpah dan rasanya mampu untuk memenuhi kebutuhan bahan baku produk Aromatik di dalam negeri yang rata-rata meningkat sebesar 7.5% seiring dengan terus bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia.● SPONSORED CONTENT
Spire Research and Consulting merupakan perusahaan riset pasar dan konsultasi bisnis global, terutama di negara-negara berkembang. Perusahaan yang didirikan pada 2000 di Singapura ini kini memiliki kantor perwakilan di semua negara Asia Pasifik dan berkantor pusat di Tokyo, Jepang.
PT Spire Indonesia | Wisma BNI Lt. 25 Unit 8-10, Jalan Jend. Sudirman Kav. 1, Jakarta 10220, Telp/Faks: (021) 57945800 | www.spireresearch.com
Spire Insights: Memahami Pentingnya Integrasi Jaringan dan Keamanan IoT
Spire Insights: Prospek dan Tantangan Pasar Peralatan Kolam Renang di Indonesia
Spire Insights: Potensi Penetrasi Internet Desa di Indonesia
Spire Insights: Potensi Produk Berbahan Dasar Kulit Asal Garut
Spire Insights: Tingkat Literasi Keuangan Generasi Muda Indonesia Masih Rendah
Spire Insights: Permintaan Produk Skin Care di Indonesia Terus Meningkat
Pindah ke Menara Astra, Spire Indonesia Tapaki Spire Indonesia 2.0
Spire Insights: Mengupas Penerapan Industri Halal di Indonesia
Perkembangan Industri Data Center di Indonesia