TechnoBusiness Insights
Reli Harga Bitcoin Ternyata Tak Menarik bagi CFO Perusahaan
Published
4 years agoon
Reli harga Bitcoin sejak setahun lalu ternyata tak menarik bagi para CFO untuk menjadikannya sebagai aset perusahaan.
California, TechnoBusiness Insights • Reli harga Bitcoin (BTC) sejak satu tahun lalu rupanya belum mereda. Harga Bitcoin yang per Februari 2020 sebesar US$10.000 naik berlipat menjadi US$52.000 per Rabu (17/2).
Baca Juga: Mau Untung dari Aset Kripto? Jangan Terpaku pada Bitcoin!
Reli harga Bitcoin dipacu oleh banyaknya permintaan pembeli ritel dan perusahaan global yang mulai berinvestasi di aset kripto.
MicroStrategy, Tesla, dan beberapa perusahaan lain menggelontorkan dana yang tak sedikit untuk membeli Bitcoin. JP Morgan saat ini juga sedang berpikir untuk berinvestasi di Bitcoin.
Perusahaan-perusahaan pembayaran multinasional seperti PayPal dan Mastercard tak kalah sigap dengan memfasilitasi transaksi Bitcoin dan aset kripto pilihan lainnya.
Baca Juga: Pengguna Situs Perjodohan Online MuslimMatch.com Naik 40%
Nah, pertanyaannya, apakah reli harga Bitcoin itu menarik bagi para chief financial officer (CFO) untuk menjadikannya sebagai aset perusahaan seperti yang dilakukan MicroStrategy dan Tesla?
Apakah menarik bagi para CFO untuk menjadikannya sebagai aset perusahaan?
Rupanya tidak. Dalam survei yang dilakukan oleh firma riset Gartner baru-baru ini diketahui bahwa hanya 5% CFO yang berencana menjadikan Bitcoin sebagai aset perusahaan.
Sementara itu, 84% CFO lainnya menyatakan tidak peduli dengan reli harga Bitcoin lalu menjadikannya aset perusahaan. Mereka menilai volatilitas Bitcoin menimbulkan risiko finansial.
[the_ad id=”13590″]
Baca Juga: Mastercard Bersiap Fasilitasi Transaksi Menggunakan Bitcoin
“Sangat sulit untuk memprediksi perubahan harga yang terlihat dalam aset kripto selama lima tahun ke depan,” ungkap Alexander Bant, Kepala Riset Gartner Finance.
Para CFO yang akan menjadikan Bitcoin sebagai aset perusahaan mengaku tidak akan terburu-buru melakukannya. Sebanyak 5% akan melakukannya tahun ini, 1% pada 2022-2023, dan 9% pada 2024 atau nanti.
Selain volatilitas harga Bitcoin, Bant menyebutkan, risiko yang harus dihadapi dewan direksi jika harga turun dan peraturan pemerintah di masing-masing negara perusahaan juga masih menjadi masalah utama.
[the_ad id=”13590″]
Baca Juga: 5 Aset Kripto Terbesar di Dunia Selain Bitcoin Saat Ini
Bersamaan dengan itu, para analis yang pro aset kripto memperkirakan reli harga Bitcoin masih akan terjadi dan menciptakan rekor-rekor harga terbaru sepanjang sejarah kemunculannya.•
Teks: TechnoBusiness Insights
Data: Gartner, Februari 2021
Foto: Pixabay
Simak berita-berita kami dalam bentuk video di kanal TechnoBusiness TV. Jangan lupa berikan atensi Anda dengan “like, comment, share, dan subscribe”.