Connect with us

Y&S Insights

Y&S Insights: Peluang dan Tantangan Industri IoT di Tengah Ancaman Cyber Security

Oleh Gilang Arief Pratama, Konsultan YAMADA Consulting & Spire

Published

on

Y&S Insights ● Revolusi Industri 4.0 secara global telah mendorong pertumbuhan signifikan dalam industri Internet of Things (IoT), termasuk di Indonesia, yang bertujuan untuk mengakselerasi transformasi digital di berbagai sektor. Konsep IoT memungkinkan integrasi berbagai perangkat seperti kendaraan, televisi, dan perangkat lainnya dengan internet, memfasilitasi integrasi data dan pengambilan keputusan berdasarkan informasi yang tersedia.

Berdasarkan laporan Mordor Intelligence yang didukung oleh Asosiasi Internet of Things Indonesia (ASIOTI), industri IoT di Indonesia diproyeksikan tumbuh dengan tingkat Compound Annual Growth Rate (CAGR) mencapai 23,2% pada periode 2024-2028, dengan potensi ekosistem mencapai USD 24,83 miliar pada tahun 2028.

Penerapan IoT di Indonesia menjanjikan transformasi besar di berbagai sektor industri yang dilakukan melalui peningkatan efisiensi biaya dan produktivitas, peningkatan konektivitas dan akses informasi, pendorong pertumbuhan ekonomi, dan peningkatan keuntungan bisnis. Peluang bisnis baru dari penerapan IoT dapat meliputi:

Advertisement

  • Smart Agriculture

Precision Farming: sensor IoT untuk memantau kondisi tanah, kelembaban, dan cuaca guna mengoptimalkan penggunaan pupuk dan irigasi, meningkatkan hasil panen dan mengurangi biaya.

Livestock Monitoring: pemantauan kesehatan ternak secara real-time menggunakan sensor yang dapat mendeteksi penyakit lebih awal dan mengurangi kehilangan ternak.

  • Smart Manifacturing

Predictive Maintenance: sensor IoT untuk memantau kondisi mesin dan melakukan perawatan preventif sebelum terjadi kerusakan, yang mengurangi waktu henti dan biaya perbaikan.

Supply Chain Optimization: integrasi sensor IoT di seluruh rantai pasok untuk memantau pergerakan barang secara real-time, mengurangi penundaan, dan meningkatkan efisiensi logistik.

  • Healthcare

Remote Patient Monitoring: perangkat IoT untuk memantau kondisi pasien dari jarak jauh, memungkinkan dokter memberikan perawatan tanpa harus berada di lokasi yang sama dengan pasien.

Wearable Health Devices: perangkat wearable yang memantau indikator kesehatan seperti detak jantung, tekanan darah, dan aktivitas fisik, yang dapat membantu dalam pencegahan penyakit dan perawatan yang lebih personal.

  • Smart Transportation

Fleet Management: sistem IoT untuk memantau lokasi, kondisi, dan penggunaan kendaraan dalam armada, mengoptimalkan rute, mengurangi konsumsi bahan bakar, dan meningkatkan efisiensi operasional.

Traffic Management: sensor dan kamera IoT untuk memantau lalu lintas secara real-time, mengurangi kemacetan, dan meningkatkan keselamatan di jalan raya.

Advertisement
  • Smart City

Smart Lighting: sistem pencahayaan jalan yang diatur secara otomatis berdasarkan kondisi lingkungan, yang dapat menghemat energi dan biaya.

Smart Government: Sistem IoT yang terintegrasi untuk memudahkan pelaksanaan pelayanan publik seperti smart tax, e-procurement, dan layanan publik lain untuk pelaksanaan layanan publik yang lebih efisien, dan transparan.

  • Retail

Smart Shelves: toko yang dilengkapi sensor untuk memantau stok barang secara real-time, mengurangi kekosongan stok dan meningkatkan pengalaman pelanggan.

Personalized Marketing: menggunakan data dari perangkat IoT untuk memahami perilaku pelanggan dan memberikan penawaran yang lebih personal dan relevan.

  • Energy Management

Smart Grid: jaringan listrik yang menggunakan sensor IoT untuk mengoptimalkan distribusi dan penggunaan energi, mengurangi biaya operasional dan meningkatkan keandalan pasokan listrik.

Home Automation melalui sistem otomatisasi rumah yang mengontrol pencahayaan, pemanas, dan peralatan rumah tangga lainnya untuk menghemat energi dan meningkatkan kenyamanan penghuni.

