Connect with us

Y&S Insights

Y&S Insights: Memetakan Pasar Logistik Indonesia Saat Ini

Oleh Marco Widodo, Konsultan YAMADA Consulting & Spire

Published

on

Y&S Insights ● Dalam beberapa tahun terakhir, industri logistik di Indonesia terus berkembang dan mulai berkontribusi tidak hanya pada pertumbuhan PDB, tetapi juga pada pembangunan negara. Baru-baru ini, terdapat fokus baru pada akses dan pengembangan daerah-daerah di luar Jawa, terutama dengan relokasi ibu kota ke Kalimantan Timur. Akibatnya, pertanyaan tentang kemudahan logistik muncul di daerah-daerah yang masih terbelakang.

Tren Pasar Terbaru

Advertisement

Dalam dunia merger dan akuisisi (M&A), banyak perusahaan mulai memfokuskan perhatian mereka pada sektor logistik, terutama di sektor Cold-Chain Logistics. Cold-Chain Logistics adalah layanan distribusi yang dapat mengirim barang dalam suhu yang terkontrol. Layanan ini biasanya mendukung industri hasil pertanian dan/atau peternakan serta industri farmasi.

Perubahan terbaru lainnya adalah pergeseran sejak pandemi. Setelah pandemi, banyak orang mulai terbiasa dengan pembelian online. Hal ini secara khusus memengaruhi pasar kurir B2C, karena semakin banyak orang menggunakan platform online untuk pembelian sehari-hari. Ini akan meningkatkan volume transaksi secara keseluruhan yang berlangsung setiap hari.

Alasan Pertumbuhan

Berdasarkan riset YAMADA Consulting & Spire, pasar logistik di Indonesia saat ini diperkirakan akan tumbuh pada tingkat rata-rata 9,06% dari 2023 hingga 2028. Hal ini mencerminkan meningkatnya permintaan akan layanan tersebut.

Faktor Kunci Pertumbuhan:

Advertisement
  1. E-commerce: Terutama pasca-pandemi, ketergantungan pada platform online untuk berbelanja, seperti Tokopedia dan Shopee, telah menjadi hal yang relatif normal, terutama di kota-kota besar di Jawa. Menurut Statista, pasar e-commerce di Indonesia diperkirakan tumbuh pada tingkat rata-rata 9,57% antara 2024-2029, mencapai total volume pasar sebesar US$79,3 miliar pada 2029.
  2. Infrastruktur: Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah telah memfokuskan upayanya pada berbagai proyek infrastruktur yang membantu memperlancar transportasi antar kota, seperti jalan tol baru dan pelabuhan. Proyek-proyek ini membuat distribusi barang antar kota menjadi jauh lebih mudah, memperluas ukuran pasar logistik.Sesuai dengan anggaran 2024, Indonesia berencana menghabiskan total Rp423 triliun pada 2024, meningkat sekitar 65% dari 2015.
  3. Kebijakan Pemerintah: Dengan diumumkannya ‘daftar positif’ oleh pemerintah, banyak pembatasan ekuitas asing telah dihapus, termasuk di sektor logistik. Akibatnya, semakin banyak pertanyaan dari negara-negara asing untuk berinvestasi di sektor logistik dan industrinya.

Penghambat Pertumbuhan

Meskipun telah terjadi kemajuan besar dalam beberapa tahun terakhir yang mendorong pasar logistik di Indonesia, terdapat juga faktor eksternal dan internal yang dapat menimbulkan ketidakpastian.

Penghambat Pertumbuhan:

  1. Hubungan Internasional: Dalam beberapa tahun terakhir, kita mulai menyaksikan memburuknya hubungan internasional, terutama antara Barat dan Timur. Akibatnya, perdagangan antar negara menjadi tidak pasti karena gejolak politik. Industri ekspor dan impor maritim juga baru-baru ini terpengaruh oleh perang dan konflik, mengingat adanya gangguan pada jalur perdagangan akibat tindakan musuh.
  2. Pembatasan Pemerintah: Meskipun telah ada beberapa perubahan terkait pembatasan bagi investor asing di sektor logistik, masih banyak sektor dalam logistik yang terbatas. Salah satu contohnya adalah industri kurir yang masih belum mengizinkan investasi mayoritas asing.

Meskipun Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi dan pasar yang semakin luas, negara ini masih menghadapi kendala dari segi teknologi dan modal. Dalam hal ini, M&A lintas negara dapat memberikan jalur untuk pertumbuhan, baik secara domestik maupun internasional.

Sebagai contoh dalam kasus entitas asing yang memasuki Indonesia di sektor logistik, mereka dapat menyediakan tidak hanya teknologi baru tetapi juga potensi pendanaan yang lebih besar untuk membantu membiayai proyek-proyek baru yang membutuhkan modal besar. Hal ini terutama berlaku di industri logistik, di mana aset tambahan (gudang, kendaraan, kapal, dll.) dan teknologi baru (sistem dan infrastruktur cold storage) sangat mahal bagi pemain lokal.

Secara keseluruhan, dengan fokus terbaru dari pemerintah untuk meningkatkan infrastruktur antar kota, serta meningkatnya permintaan untuk layanan transportasi baik untuk kebutuhan konsumen individu maupun korporasi, kita dapat mengharapkan pasar logistik di Indonesia terus tumbuh.

Selain itu, dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil dan kepastian hukum investasi bisnis di Indonesia, kita mungkin juga mulai melihat minat asing yang lebih besar di Indonesia, baik dalam bentuk Operasi Bersama (Joint Operation/JO), Usaha Patungan (Joint Venture/JO), M&A.●

Advertisement

Yamada Consulting & Spire (Y&S) merupakan perusahaan riset dan konsultasi bisnis terkemuka di dunia dengan kantor pusat di Tokyo, Jepang, dan kantor pusat regional Asia Pasifik di Singapura. Sebelum diakuisisi oleh Yamada Consulting Group, perusahaan ini dikenal dengan nama Spire Research and Consulting.

Y&S Indonesia | Menara Astra Lt. 25 Unit 25D, Jalan Jend. Sudirman Kav. 5-6, Jakarta 10220, Telp/Faks: (021) 50889816 www.yamada-spire.com