Y&S Insights
Spire Insights: Potensi Industri Konstruksi di Indonesia
Published
3 years agoon
Oleh Intan Nilaputri | Konsultan Spire Research and Consulting
Spire Insights • Investasi industri konstruksi di Indonesia merupakan investasi industri konstruksi terbesar di Asia Tenggara. Pada 2020, pemerintah Indonesia memiliki anggaran rencana belanja sebesar Rp423,3 triliun untuk pembangunan infrastruktur. Angka tersebut 5,9% lebih tinggi daripada pada 2019 yang sebesar Rp399,7 triliun.
Baca Juga: Spire Research and Consulting Memiliki Empat Divisi Riset
Meskipun anggaran belanja pemerintah di sektor infrastruktur pada 2020 terbilang cukup besar dibandingkan dengan 10 tahun sebelumnya, tidak dapat dimungkiri bahwa realisasi proyek akan banyak terganggu dan akan mengalami keterlambatan maupun penundaan akibat dari pandemi COVID-19.
Anggaran Belanja Pemerintah di Sektor Infrastruktur Tahun 2010-2020 (Rp Triliun)
Selain dari kebijakan pemerintah terkait dengan infrastruktur, investasi lokal dan asing juga turut serta mempengaruhi pertumbuhan industri infrastruktur. Berdasarkan data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), pada 2020 investasi lokal masih menguasai mayoritas investasi sektor konstruksi dengan nilai Rp26,0 trillion atau 92,7% dari total nilai investasi di sektor konstruksi di Indonesia.
Baca Juga: Spire Insights: Perkembangan Industri Data Center di Indonesia
Nilai Investasi Di Sektor Konstruksi (Rp Triliun)
Terdapat lima jenis proyek konstruksi, pertama adalah proyek konstruksi perumahan tapak (Landed Residential ConstructionI). Contohnya, ada pembangunan perumahan cluster, single house, maupun detached house.
Kedua adalah proyek konstruksi perumahan bangunan tinggi (High Rise Residential Construction). Contohnya, apartemen, rumah susun, kondominium. Yang ketiga, proyek bangunan komersil (Commercial Building Construction). Contohnya, kantor, mal. [the_ad id=”13590″]
Baca Juga: Spire Insights: Tren Perbankan Digital, Sebuah Transformasi di Era Pandemi
Keempat, proyek konstruksi bangunan industri (Industrial Construction). Contohnya, pembangunan kilang minyak untuk industri minyak dan gas, pembangunan kawasan pabrik. Lalu, kelima, proyek konstruksi teknik sipil (Heavy Construction). Contohnya, pembangunan jalan, jaringan pipa, saluran pembuangan, dan bendungan. Biasanya proyek ini dilakukan untuk kebutuhan hajat orang banyak. [the_ad id=”13590″]
Jika dilihat dari pangsa pasar (market share)-nya, PT Waskita Karya merupakan pemegang pangsa pasar terbesar dengan presentase 20,6% dan nilai pendapatan (revenue) sebesar Rp31,38 Triliun pada 2019; diikuti oleh PT Wijaya Karya dengan pangsa pasar 17,9% senilai Rp27,21 triliun.
Baca Juga: Spire Insights: Manisnya Peluang Bisnis Masker di Masa COVID-19
Lalu, peringkat ketiga ditempati oleh PT Pembangunan Perumahan dengan presentase pangsa pasar sebesar 16,2% dan nilai pendapatan sebesar Rp24,66 triliun. Perusahaan pelat merah masih menguasai pangsa pasar industri konstruksi di Indonesia. Hal itu didorong oleh banyaknya proyek yang memang dijalankan oleh pemerintah.
Pangsa Pasar dan Nilai Profit Perusahaan Konstruksi di Indonesia
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) memperkirakan industri konstruksi nasional pada 2021 akan tumbuh 5,2-6,7%.
Tentu saja pertumbuhan ini harus dibarengi dengan pertumbuhan ekonomi pasca-pandemi. Pemerintah dan sektor swasta harus siap dalam mengejar proyek-proyek yang terbengkalai maupun yang ditunda selama pandemi.
Berdasarkan data Spire Indonesia, pandemi COVID-19 menyebabkan perekonomian Indonesia melemah sebesar 2,5% pada 2020. Nilai konstruksi yang diselesaikan juga mengalami penurunan sebesar 11%. Namun, perekonomian Indonesia dan sektor konstruksi diprediksi kembali pulih pada 2023 dengan tren pertumbuhan per tahun sebesar 3,5%.
Baca Juga: Spire Insights: Bagaimana Tetap Produktif Selama Karantina?
Untuk dapat melewati masa sulit akibat pandemi ini diperlukan arahan dan navigasi yang jelas agar industri konstruksi dapat bangkit. Restrukturisasi kredit dan pengurangan pajak adalah dua inisiatif pemerintah yang cukup efektif untuk membantu pemulihan.•
[the_ad id=”13590″]
Spire Research and Consulting merupakan perusahaan riset pasar dan konsultasi bisnis global, terutama di negara-negara berkembang. Perusahaan yang didirikan pada 2000 di Singapura ini kini memiliki kantor perwakilan di semua negara Asia Pasifik dan berkantor pusat di Tokyo, Jepang.
PT Spire Indonesia | Wisma BNI Lt. 25 Unit 8-10, Jalan Jend. Sudirman Kav. 1, Jakarta 10220, Telp/Faks: (021) 57945800 | www.spireresearch.com