Namun, pertumbuhan dan peluang bisnis baru ini juga disertai dengan tantangan signifikan terkait keamanan siber. Berdasarkan laporan “Cybersecurity Readiness Index 2024” yang dirilis oleh perusahaan teknologi perangkat dan solusi jaringan Cisco, hanya sekitar 12% organisasi di Indonesia memiliki ketahanan terhadap risiko keamanan siber modern.

Ancaman utama yang dapat terjadi dalam penggunaan sistem IoT di Indonesia meliputi:

Advertisement
  1. Malware, program komputer yang diciptakan untuk merusak atau mengganggu perangkat, sistem, atau jaringan komputer dan dapat mencuri data, merusak sistem operasi, atau mengambil alih kontrol perangkat.
  2. Ransomware, jenis malware yang mengenkripsi data pada perangkat korban, membatasi akses pengguna ke data tersebut, dan meminta tebusan dalam bentuk uang agar data tersebut dapat di-dekripsi kembali.
  3. Phishing, teknik sosial engineering di mana penyerang mencoba untuk memperoleh informasi sensitif (seperti kata sandi, nomor kartu kredit, atau informasi login) dengan menyamar sebagai entitas tepercaya.
  4. Carding, kegiatan kriminal yang melibatkan penggunaan informasi kartu kredit atau pembayaran elektronik yang dicuri untuk membeli barang atau layanan secara ilegal.
  5. Botnet, jaringan komputer yang terinfeksi oleh malware dan dikendalikan secara eksternal oleh penyerang tanpa sepengetahuan pemiliknya menargetkan perangkat IoT (seperti kamera keamanan, perangkat smart-home, smartwatch).
  6. SIM Swap, teknik yang digunakan oleh penyerang untuk mengambil alih nomor ponsel atau kartu SIM korban dari penyedia layanan telekomunikasi.

Untuk mengatasi risiko ini, langkah-langkah pencegahan dan mitigasi perlu segera diimplementasikan oleh perusahaan dan individu yang menggunakan teknologi IoT di Indonesia. Dalam mengelola keamanan perangkat IoT perusahaan, disarankan untuk menerapkan kebijakan keamanan siber yang jelas dalam mengatur penggunaan perangkat IoT, akses data, dan protokol keamanan, serta memastikan kepatuhan dari semua karyawan.

Selain itu, melakukan evaluasi keamanan secara berkala terhadap semua perangkat IoT yang terhubung ke jaringan perusahaan, mengidentifikasi kerentanan yang ada, dan menerapkan patch keamanan serta pembaruan firmware secara berkala sangat perlu dilakukan. Untuk mengamankan infrastruktur, perusahaan perlu menggunakan jaringan khusus untuk perangkat IoT, memasang firewall, sistem deteksi intrusi (IDS), dan enkripsi data untuk melindungi data IoT yang dikirim dan diterima.

Kemudian, bagi individu yang menggunakan perangkat IoT disarankan untuk memilih perangkat dari vendor terpercaya dengan reputasi keamanan siber yang baik. Pengguna perlu memastikan bahwa perangkat IoT dilengkapi dengan fitur keamanan yang kuat seperti enkripsi data dan otentikasi pengguna yang tangguh.

Mengubah kata sandi default segera menjadi kata sandi yang unik dan kuat, menghindari penggunaan ulang kata sandi di perangkat yang berbeda, serta melakukan pembaruan firmware dan patch keamanan secara berkala, dengan mengaktifkan pembaruan otomatis jika memungkinkan, merupakan praktik penting.

Dengan penerapan langkah-langkah ini, Indonesia dapat mengoptimalkan potensi yang signifikan dari penerapan IoT untuk meningkatkan efisiensi operasional, mendukung pertumbuhan ekonomi, dan inovasi bisnis di tengah tantangan keamanan siber yang makin krusial di era digital saat ini.

Advertisement

Yamada Consulting & Spire (Y&S) merupakan perusahaan riset dan konsultasi bisnis terkemuka di dunia dengan kantor pusat di Tokyo, Jepang, dan kantor pusat regional Asia Pasifik di Singapura. Sebelum diakuisisi oleh Yamada Consulting Group, perusahaan ini dikenal dengan nama Spire Research and Consulting.

Y&S Indonesia | Menara Astra Lt. 25 Unit 25D, Jalan Jend. Sudirman Kav. 5-6, Jakarta 10220, Telp/Faks: (021) 50889816 www.yamada-spire.com