Y&S Insights
Spire Insights: Perkembangan Industri Perfilman dan Platform OTT di Indonesia
Oleh Nabil Bisyir, Konsultan Spire Research and Consulting
Published
1 year agoon
Spire Insights ● Perkembangan industri perfilman Indonesia kian membaik setelah sebelumnya mengalami pukulan sangat berat yang disebabkan oleh pandemi COVID-19. Semenjak adanya pandemi dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), minat dan kapabilitas konsumen untuk menonton film di bioskop pada masa tersebut kian menurun dan membuat mereka beralih untuk menonton film dan serial favorit mereka di platform over the top (OTT) melalui perangkat kesayangan mereka.
Baca Juga: Spire Insights: Fenomena Artis Korea Sebagai Brand Ambassador Produk Kosmetik Indonesia
Dimulai dari 2021 minat penonton film di Indonesia untuk kembali menonton sudah mulai kembali membaik walaupun perkembanganya belum sama seperti di masa sebelum pandemi. Kemudian pada 2022, Indonesia mengalami peningkatan jumlah penonton yang cukup signifikan. Hal ini terbukti bahwa terdapat 12 film produksi Indonesia yang berhasil menembus jumlah 1 juta penonton di tahun tersebut. Sedangkan di 3 bulan pertama di 2023 sudah terdapat 3 film Indonesia yang mencatatkan jumlah penonton lebih dari 500.000 orang.
Selain memiliki perkembangan dari segi kuantitas, industri film Indonesia juga mengalami perkembangan dari segi kualitas. Dimulai dari film dengan judul Pengabdi Setan 2 yang menjadi film pertama asal Indonesia yang ditayangkan dengan teknologi IMAX dan menciptakan pengakuan dari negara-negara di luar Indonesia. Kemudian terdapat film Ngeri-Ngeri Sedap yang terpilih menjadi perwakilan Indonesia untuk mengikuti ajang piala Oscar 2023 dalam kategori “Best International Feature Film” pada 2022.
Bioskop bukan menjadi destinasi satu-satunya bagi industri perfilman di Indonesia.
Bioskop bukan menjadi destinasi satu-satunya bagi industri perfilman di Indonesia. Layanan OTT juga menjadi salah satu platform bagi para penikmat film untuk menonton berbagai film yang disediakan masing-masing platform. Berbagai platform OTT saling berkompetisi untuk mendapatkan konten-konten film eksklusif dari film-film ternama demi mendatangkan pelanggan baru untuk menjadi konsumen mereka dan menggunakan jasa langganan OTT mereka.
Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Spire Research and Consulting, terdapat 5 pemain platform OTT utama di Indonesia, yaitu Netflix, Disney+, Viu, Vidio, Vision+. Platform OTT Disney+ menjadi OTT dengan jumlah pelanggan sebanyak 5,2 juta, diikuti oleh Vidio dengan 4,72 juta pengguna, dan Viu dengan 2,94 juta pengguna. Namun, jika dibagikan berdasarkan revenue, Netflix masih menjadi pemegang revenue tertinggi dengan pendapatan sebesar Rp123 milliar disusul Vidio dengan pendapatan Rp110 milliar dan Disney+ dengan pendapatan Rp 98 Milliar.
Sekarang para pekerja di industri perfilman Indonesia pun memiliki opsi yang lebih luas lagi untuk mendapatkan pekerjaan dan sumber pendapatan di luar dari penjualan tiket dan juga penjualan merchandise mereka. Film yang sebelumnya sudah tayang di bioskop dalam rentang waktu 1-3 bulan dari penayangan film tersebut nantinya akan muncul di platform OTT yang bekerja sama dengan mereka untuk mendapatkan hak eksklusif untuk menayangkan film tersebut di platform mereka.
Baca Juga: Spire Insights: Mengungkap Industri Ride-Hailing di Indonesia
Selain mengakuisisi film-film yang tayang di bioskop untuk menjadi konten eksklusif platform streaming services, setiap platform juga memproduksi konten film atau serial yang mereka tayangkan masing-masing. Dengan menghasilkan konten-konten dari produksi mereka sendiri, maka akan membuat perusahaan streaming services tersebut mengeluarkan biaya yang lebih rendah dibanding mengakuisisi atau menyewa lisensi film yang sudah ada. Platform OTT seperti Netflix dan Disney+ menjalin kerja sama dengan production house lokal untuk menayangkan dan memproduksi konten original lokal untuk platform mereka masing-masing.
Berdasarkan tingginya minat penonton dan banyaknya pengguna platform OTT di Indonesia, diperkirakan industri ini akan mengalami pertumbuhan yang positif dan membantu perkembangan film Indonesia, baik dari segi kuantitas maupun kualitas.●
Spire Research and Consulting merupakan perusahaan riset pasar dan konsultasi bisnis global, terutama di negara-negara berkembang. Perusahaan yang didirikan pada 2000 di Singapura ini kini memiliki kantor perwakilan di semua negara Asia Pasifik dan berkantor pusat di Tokyo, Jepang.
PT Spire Indonesia | Menara Astra Lt. 25 Unit 25D, Jalan Jend. Sudirman Kav. 5-6, Jakarta 10220, Telp/Faks: (021) 50889816 | www.spireresearch.com
You may like
-
Pullman Hotels & Resorts Reveals “The Transforming Room” Concept
-
Y&S Insights: Komparasi Implementasi 5G di Indonesia dan Negara-Negara Lain
-
Infor Positioned as a Leader in the 2024 Gartner Magic Quadrant for Cloud ERP
-
Pemasaran Aplikasi Seluler di Asia Tenggara Cukup Potensial
-
Inilah Daftar Pemenang Smarties Indonesia Awards 2024
-
MMA Impact Indonesia 2024 Soroti Dampak Mendalam Digitalisasi
-
Laba Bersih BCA Digital pada Kuartal 3/2024 Tumbuh 532,7%
-
Synnex Metrodata Indonesia Jadi Distributor Devo Technology
-
BPA Broker Hadirkan Solusi Telekonsultasi Kesehatan dr. Barron