Connect with us

Y&S Insights

Spire Insight: Menilik Implementasi Teknologi 5G di Korea Selatan

Published

on

Oleh Rahmat Dewan Dana | Konsultan Spire Research and Consulting

Spire Insight ● Wacana pemerintah Indonesia untuk segera mengimplementasikan 5G di Indonesia memang belum rampung. Sebab, pemerintah masih fokus dengan pemerataan koneksi 4G. Hal ini ditandai dengan gencarnya fiberisasi di berbagai daerah.

Baca Juga: Spire Research and Consulting Memiliki Empat Divisi Riset 

Meski begitu, Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengungkapkan adanya rencana untuk melelang frekuensi 5G dan menurunkan layanan broadband berbasis 5G (mobile dan fixed broadband) pada 2022.

Advertisement

Berkaca dari Korea Selatan yang telah meluncurkan jaringan seluler 5G pada 5 April 2019, lompatan transformasional yang dilakukan negara tersebut sampai saat ini telah memengaruhi pola kehidupan di berbagai sektor sehari-hari. Di antaranya bisnis, kesehatan, budaya perusahaan, model bisnis, dan lainnya yang melibatkan teknologi 5G sudah pasti terpengaruh.

Baca Juga: Spire Insight: Mencari Harapan Pasca Gempa Palu

Sebagai negara pertama didunia yang mengimplementasikan teknologi 5G secara komersial dan luas, pemerintah Korea Selatan bekerja sama dengan pemimpin pasar perusahaan komunikasi di Korea Selatan dalam proyek pengembangan teknologi 5G.

Produk teknologi 5G apa saja yang dikembangkan dan implementasikan di Korea Selatan, berikut ulasannya.

  1. Idol Live (LG U+) dan Social VR (SKT)

Dalam sebuah studi yang dirilis jurnal Human Factors, para peneliti mengamati kebiasaan main game menggunakan virtual reality (VR) di konsol PlayStation, Xbox, dan Wii.

Baca Juga: Industri Sepatu Indonesia Potensi Besar Produk Dalam Negeri

Advertisement

Kemudian para responden memainkan beberapa game dengan konsol Xbox selama 50 menit. Lebih dari 90% peserta yang bermain game sambil berdiri dilaporkan mengalami perasaaan mual (motion sickness).

Sementara itu, hanya 59% dari mereka yang bermain sembari duduk merasakan motion sickness. Tapi, dengan teknologi 5G, perasaan mual bisa hilang karena latensi yang digunakan oleh teknologi 5G terbilang rendah.

Salah satu produk yang sudah mengimplementasi teknologi 5G ke VR/AR di antaranya Idol Live (LG U+) dan Social VR (SKT). Idol Live yaitu produk yang memungkinkan penggunanya bisa fokus menonton kepada satu idola saja. Aplikasi itu sangat popular di antara pecinta K-Pop.

Spire Insight: Game merupakan salah satu industri yang cukup mendapat perhatian, khususnya di pasar di Indonesia. Pokkt, Decision Lab, dan Mobile Marketing Association (MMA) telah melakukan studinya.

Menurut mereka, jumlah mobile gamer di Tanah Air mencapai 60 juta. Jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat menjadi 100 juta pada 2020.

Hal ini menjadi peluang bisnis baru. Apalagi dengan mengaplikasikan koneksi 5G dan mengintegrasi teknologi VR dengan platform Android atau game console lainnya.

Sedangkan untuk teknologi Social VR, teknologi ini bisa diimplementasikan oleh jasa penyedia layanan TV berlangganan. Hal ini bisa menambah value added bagi perusahaan dengan menambah fitur produk nonton bareng menggunakan teknologi 5G.

Advertisement

Baca Juga: Tantangan Industri Advertising PayTV

Sedangkan Social VR (SKT) merupakan teknologi visual yang memungkinkan penggunanya menonton film atau olahraga secara bersamaan seperti sedang dalam satu ruangan, meski sebenarnya terpisah jauh.

[the_ad id=”13594″]

  1. HD Map Dynamic Data Platform

Dalam proyek ini, Korea Selatan telah membuat peta HD yang dapat dibaca oleh mesin dari area IFEZ (Incheon Free Economic Zone),yaitu Kota Songdo, Yeongjong, dan Kota Internasional Cheongna.

Informasi tersebut akan diteruskan ke Advanced Driver Assistance Systems (ADAS) melalui jaringan 5G sehingga mobil bisa mengemudi secara otomatis, termasuk mengemudi otomatis sesuai kondisi jalan, batas kecepatan, jalur, dan kemiringan jalan.

Baca Juga: Sektor Bisnis yang Selalu Seksi

Advertisement

Mereka juga akan bekerja berdasarkan kebijakan transportasi yang lebih cerdas dan lebih aman dengan membangun pusat data untuk melacak populasi yang mengambang.

