TechnoBusiness Insights
88% Perusahaan Mulai Gunakan AI tapi Infrastruktur Datanya Kuno
Banyak perusahaan menggunakan AI dengan infrastruktur data yang kuno.
Banyak perusahaan menggunakan AI dengan infrastruktur data yang kuno.
Published
5 months agoon
● 90% perusahaan global sudah mulai memanfaatkan teknologi AI dalam mengelola datanya.
● Sayangnya, sebagian besar di antara mereka masih menggunakan infrastruktur data yang usang.
California, TechnoBusiness Insights US ● Belakangan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) menjadi fenomena global karena mampu mempercepat inovasi, mendongkrak produktivitas bisnis, meningkatkan pengalaman karyawan dan pelanggan, dan memungkinkan pengambilan keputusan yang tepat.
Karena itu, perusahaan-perusahaan multinasional “berbondong-bondong” untuk bertransformasi menggunakan AI. Sayangnya, ditemukan fakta bahwa walau 88% perusahaan global sudah mulai memanfaatkan AI dalam beberapa kapasitas, nyatanya infrastruktur data dan keahlian karyawannya masih usang alias kuno.
Fakta itu terungkap dari hasil studi perusahaan pengembang platform hybrid untuk data, analitik, dan AI Cloudera yang dituangkan dalam laporan berjudul The State of Enterprise AI and Modern Data Architectures belum lama ini. Studi itu melibatkan 600 pemimpin teknologi informasi di seluruh dunia.
Secara rinci, hambatan utama dalam penggunaan AI adalah kekhawatiran akan risiko keamanan dan kepatuhan yang ditimbulkan oleh AI (74%), tidak memiliki pelatihan atau profesional berbakat yang tepat untuk mengelola perangkat AI (38%), dan perangkat AI terlalu mahal (26%).
Semua itu menunjukkan bahwa kendati penggunaan AI berkembang pesat, banyak pilar strategi AI yang kuat justru diabaikan atau dilupakan. Sebanyak 94% mengakui bahwa mereka memercayai data mereka, tapi 55% di antaranya lebih memilih menjalani perawatan saluran akar daripada mengakses semua data perusahaan.
Keputusan itu dipengaruhi oleh berbagai masalah, termasuk kumpulan data yang kontradiktif (49%), kemampuan mengatur data di berbagai platform (36%), dan terlalu banyak data (35%). Penyebabnya, bisa jadi karena perusahaan tidak memiliki arsitektur data modern sehingga tidak bisa mengakses data secara aman, mudah, dan dipercaya.●
Teks: TechnoBusiness Insights US
Data: Cloudera, Juli 2024
Foto: Pixabay
TeraBox Gratiskan Layanan Berbagi Berkas Tanpa Batas
PNM Dampingi Nasabah PNM Mekaar Daftar Izin Edar BPOM
Realme C75 Jadi Smartphone Paling Tahan Lama di Dalam Air
Canon Selphy QX20, Printer Foto Portabel nan Cepat dan Praktis
Alto Network Jalin Kemitraan dengan MotionPay, E2Pay, Bank Jago
B. Braun Indonesia Resmikan Fasilitas Technical Service Baru
Kinerja Kinclong, Carro Raih Investasi Strategis dari Woori Venture
PNM Dukung Kementerian BUMN Tingkatkan Daya Saing UMKM
Ketika GenAI Jadi Penentu Kemenangan Persaingan Perusahaan