Published
7 years agoon
Jakarta, TechnoBusiness ID/Koin.Digital ● Seseorang bisa menjadi kaya dan miskin dalam sekejap itu nyata adanya, bukan cerita di sinetron saja. Buktinya, pada akhir 2017 banyak orang yang menjadi kaya raya karena harga koin digital Bitcoin yang mereka beli dengan harga rendah tiba-tiba melambung tinggi.
Pada Juli 2017, harga satu Bitcoin masih USD2.500, lalu sekonyong-konyong nilainya meroket menjadi USD19.000 pada akhir 2017. Kenaikan itulah yang menyebabkan semakin banyak orang menggelontorkan uangnya ke koin digital itu dan sejenisnya.
Tapi, karena sifatnya masih spekulatif, harga koin digital yang saat ini berjumlah 1.441 macam sangat fluktuatif. Harganya juga sangat rentan dipengaruhi oleh kabar yang beredar.
Hari ini, orang-orang yang kaya mendadak dari koin digital Bitcoin dan lainnya bisa jatuh miskin tiba-tiba. Sebab, harga Bitcoin yang begitu tinggi itu sekonyong-konyong jatuh sementara ke titik terendah tahun ini di angka Rp120 jutaan.
Penurunan itu disebabkan munculnya larangan secara menyeluruh transaksi koin digital di China. Bank Indonesia pada Sabtu (13/1) lalu juga telah menerbitkan surat edaran yang menyatakan tidak mengakui mata uang selain rupiah.
Itu membuktikan bahwa prediksi para analis yang mengatakan koin digital akan bubble mendekati benar dan membantah perkiraan Kay Van-Petersen, analis Saxo Bank, akan semakin naik setelah sedikit menurun.
Seperti diberitakan CNBC dan CCN, Petersen beranggapan nilai Bitcoin akan kembali naik lebih tinggi karena banyak investor kelembagaan yang menawar harga Bitcoin hingga USD100.000.
“Ia bisa naik tiba-tiba dan turun drastis secara tiba-tiba pula. Trading koin digital itu tak ubahnya bermain game atau naik roaller coaster, kalau tidak kuat jantungnya bisa copot.”
—Purjono Agus Suhendro, CEO TechnoBusiness Indonesia
Apakah Petersen sepenuhnya salah? Tidak bisa dibilang begitu juga. Sebab, pergerakan harga koin digital Bitcoin dan sejenisnya sangat sulit diprediksi. Petersen mengatakan mungkin saja harganya bergerak antara USD50.000-100.000 atau meningkat 300-700% sampai akhir tahun diukur dari Selasa (16/1) kemarin.
Keyakinan Petersen itu tidak bisa dibantah, tapi juga tidak bisa dianggap mendekati benar. Alasannya, menurut CEO TechnoBusiness Indonesia Purjono Agus Suhendro, koin digital itu tidak memiliki fundamental yang kuat sehingga nilainya bergerak liar.
“Ia bisa naik tiba-tiba dan turun drastis secara tiba-tiba pula. Trading koin digital itu tak ubahnya bermain game atau naik roaller coaster, kalau tidak kuat jantungnya bisa copot,” ungkapnya kepada Koin.Digital di Jakarta, Rabu (17/1).
Ia mengatakan orang yang baru saja merasa senang karena meraih keuntungan tidak bisa sepenuhnya menikmati karena bisa saja mendadak menjadi rugi. Begitu juga sebaliknya. Jika saham ada batas atas dan bawahnya, sedangkan koin digital tidak.
“Oleh sebab itu, kalau tidak kuat dengan risikonya, jangan memikirkan keuntungannya,” ujarnya. “Ke depan, koin digital masih rentan mengantarkan siapa pun kepada kerugian karena isu negatif lebih banyak daripada positifnya.●
—Irvan Maulana, TechnoBusiness ID/Koin.Digital ● Foto-Foto: TechnoBusiness
Donald Trump Menang, Harga Bitcoin Cetak Rekor Rp1,2 Miliar
Harga Ethereum Pecahkan Rekor, Bitcoin Dekati Rp1 Miliar
Dahsyat! Harga Bitcoin Hari ini Kembali Tembus Rp932 Juta
El Salvador akan Jadikan Bitcoin Mata Uang yang Sah
Harga Bitcoin Anjlok, Oscar Darmawan: Tak Perlu Khawatir
Harga Bitcoin Melejit, Indonesia Sumbang Volume Transaksi 1%
Dahsyat! Harga Bitcoin Siang Ini Tembus Rp900 Juta
Setelah Mencapai Puncak, Harga Bitcoin Terjun Bebas
Harga Bitcoin Mencapai Rekor Baru US$58.332 pada Minggu