Spire Insight: Berdasarkan statistik Korlantas Polri, jumlah peristiwa kecelakaan pada 2019  sebanyak 107.500 kali. Memang hal ini tidak hanya dipengaruhi oleh satu faktor saja, melainkan akibat dari beberapa faktor penyebab kecelakaan yang cukup kompleks.

Jika HD Map Dynamic Data Platform ini diimplementasikan dalam sistem lalu lintas di Indonesia, kemungkinan bisa membantu mengurangi tingkat kecelakaan yang ada.

IoT juga bisa membantu petugas keamanan dalam mengambil keputusan lebih cepat dan tepat terkait informasi yang didapatkan dari HD Map.

Teknologi ini juga bisa diimplementasikan di berbagai sektor potensial seperti  transportasi, logistik, dan penanggulangan bencana.

Advertisement

Baca Juga: Efektivitas Iklan Menggunakan Media Lift 

  1. NUGU (Hospitality dan Healtcare)

Dalam rangka membangun smart hospital dengan menggunakan teknologi 5G, Universitas Yonsei, pemerintah, dan pihak telekomunikasi memberikan solusi digital di seluruh 5G berupa kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), Augmented Reality (AR), dan Internet of Things (IoT) untuk rumah sakit yang ada di Korea Selatan.

[the_ad id=”13594″]

Rumah sakit digital bertenaga 5G akan dilengkapi dengan speaker AI (Virtual Voice Assistant). Produk yang dinamai NUGU ini memungkinkan pasien yang memiliki keterbatasan fisik bisa mengontrol tempat tidur, pencahayaan, dan TV mereka menggunakan suara sebagai input perintah dengan mudah.

Mereka bahkan dapat menggunakan layanan NUGU Call untuk mendapatkan bantuan medis jika keadaan darurat.

Baca Juga: Kondisi Produk Aromatik Milik Industri Petrokimia Indonesia

Advertisement
  1. Robot pendeteksi produk cacat

Tujuan utama dari initiatif ini adalah untuk meningkatkan produktivitas di pabrik-pabrik lokal. Solusi pabrik pintar yang dijuluki “FactoryMakers” dikembangkan dalam kemitraan dengan produsen lokal dan penyedia solusi telekomunikasi.

Solusi ini merupakan integrasi antara kecerdasan buatan (AI), bigdata, jaringan cloud, dan teknologi keamanan. Dalam pengembangan ini, Korea menggandeng Hyundai Heavy Industries Group untuk pengembang robotik.

Baca Juga: Menganalisis Nasib Industri Baja Nasional

Dalam praktiknya, saat produk melewati sabuk konveyor, kamera 12 megapiksel mengambil 24 gambar dari berbagai arah. Ketika gambar dikirim ke server cloud melalui jaringan 5G, AI membaca gambar dan memeriksa serta menginformasikan hasilnya.

Kemudian, data dan analisis menyaring apabila ada indikasi produk cacat dalam sistem produksi menggunakan robot. Dalam implementasinya, proses ini hanya membutuhkan kurang dari delapan detik.

Spire Insight: Sejak memasuki era Industri 4.0, hanya dengan menggunakan teknologi 4G saja di Indonesia sudah banyak model bisnis baru yang dikembangkan oleh startup berlatar belakang digital native.

Advertisement

Katakanlah Gojek, platform e-commerce, smart city & healthcare, smart logistic, bahkan e-learning yang interatif bias menjadi peluang bisnis di Indonesia.

Hal ini telah mengubah pola bisnis dan costumer behaviour dari pola tradisional menjadi digital. Juga, mempengaruhi perusahaan dalam menanggapi bisnis yang ada di Indonesia.

Bagaimana keadaan pasar ketika teknologi 5G sudah diimplementasikan di Indonesia? Jawabannya, ada di research & development, new business model opportunity, dan implementasi teknologi 5G yang memenuhi kebutuhan dan ekspektasi pasar di Indonesia.● SPONSORED CONTENT

Catatan: Artikel ini dibuat dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya oleh Spire Research and Consulting. 

 

Advertisement

Spire Research and Consulting merupakan perusahaan riset pasar dan konsultasi bisnis global, terutama di negara-negara berkembang. Perusahaan yang didirikan pada 2000 di Singapura ini kini memiliki kantor perwakilan di semua negara Asia Pasifik dan berkantor pusat di Tokyo, Jepang.

PT Spire Indonesia | Wisma BNI Lt. 25 Unit 8-10, Jalan Jend. Sudirman Kav. 1, Jakarta 10220, Telp/Faks: (021) 57945800 www.spireresearch.com